ㅤㅤThough I want to return,
ㅤㅤbecause it is you.
ㅤㅤ━━━━━━━━━━━━━



— Januari 2000, 22.31 WIB.
— Madiun, Jawa Timur.
— Flashback solo plot.
— Plot in Bahasa Indonesia.


⠀⠀⠀Bahkan disaat waktu sudah menunjukan hampir pukul sebelas malam,

di saat Nathandra sudah melepas pakaian seragam lapangan dan berganti ke kaos pendek berwarna hijau, masih ada saja prajurit yang berlalu lalang di sekitar markas.
⠀⠀⠀

⠀⠀⠀Nathandra belum pulang ke rumah dinas hari ini, ada keperluan yang baru saja ia selesaikan,

ia baru mendapat kesempatan untuk menarik nafas dan mengecek ponsel kecil di tangan menjadi kegiatan pertama setelah ia berganti pakaian.
⠀⠀⠀

⠀⠀⠀Memang, Nat sudah memberi kabar akan kemungkinan bahwa ia tak dapat menelpon istrinya seperti biasa akibat kesibukan.
⠀⠀⠀

⠀⠀⠀Pasti sang istri akan mengerti, dan sekarang karena kesempatan muncul tak ada salahnya mencoba menelpon.
⠀⠀⠀

⠀⠀⠀Tak ada perbedaan zona waktu antara tempat Nat berdinas dengan Jakarta, itu berarti di Jakarta pun sudah hampir pukul sebelas malam.
⠀⠀⠀

⠀⠀⠀Seharusnya Rana sudah beristirahat, apalagi katanya ia juga sedang dapat banyak sekali pesanan baju.
⠀⠀⠀

⠀⠀⠀Ponsel kecil ia buka, segera menuju daftar kontak yang dimuat pada ponsel Nathandra, “Rana Istriku” menjadi tujuan Nat saat ini.

Inginnya sih dijawab, tapi kalau tidak pun tak apa, memang sudah jam seseorang untuk beristirahat.

⠀⠀⠀Sedikit kesepian Nat malam ini karena Herman, bawahan yang paling ia percaya sudah terlebih dahulu kembali ke asrama.

Ah?

Dijawab, belum tidur sang istri ternyata, cepat-cepat Nathandra menyapa terlebih dahulu.
⠀⠀⠀

⠀⠀⠀“Halodek?” Sapa Nathandra kepada sang istri di sana.

⠀⠀⠀“Mas Nathan? Udah selesai kerjaanya, Mas?”

Aih, manis sekali suara istrinya ini, membuat rasa lelah Nathandra seakan hilang begitu saja.
⠀⠀⠀
⠀⠀
⠀⠀⠀“Hehe, Iya nih, Dek. Baru selesai, ini bentar lagi mau pulang ke rumah dinas. Kamu kenapa belum tidur?”

⠀⠀⠀“Sama kayak Mas kok, pesenan baru selesai, sebentar lagi mau tidur nih. Kalo Mas nanya begitu kenapa nelpon adek coba....”
⠀⠀⠀

⠀⠀⠀“Hehehe, ya kangen aja, gak kepikiran bakal beneran dijawab kok.”

⠀⠀⠀“Iya deh, nanti abis telponan langsung pulang ya, istirahat.”

⠀⠀⠀“Kamu juga, langsung tidur ya, jangan sampe kecapean.”
⠀⠀⠀

⠀⠀⠀Tawa kecil terdengar, pun dengan senyuman yang tergambar, entah Rana di Jakarta sana tersenyum atau tidak bersamaan dengan senyuman suaminya.
⠀⠀⠀

⠀⠀⠀Percakapan antar dua kekasih ini sama seperti hari-hari sebelumnya, tak jauh berbeda.

Hanya bertukar kabar, bertanya akan kejadian yang terjadi hari ini, suasana hati masing-masing.
⠀⠀⠀

⠀⠀⠀Banyaknya sih, Nathandra yang bercerita, toh Nat sudah tahu betul kegiatan sang istri di Jakarta sana, tak jauh dari menjahit baju dan mengurus pesanan.
⠀⠀

⠀⠀⠀Nathandra di sisi lain kerap bertemu dengan wajah yang kurang familiar, ada saja cerita menarik setiap harinya.
⠀⠀

⠀⠀⠀Mungkin di mata orang percakapan semacam itu lama kelamaan akan terasa membosankan,

tapi sedari awal bukanlah cerita yang ingin mereka berdua dengar, melainkan suara satu sama lain.
⠀⠀⠀

⠀⠀⠀Sudah hampir empat tahun mereka menikah, ditambah dengan enam tahun berpacaran hampir tak ada rasa bosan meski kadang pembicaraan antar mereka berdua tidak jauh berbeda.
⠀⠀

⠀⠀⠀Hanya perlu satu sama lain untuk saling menemani, bahkan hanya suara sekalipun, cukup tuk menenangkan diri.

⠀⠀⠀“Mas?”

⠀⠀⠀“Iya, kenapa dek?”
⠀⠀⠀

⠀⠀⠀“Maafin adek ya, masih belom bisa ngasih keturunan buat mas. Padahal mas pengen banget kan punya anak.”

Ah lagi-lagi perihal ini. Di balik ponsel genggam senyum tergambar pada paras Nathandra, ia menghela nafas, mendengar perkataan sang istri di ibukota sana.
⠀⠀⠀

⠀⠀⠀“Kamu itu dek, udah mas bilang, itu bukan salah kamu. Kita cuma belum diberi kepercayaan aja sama Allah.”

⠀⠀⠀“Lagian, bisa ketemu kamu juga cuma beberapa kali kan dalam setahun? Kamu terus berdoa aja ya sama Allah biar kita diberi kepercayaan.”
⠀⠀⠀

⠀⠀⠀“Adek jangan sampai stress karena terlalu mikirin ini ya, mas sayang betul sama kamu."

"Kamu juga harus jaga diri, jaga kesehatan sampai mas pulang.”
⠀⠀

⠀⠀⠀Tawa terdengar dari sang lawan bicara, manis sekali, senyum Nat tak dapat lagi ia sembunyikan, rindu akan kehangatan sosok yang amat ia sayang.
⠀⠀

⠀⠀⠀Sepertinya, Nathandra sekali lagi berhasil menghibur istrinya ini.

Ini bukan kali pertama dan jelas tidak akan menjadi kali terakhir Rana menyalahkan dirinya akan fakta bahwa mereka berdua belum juga diberikan keturunan.
⠀⠀⠀

⠀⠀⠀Nathandra hanya bisa terus menghibur, memastikan sang istri tidak terus menerus berlarut dalam perasaan bersalah akan sesuatu yang bahkan bukan akibat dari perbuataannya.
⠀⠀⠀

⠀⠀⠀Setiap kali Nat berusaha menghibur, suasana hati sang istri selalu menjadi ceria, entah dari tawa maupun gurauan yang terdengan di balik layar ponsel genggam.
⠀⠀⠀

⠀⠀⠀Nathandra sadar betul, jika Rana hanya perlu sosok untuk diajak berbicara.

Sayang, Rana menolak untuk ikut dengan Nathandra tinggal di rumah dinas, karena masih ada urusan baik bisnis maupun personal yang tidak bisa ia tinggal di Ibukota.
⠀⠀⠀

⠀⠀⠀Nathandra paham sangat apa urusan-urusan itu, dan ia sadar sebagaimana pentingnya hal itu untuk sang istri, tidak apa kok, pikir Nat.
⠀⠀

⠀⠀⠀Asalnya Rana tetap bahagia dan selalu sadar bahwa meski fisik saling berjauhan, namun Nathandra akan selalu setia menemaninya, sebagai seorang pelindung dan juga suami.
⠀⠀

⠀⠀⠀“Mas.”

⠀⠀⠀“Iya, sayang?”

⠀⠀⠀“Sehat-sehat ya disana. Betul kata mas, kita belum dikasih kepercayaan sama Allah untuk punya anak, semoga nanti kita bisa diberi kepercayaan untuk jadi orang tua ya.”
⠀⠀⠀

⠀⠀⠀“Orang tua yang baik, penyayang untuk anak kita. Adek yakin mas bisa jadi ayah yang luar biasa nanti.”

Tersipu Nathandra dibuatnya, rasa rindu bercampur malu akan pujian membuat Nat menggigit bibir, bisa berdarah lama-lama kalau begini terus.
⠀⠀⠀

⠀⠀⠀Mungkin mereka tidak akan diberi kesempatan tuk saling menatap wajah satu sama lain dalam waktu dekat, maklum, teknologi yang mereka berdua miliki jauh dari cukup.
⠀⠀⠀

⠀⠀⠀Setidaknya, saling mendengar suara satu sama lain, sudah dapat membuat Nathandra merasa tak lagi kesepian.
⠀⠀

⠀⠀⠀Melepas rindu akan seorang yang terkasih. Baik Rana maupun Nathandra mungkin tak ada yang menemani,

namun jika mereka tahu kalau kekasih mereka baik-baik saja, rasanya tak ada yang perlu dikhawatirkan.
⠀⠀

⠀⠀⠀“Rana, kamu juga jaga diri ya, sayang. Mas kangen banget sama kamu.” Ucap Nathandra diiringi senyum tipis pada wajah.
⠀⠀⠀

⠀⠀⠀“Padahal belum lama juga mas balik ke markas kan? Udah kangen banget gitu ya?”

Rana membalas dengan nada agak meledek, diikuti dengan tawa ringan khas perempuan sunda ini.

⠀⠀⠀“Loh, emang kamu nggak kangen sama mas?”

⠀⠀⠀“Ya kangen juga sih, tapi mas masih lama kan bisa pulang lagi? Jadi harus sabar adek.”

⠀⠀⠀“Hahaha, iya, dek. Rajin-rajin telepon aja ya, biar nggak kangen mulu nanti malah nggak fokus kerjanya, kamu banyak pesanan kan disana?”
⠀⠀⠀

⠀⠀⠀“Iya nih, paling nggak tiap hari harus sms ya kasih kabar, mas jangan ampe lupa loh!” Nada Rana meninggi, namun sekali lagi berakhir dengan tawa ringan dari dua kekasih.
⠀⠀⠀

⠀⠀⠀“Iya iya, masa mas lupa sama kamu? Kapan coba mas lupa kasih kabar sama kamu yeeh? Yang ada kamu malah pernah nggak bales pesan mas....”
⠀⠀⠀

⠀⠀⠀“Sehari doang atuh mas, itu juga karena pulsa abis terus adek kelewat sibuk buat beli, baru sadarnya pas udah malem banget....”

⠀⠀⠀“Hahaha, gak papa kok, bukan salah kamu kan kamu sibuk. Asal jangan kecapean aja ya mentang-mentang lagi banyak kerjaan.”
⠀⠀

⠀⠀⠀Gelak tawa mengikuti nada khawatir sang wira, sepertinya semua akan baik-baik saja.

Semua akan baik-baik saja kan?
⠀⠀⠀

⠀⠀⠀Akan ada saatnya Tuhan memberikan ia kesempatan untuk menjadi seorang ayah, dan jika atasan mengizinkan mungkin ia akan ditempatkan dekat dengan mereka.
⠀⠀

⠀⠀⠀Tak peduli apakah Tuhan berkehendak memberikannya keturunan maupun tidak,

Nathandra sudah berjanji pada diri sendiri untuk tetap ada bagi mereka yang ia sayang.
⠀⠀

⠀⠀⠀Nat akan melindungi, mengayomi, menjadi sosok yang dapat mereka harapkah dan percaya.
⠀⠀

⠀⠀⠀Nathandra berkata pada dirinya sendiri, semua akan baik-baik saja, mereka berdua akan berbahagia sampai maut memisahkan.

Till death do us part.
ㅤㅤ
ㅤㅤ
ㅤㅤㅤㅤㅤㅤㅤㅤ[ Selesai ]
ㅤㅤ
ㅤㅤ
You can follow @Saktuhari.
Tip: mention @twtextapp on a Twitter thread with the keyword “unroll” to get a link to it.

Latest Threads Unrolled: