2 jam perjalanan menuju tangkahan, mau cerita ah kenapa gue memilih kerja menjadi ahensi.

Ya sempet sih ikut development program nya di salah satu brand minuman alkohol yg sangat femes~
Apa sih sibuknya anak ahensi? Full time di rumah, concall pake piyama berlapis blazer, ketersediaan amunisi 100%, ga heran klo sll dikira pengangguran.

Cuma, di umur segini, aku udh ga peduli org punya persepsi apa soal gue, what's matter is: the amount of my bank account🤪
Ga bikin kaya sih sebenernya jadi anak ahensi, cuma karena udah ga ada biaya transportasi atau makan atau biaya belanja berkedok self reward karena stress kerja, jadi emang jadi jauuuuh lebih bisa nabung.

Tapi, emang seindah itu jadi anak ahensi?
Tentu tidak, wahai teman teman. Kalau pas dapet chat kayak gini emang bikin kecepatan tangan gue mengetuk notif meningkat 200%

👩: rul, ada 1 klient lagi
👧: wii , sikat mba

tapi gmn klo tiba2 concall mendadak kyk

*Ladies pasti paham bahwa bilas masker yg msh basah adlh sia2*
Dulu gue minder banget mau mengakui sebagai anak ahensi, denial aja gitu "emang iya gue anak ahensi?" tapi bbrp belakangan serius di bidang ini, gue mengakuinya.

So here is a glimpse of Anak Ahensi Life:
1. Bergerak dari concall ke concall

Karena hampir semua proyek di luar daerah, maka satu-satunya penghubung adalah conference call. Terima kasih kepada teknologi, membuat semuanya lebih mudah dan lebih damai.
Enaknya, sekarang udah gaperlu nyiapin smart casual outfit buat nemuin klien atau rapat bareng internal. Dulu aku selalu ribet nyiapin baju buat rapat di esok hari, atau selalu punya alasan beli baju baru setiap bulan demi smart casual looks. Sekarang ya simple aja
Tapi strugglenya adalah mindset "ah kan concall doang" yang membuat jadwal concall sangat tergantung mood. Padahal, concall juga seperti rapat offline, ada persiapan bahan rapat, ada persiapan mental untuk rapat, dan lain-lain.
2 "Pasti jago desain ya?!"
Pertanyaan yg akan dtg setelah menjawab "Kerjanya bikin konten". Jawabannya tentu tidak. Bisa, tp ga jago ala-ala illustrator andalan semua umat atau desainer yg ngeclaimdesainnya otentik.
Klo mau kaya dan menghasilkan lewat kerja jd anak ahensi, kamu perlu banget tuh melunturkan idealisme itu.

Being in creative agency, is about how you monetize the content into money and convincing your client that you can help them by creating content 👍
Udah jadi obrolan semua umat, knp akhirnya bnyk creative agency dengan desain super duper otentik dan edgy, tapi portofolionya sedikit. Bayangin aja, berapa waktu yang dibutuhkan utk ngeposting satu konten? panjang sekali. Sedangkan kebutuhan agensi baru adalah ngepost tiap hari.
Consistenty is the only constant.

Gue jg baru paham setelah bertumbuh bareng suatu ahensi, klo mau ngebangun creative agency itu main powernya dikonsistensi. Klo utk ngebuat satu konten aja butuh waktu satu minggu, bakal kalah tuh sama yg buat konten tiap hari.
Secara awarenes sudah kalah, walau secara visual mungkin bisa jadi menang. Pada akhirnya, portofolio lah yang mengkonversi awareness ke closing proyek.
3. Dikira pengangguran sama sejuta umat

Seperti diawal, jadi anak ahensi gabisa tiba-tiba kaya raya sih. Awalnya tentu aku ada di survival mode, bikin fake project (re: rebranding suatu produk untuk dijadiin portofolio konten)
demi portofolio, lebih sering ngeshare soal kerjaan di IG biar orang-orang tau kalo kita penyedia jasa konten. Lucunya adalah, gue sangat sering ngeshare soal kerjaan di awal-awal mau fokus jadi freelance digital branding.
Sekarang gue paham, semakin sering gue posting di IG, berarti proyek lagi sepi sampe sempet buat buka IG. Karena percayalah, kalau lo lagi banyak proyek, gabakal sempet tuh namanya buka IG pibadi atau pencitraan punya kerjaan wkwk
Ada yang iya iya aja terserah kreator gimana konsepnya, tapi suka request tiba-tiba diluar perjanjian awal.

atau ada yg suka menyepelekan "masa desain gitu aja gabisa sih? copas doang kan?" la buset, kalo copas doang ya ngana aja bikin pake picsart ngapain hire content creator.
Diawal begini
Ketika berjalan.....Mana saya tau,saya kan.....
Kalo seorang business owner sudah mengambil keputusan buat rekrut tim kreator tersendiri, harusnya udah siap tuh dengan perjanjian di awal. Gue selalu bilang:

"Dengan bergabungnya saya disini, saya tidak bisa mengukur target sales, jadi memang jatuhnya investasi."
begitu sodara-sodara. Walau dalam berjalannya kontrak pasti ada aja yang keluar jalur. 

Nah disinilah gue menjadi umat beragama, 

bersedekah 🤣🤣🤣
Jadi, ngga melulu dinilai dengan uang, coba pertimbangin yang lain, ada ga sih value yang didapat dengan ngerjain proyek ini, bisa buat tambahan portofolio ga sih atau bahkan dapet jaringan klien baru karena klien sebelumnya puas (the power word of mouth)
Selain proyek retainer, proyek short termjuga berpotensi kok dapet hasil yang besar. Asal dapet klien yang rate cardkita pas di kantong mereka, jadi walau cuma satu bulan tapi ticket sizenya lebih besar dari proyek retainer. Ini kejadian banget dari suatu proyek short term.
kalo proyek retainer bisa buat bayar tagihan-tagihan rumah kayak: listrik, air, BPJS, servis motor/mobil dan jajan adik-adik,

Satu proyek short term pernah bikin gue logam mulia. HEHEHE

Lumayan bgt kan utk anak yg dikira pengangguran sm sejuta umat?
So that's that. Secuil kehidupan anak ahensi yang sebenernya ga cukup untuk buat tiktok "pip pip pip calon mantu" tapi ada harapan kok untuk menabung ini itu atau bantu orang tua secukupnya.
Seneng ya iya, capek ya iya. tapi, as long as you enjoy every thing that you do. gimana dong? ya orang gue sukak.

Apapun kegiatan kita skrg, semoga selalu diberi jalan untuk terus bergerak. Karena menurutku, bukan seberapa besar hasilnya tapi yang terpenting adalah trs bergerak.
P l e a s e,

keep moving. You aren't tree. 

You need to keep moving.

hehe.

This thread also dedicated to my company , that brings me into what I am today. Thanks a lot! 🥳
You can follow @bherningdyah.
Tip: mention @twtextapp on a Twitter thread with the keyword “unroll” to get a link to it.

Latest Threads Unrolled: