Banyak banget fanfic slash/bxb masih cisheteronormative banget, maksain traditional gender roles dan binary, dan ujungnya fetishizing gay couples doang padahal yang nulis masih punya homophobic bias

I can go on about this but it will probably take an entire essay https://twitter.com/jwoocy/status/1380177439737847810

Di satu sisi gue ngerti banget kenapa slashfic alias bxb (gue fangirl generasi tua jadi masih pake istilah slash wkwkw) banyak jadi pelarian fans-fans yang kebanyakan cewek-cewek remaja yang mulai penasaran sama seksualitas.

Masyarakat kita tuh seksis banget. Sex is supposed to be something that men give and women receive. Cewe yang suka dan menginisiasi seks dianggap nakal, binal, dll. Gak heran banyak remaja yang lari ke bxb buat menyalurkan rasa penasaran dan libido mereka.

Kenapa bxb? Balik ke seksisme masyarakat patriarkal. Pembaca dan penulis projecting fantasi seksual mereka ke karakter cowok-cowok karena cewek "baik-baik" tuh "nggak seharusnya menginginkan seks". Makanya beberapa orang lebih milih bxb daripada bxg dan gxg.

Nggak heran kalau biarpun bxb tapi masih saklek sama stereotipe gender tradisional. Karena memang para penulis dan pembaca ini melibatkan diri dengan fanfic melalui sudut pandang yang dari sananya aja sangat kolot, biarpun fanficnya bxb.

Jatuhnya tetep aja cisheteronormative. Saklek sama stereotipe kalo orang yang "normal" adalah yang cis (alias bukan transgender) dan heteroseksual.

Tapi, di sisi lain, hal ini nggak adil buat orang-orang LGBTQIA+ karena akhirnya sama aja fetishizing gay people. Baca bxb tapi masih homophobic dan cisheteronormative. Menganggap orang-orang LGBTQIA+ sebagai objek pemuasan fantasi seksual, bukan sebagai manusia yang setara.

I firmly believe that everyone has a right to explore their sexuality in a healthy and safe manner, dan fiksi bisa jadi salah satu caranya. But this shouldn't come at the expense of fetishizing and dehumanizing LGBTQIA+ folks.