Terus waktu masuk SD, ditawarin ikut casting berdua. Dan pas banget dipasanginnya kok ndilalah berdua https://abs.twimg.com/emoji/v2/... draggable="false" alt="🌝" title="Vollmond mit Gesicht" aria-label="Emoji: Vollmond mit Gesicht"> masih inget banget kita les vocal sama Eyang Katamsi, rekaman di studio musik, trus on Air di Radio berdua. Waktu itu mikirnya cuma “yess mau jadi artis cilik”
Setelah masuk SMP, makin jadi suka ngejek satu sama lain. Yang satu gembrot, yang satu kurus kering item. Dan ketika masuk masa puber, kita saling melupakan. Dheo suka sama cewe yg cantik-cantik, aku suka sama cowo yang keren pada masanya.
Beranjak masuk ke masa SMA, ketemu lagi sama Dheo. Kebiasaan ngejek jaman SD masih gak bisa ilang. Awalnya kita sama-sama terjebak dalam cinta monyet yg menyedihkan, sampai akhirnya entah dari mana, kita saling menemukan kembali. Menjadi sahabat, saling berbagi suka canda tawa
Memasuki masa perkuliahan, kita harus terpisah jauh. Antara Jogja dan Surabaya, dengan status hubungan pacaran. Godaannya? Banyak. Cowok kuliahan dan cewek kuliahan di circle yang baru menjadi godaan terberat. Apalagi ketemu sama cowo/cewe yang “kelihatannya” lebih baik dari kita
Masa pacaran dihabiskan dengan pergi liburan ke tempat yg baru di kota kita. Menyempatkan waktu bersama-sama, walau hanya sebentar aja. Semua kenangan masih tertata rapi di ingatan
Besok lagi deh dilanjut. Kalo rame. wkwk
Halo, lanjut ahh. Perbedaan suku dan perbedaan agama jadi hal yang menjadi penghalang besar. Aku Jawa, dia Batak. Aku katolik, dia Protestan. Pergumulan makin panjang karena orangtua sama-sama punya pendirian yang kuat. 9 tahun pacaran, 3 tahun bergumul dengan perbedaan.
Sempat digunjing juga sama orang-orang, “harusnya ya katolik”, “harusnya ya ikut calon suami ke kristen”, sempet mau nyerah di tengah jalan. Tapi akhirnya kita memilih untuk lebih berserah.
You can follow @mariaelgaa.
Tip: mention @twtextapp on a Twitter thread with the keyword “unroll” to get a link to it.

Latest Threads Unrolled: