Akhir2 ini kita sering mendengar orang berdoa keras2. Baik di acara2 keagamaan, acara politik, maupun di medsos. Doanyapun beragam. Ada yg spt curhat, mengemis, ngerayu bahkan ada yg sumpah serapah.

Bgmn Hindu memandang doa dan usaha?

— A thread story from Itihasa Mahabharata —
Dalam itihasa Mahabharata dikisahkan, di akhir Bharatayudha ketika semua senapati senior Korawa sudah tewas, Sangkuni masih berupaya mencuri kemenangan. Ia mendorong adiknya, Gandari, Ibu para Korawa, untuk menemui dan minta petunjuk Bhagavan Vyasa.
Dari sang bhagavan, Gandari memperoleh petunjuk bahwa "tapa" (pengekangan diri dengan menutup kedua matanya sejak pernikahannya dengan Dhirastra yang buta) yang dilakukannya secara kuat dan konsisten selama bertahun2 bisa dikonversi menjadi kekuatan maha dahsyat.
Kekuatan itu juga dapat diberikan kepada Duryodana, satu2nya anaknya yg masih hidup. Dgn kekuatan itu, tdk ada senjata yg dapat melukai Duryodana. Namun sang bhagavan jg mengingatkan, dgn menggunakan hasil tapanya itu maka Gandari kehilangan manfaat tapa itu utk dirinya sendiri.
Ibaratnya Gandari sudah menabung bertahun2, tetapi seluruh tabungan itu akan habis ketika ia memutuskan mentransfer kepada anaknya. Karena cinta yang begitu besar pada Duryodana, Gandari merelakan semua manfaat tapanya untuk anaknya itu.
Maka Gandari meminta Duryodana untuk menemuinya secara pribadi, dalam keadaan tanpa busana. Namun pada akhirnya karma akan selalu menemukan jalannya. Duryodana, karena diganggu Vasudewa Krisna, memenuhi perintah ibunya tetapi menutupi bagian bawah tubuhnya.
Dan kekuatan tapa Gandaripun hanya melindungi bagian atas tubuh Duryodana. Bagian bawah yang tertutup itu menjadi titik lemah Duryodana. Dan titik ini pula yang menjadi jalan bagi Bima untuk melunasi sumpahnya.
Dahulu, saat Drupadi dihina di balairung Hastinapura dimana saat itu Duryodana meminta Drupadi duduk dipangkuannya sambil menepuk2 pahanya sendiri, Bima bersumpah akan membunuh Duryodana dengan meremukkan pahanya.
Kisah selanjutnya adalah ketika Sangkuni mengundang Balarama, kakak Vasudewa Krisna, untuk masuk ke gelanggang politik tingkat tinggi yang sedang dijalankan Sangkuni di sisi Korawa dan Vasudewa Krisna di pihak Pandawa.
Sangkuni yang menyadari kelemahan Duryodana akibat menutupi bagian bawah tubuhnya sehingga tidak menerima kekuatan tapa Gandari itu, meminta Balarama untuk melarang Vasudewa Krisna ikut campur dalam duel hidup mati antara Bima dan Duryodana.
Sangkuni sangat paham, yg mengetahui kelemahan Duryodana hanya Krisna. Bila Sangkuni berhasil mengunci Krisna melalui Balarama, kelemahan Duryodana itu tdk akan diketahui Pandawa.

"Mengapa kamu terlalu memihak Pandawa, Krisna ? Bukankah kita seharusnya netral ?" Tanya Balarama.
"Tujuan inkarnasiku adl menegakkan kebenaran, Kak. Dlm keillahianku Aku netral, tapi dlm inkarnasiku aku memiliki tujuan"
"Namun setidaknya biarkan Pandawa meraih kemenangannya mll usahanya sendiri. Sangkuni memintaku utk menghalangimu melakukan intervensi pd duel yg akan datang”
Lagipula, keberpihakanmu akan merusak kepercayaan manusia"

"Maksudmu, Kak ?"

"Adikku Krisna, sebenarnya tak perlu aku jelaskan krn kau mengetahui segalanya. Bila kamu berpihak hanya karena mereka memujamu, lalu dimana posisi kekuatan usaha?”
“Manusia akan berfikir bahwa untuk meraih kemenangan, mereka cukup dengan memujamu dan meraih kasihmu saja. Itu akan merusak kepercayaan mereka pada usaha, kerja keras dan kerja secara jujur”
“Oleh karenanya, Krisna, di titik ini aku memintamu untuk membiarkan Pandawa berjuang dengan usaha mereka sendiri tanpa intevensi darimu. Biarkan karma mereka sendiri yang menuntun mereka menuju kemenangan"
"Baiklah Kakakku, perintahmu adalah kebenaran bagiku. Aku tidak akan membantu Pandawa. Aku akan membiarkan mereka meraih hasil sesuai kualitas usaha, kerja dan pengetahuan mereka"
Demikianlah itihasa mengajarkan.

Doa2 adalah cara mendekatkan diri padaNya, utk meraih kasihNya. Karena kita yakin Dia maha baik, maka kita hanya akan datang dengan yang baik2. Seperti pemuda yang sedang jatuh cinta, ia akan melakukan hal2 yg disukai gadis pujaannya.
Jadi, doa kita mengekspresikan Tuhan seperti apa yang kita yakini. Ketika Kardusana naksir adik perempuan Rahwana, Sarpakanaka, maka yang dibicarakan dan ditawarkannya adalah darah manusia — kesukaan Sarpakanaka.
Doa2 juga berarti motivasi pada diri sendiri, memompakan semangat pada pikiran sendiri agar ucapan dan tindakan kita sejalan dengan hal2 yang kita doakan.

Pada akhirnya, doa2 itu hanyalah kata pengantar untuk bab2 usaha yang harus dilakukan di halaman2 berikutnya.
Ucapan2 doa yg tidak diikuti usaha, sesungguhnya tak berarti apa2.

Kalaupun memiliki makna, itu hanya dalam hal memberi kita petunjuk tentang kualitas orang yg memanjatkan doa itu sendiri.

Doa kita adalah cerminan pribadi kita, dan cerminan Tuhan spt apa yang kita puja.

🙏🌷
You can follow @GlHindu.
Tip: mention @twtextapp on a Twitter thread with the keyword “unroll” to get a link to it.

Latest Threads Unrolled: