Good satire. But it doesn& #39;t really happen naturally in real life, krn perempuan ga peduli tentang maternal certainty: sekalinya punya anak tahu kalo itu anaknya. Whereas men mengalami tekanan evolusioner utk peduli terhadap paternal certainty, or else their genes don& #39;t replicate. https://twitter.com/biduantikus/status/1384814579767672833">https://twitter.com/biduantik...
Riwayat seksual perempuan menjadi proxy bagi laki2 mengenai apakah perempuan tsb. memang akan mengandung anaknya. Ini begitu entrenched dlm psikologi laki2 hetero & eksis di semua budaya krn memang adaptif. Adaptif krn laki2 yg peduli ttg paternal certainty leave more offsprings.
Preferensi seksual yang adaptif lestari di alam. Ini adaptif sebagaimana female choosiness. Masing2 punya algoritmanya sendiri-sendiri.

Laki2 dgn riwayat berpengalaman dgn banyak perempuan boleh jadi mengindikasikan high quality bagi perempuan, tidak sama sebaliknya.
Satu kaisar lelaki perkasa bisa punya 1000 anak, sedangkan 1 kaisar perempuan tidak.
Perempuan terbatas dlm kapabilitas reproduksinya, shg mrk scr umum lebih pilih2, menggunakan indikator kemampuan komitmen & investment.
Indikator yg dipakai laki2 adalah eksklusivitas seksual.
Ini lah kenapa laki-laki well-established ga akan mau sama yang "gampangan"—kecuali emang niat dijadiin short term.

Sebenernya perempuan cukup sadar juga akan hal ini, makanya algoritma "jual mahal" actually works dalam menaikkan value.
Makanya juga slut shaming terjadi: cara perempuan memutus akses perempuan lain yang berpotensi jadi saingannya dalam suatu mating pool (kolam/lumbung perkawinan). Laki-laki generally ga akan mau sama perempuan yang reputasi seksualnya udah buruk (again, kecuali utk short-term).
Tapi kesuksesan reproduksi bergantung kultur.

Kalau di budaya sekarang laki-laki lebih cenderung disukai perempuan kalo dia fine sama riwayat seksual perempuan ya laki2 akan auto nujukin kalo mereka ga masalahin itu https://abs.twimg.com/emoji/v2/... draggable="false" alt="😂" title="Gesicht mit FreudentrĂ€nen" aria-label="Emoji: Gesicht mit FreudentrĂ€nen">

"Aku sih ga masalah ya" padahal masalah https://abs.twimg.com/emoji/v2/... draggable="false" alt="đŸ€Ł" title="Lachend auf dem Boden rollen" aria-label="Emoji: Lachend auf dem Boden rollen">
Lha kalo secara terang2an ngomong itu masalah ntar dicap seksis dll & jadi ga ada yg mau, ya mending di-keep sendiri. Strateginya tetep whatever maximises sexual reproduction.
Nanti dilanjut
https://twitter.com/SherlockGantan/status/1385273864461058048?s=19">https://twitter.com/SherlockG...
Ini ga ngomongin baik/buruknya scr moral, krn alam ga peduli sm moral. Mata uang evolusi cuma reproduksi. The same algorithm that& #39;s adaptive can produce terrible things: saking pengennya punya akses eksklusif, kdg pembunuhan trhdp pasangan terjadi. Much more commonly done by men.
Rasa cemburu itu adaptif, tapi bisa nge-mislead organisme buat ngelakuin hal yang ga baik secara moral. Nature is batshit crazy, but human nature is what it is. Ini dari grand-scale view. Anggep aja pure scientific description of the human phenomena. Kalo scr moral beda lensa.
You can follow @SherlockGantan.
Tip: mention @twtextapp on a Twitter thread with the keyword “unroll” to get a link to it.

Latest Threads Unrolled: