KITA AKAN SEHEBAT CHINA ?
- KENAPA TIDAK? -
.
.
.

Dengan menggebu, seorang teman menuturkan rasa khawatirnya tentang kondisi kita, Indonesia saat ini. Kita dijajah China.

🖌️ http://5DArtist.com  @Andita_4
Apa yang tak berasal dari China hari ini? Dia memulai pembicaraan dengan ekspresi tak mudah dibaca. Entah marah, gundah atau takut, tapi nada khawatir tampak jelas disana.
Dari alas kaki bahkan hingga ujung kepala, dari baju luar hingga yang tak tampak, dengan mudah kita dapatkan dengan harga sangat murah. Itu buatan China.

Semua aspek kebutuhan hidup kita sudah dirambah tanpa sisa.
Tak ada ruang kosong bagi pesaing masuk apalagi menggantinya. China adalah pemasok semuanya.

"Adakah yang salah?"

Bukan negeri kita seorang saja terkena banjir barang murah dari China. Eropa hingga Amerika, Afrika dan hingga Asia, semua diserbu. Semua negara terkena imbas.
Ada yang senang karena ruang pilih makin terbuka, ada pula yang marah karena barang produksinya tiba-tiba tak mampu bersaing.

Perang dagang pun diumumkan AS demi membuat penghalang banjir lebih besar yang semakin menimpanya.
"Kenapa China tiba-tiba bisa seperti itu?"

Bukan China berlari harus kita takutkan, kita yang merangkak harus menjadi cara kita introspeksi. Kita tak memiliki cara ataupun kuasa mencegah mereka lari dan semakin kencang.
Bangun, bersiap dan turut berlari seperti yang China lakukan adalah satu-satunya cara.

Usaha sekeras apapun demi mengerem laju lari China adalah tindakan sia-sia dan itu sudah dilakukan AS bukan?

📁 http://wix.com 
Perang dagang yang digaungkan adalah tujuan beban bagi rem yang tak efektif. Sesaat terlihat melambat, namun berhenti, jelas tidak mungkin. China masih akan terus melaju.

"Iya, kenapa China bisa begitu? Apa sih resep hebatnya?"
Terlalu banyak informasi mengapa China menjadi begitu hebat. Terlalu banyak info tentang bagaimana cerita China menjadi sukses. Namun, bukankah terlalu sedikit dari kita yang sudah berganti baju dan kenakan sepatu dan kemudian lari mengejarnya?

🖌️Alex Gross
Kita lebih senang berbicara dan berteori. Kita senang dan bangga dianggap pintar karena omongan kita.

Omnibus law bukan tentang berbicara idealnya sebuah gagasan dan hukum. Dia ajakan pemerintah agar kita bangun dan pakai sepatu untuk lari mengejar.

AYO KEJAR .....!!
Jalur dan pagar sudah dibangun agar kita berlari dengan lebih fokus dan tak lagi mudah terpeleset. Kita diajak lari mengejar, BUKAN JUSTRU MARAH KARENA DIJAJAH BARANG-BARANG CHINA DONG.
📁Daria Petrilli
Ayo buat peniti, kancing hingga resleting semurah, sukur-sukur bisa lebih murah dari China. Jangan lihat remehnya produk bernama resleting, namun harga jual lebih murah dari yang sudah murah dapat kita produksi dan laris manis, adalah tentang pencapaian sebuah tekad..
Pernah tahu ada berapa macam produk kreatif dan pintar dalam satu gadget yang sedang anda pegang?

Ada layar. Baterai, memori, modem, kamera, prosesor hingga sistem on chip atau SoC. Itu yang terlihat.

📁 http://Merdeka.com 
Tahukah bahwa pada SoC ada unsur CPU, GPU, modem LTE, prosesor layar, hingga prosesor video?

Saat ini, SoC diproduksi oleh beberapa perusahaan, antara lain Qualcomm, MediaTek, Samsung, Huawei, dan Apple.

Tahukah anda bila mereka menggunakan arsitektur yang sama, yakni ARM?
Adakah salah satu saja dari begitu banyak dalaman pada smartphone telah dapat kita buat?

Hmm..., peniti aja kita masih impor.
Tidak usah khawatir..,saat kita mampu membuat resleting, kancing dan jarum jahit semurah yang dapat China jual, sepertinya bukan hanya smart phone seperti itu mampu kita ciptakan, bahkan planet Mars mungkin sudah akan kita jadikan cara kita berdebat logis.
Kenapa tidak? Semua berawal dari langkah kecil, bukan lompatan hebat kita cuma dapat bermimpi. Dimulai dengan kompetitif, membuat relseting, kancing dan jarum jahit yang lebih berkualitas dengan harga lebih murah dari China adalah ujian kita.

📁 http://artwoonz.com 
"Tapi, benar kan kalau kita dijajah China dengan produksi barang-barang murahnya kan?"

Gegara ide sederhana namun dengan tekad baja membuktikan dapat membuat resleting termurah sedunia, kini China mencapai puncaknya puncak tentang apa itu kekayaan intelektual disematkan.
Data Organisasi Kekayaan Intelektual Dunia ( WIPO) mengatakan, China sepanjang 2019 telah mengajukan 265.800 aplikasi paten internasional. Ini merupakan rekor terbanyak dan bahkan sudah menggeser AS sebagai rajanya raja paten selama ini.
China menjadi raja dalam pengajuan hak intelektual. China berkembang menjadi negara dengan kemampuan intelektual tertinggi di dunia justru dimulai dari hal kecil. Kenapa kita tidak?
Bahwa pada akhirnya China menguasai semua lini, bukan tentang penjajahan, itu pencapaian. Kenapa tidak dengan kita?

Iri dan marah karena kaki tetap tak mau beranjak, adalah cara mudah meruntuhkan fakta dengan isu.

🎨Lustik
Menjajah dunia dengan barang produksinya, jelas isu murahan tentang malas kita mengejar jauh ketertinggalan kita.

Jalur dan pagar dalam rupa omnibus law kini telah disediakan negara. Kerja, kerja dan kerja seharusnya adalah tentang kita memaknainya.
Omnibus law tak mencantumkan pasal yang berbicara tentang kita marah dan kemudian frustasi dan lalu membuat hoax tentang penjajahan ekonomi, untuk apa kita membahas hal tersebut?.
Yakin masih memilih tak mau beranjak dan menuduh mereka yang sudah bekerja keras juatru sebagai setan? Seandainya pun setan bekerja keras untuk kebaikan, saya akan tiru setan itu dan kemudian mengalahkannya.
.
.
.

📁Sergio Rezhnikov @Andita_4
You can follow @__MV_llestari__.
Tip: mention @twtextapp on a Twitter thread with the keyword “unroll” to get a link to it.

Latest Threads Unrolled: