Benarkah kegagalan European Super League ini jadi kemenangan fans, sepak bola, ataupun UEFA?
.
Menurutku ini kemenangan dua sahabat: Agnelli dan Ceferin. Mereka berdua dapat yang mereka inginkan.
.
Ide Agnelli soal Swiss Model terpakai, UEFA bisa mengubah format UCL dg tenang.
Terus bagaimana dg para gembong Amerika yg jadi owner di klub-klub Premier League. Mereka pikir, ide ESL datang dari mereka. Demi terwujudnya bola Eropa ala bisnis Amerika. Bawa duit banyak. Mereka konseptor masa depan bola. Ternyata, ular punya agenda beda. Tetap ala Eropa.
Begitu menyadari bukan duit JP Morgan yg jadi daya tarik buat ular dari Italia, ya pada mundur teratur dong. Terus para fans yang heboh demo merasa ini kemenangan mereka. Maaf bung, ini kemenangan sistem baru untuk UCL dari ide si ular.
Di Italia, adalah penghargaan yg sangat tinggi ketika seseorang menunjuk temannya jadi godfather bagi sang anak. Agnelli menjadikan Ceferin godfather bagi putrinya. Persahatan mereka udah panjang, eh kok tiba2 bikin drama ular. Gak ada yg curiga dong...
Perhatikan deh pemberitaan soal reformasi UCL sebelum Maret. Jonathan Wilson sempet nulis penolakan soal Swiss Model. Fans Dortmund bersuara keras. Penolakannya membuat UEFA sulit meloloskan ide itu. Padahal, ide itu berpotensi menghasilkan lebih banyak duit.
lalu datanglah si ular bersama Perez dg ESL. Semua ribut soal ESL. Seolah-olah emang akan ada kompetisinya. Padahal, ya lagu lama yang diputar ulang. Ketika itu terjadi, UEFA bisa pakai Swiss Model dg tenang karena sorotan tertuju kepada ESL yg "gagal" itu.
Masa kalian ragu sih dg KEHEBATAN keluarga Agnelli dan Juventus dalam urusan "mengurus" sepak bola?
You can follow @iIhamzada.
Tip: mention @twtextapp on a Twitter thread with the keyword “unroll” to get a link to it.

Latest Threads Unrolled: