Ide keren, mirip JusticeDem di U.S. Tp realitas politik berkata lain.

1. Parpol 🇮🇩 beda sistem dg 🇺🇸

2. Parpol belum tentu mau menerima caleg tsb. Bisa jg diberi dapil yg gak sesuai.

3. Ketika keputusan di DPR, suara fraksi > suara perorangan

Thread ttg realitas politik ⬇️ https://twitter.com/afutami/status/1313445043252813824
4. Political fundraising in Indonesia is REALLY hard. Mayoritas takut scr terbuka menyumbang. Kalo menyumbang, mereka nggak akan mau terbuka. Apakah fundraising bisa? BISA (pengalaman pribadi 🙋‍♀️) But it’s still hard to make it a movement. Orang Indonesia blm biasa.
Kenapa di U.S bisa muncul JD, SheShouldRun, etc, karena siapapun bisa maju lewat GOP/Dem. Selama mereka bisa menang primary, mereka dapat nomination (spt AOC menang vs Crowley di NY). Di 🇮🇩 itu nggak bisa. Pencalegan 100% ada di tangan partai politik. Ini susahnya.
Bayangin aja. Jika seorang caleg sebenarnya cocok dari segi keterpilihan & plaform program maju di dapil Jakarta, tapi karena terbatasnya koneksi & akses di parpol, bisa jadi ia ditaruh di Kalbar. Otomatis dia akan sulit bertarung & bisa jadi kalah.
Kalau dia sudah terpilih, suaranya akan sulit mengubah suara fraksi. Mengapa? Karena suara fraksi dalam keputusan politik besar pasti tak lepas dari pengaruh pimpinan partai politik. Dan pada akhirnya dalam pengambilan keputusan, yang dihitung SUARA FRAKSI bukan SUARA PERORANGAN.
Lebih lagi di Indonesia, partai politik punya kemampuan untuk MELAKUKAN PEMBERHENTIAN ANTAR WAKTU (recall). Ingat kasus Bang @Fahrihamzah di PKS dulu? Hanya saja Bang Fahri menang di pengadilan. Tapi senjata ini bisa digunakan oleh parpol ketika kadernya belok.
Di U.S situasinya agak beda. Misalnya di Democrat, mereka sering kali beda policy platform, beda perjuangan. Kita bisa lihat Pelosi dari Democrat (Ketua DPRnya Amrik) & AOC beda soal Green New Deal. Tapi mereka tetap setara. Nggak bisa asal pecat, suara perorangan tetap penting.
Itulah kenapa inisiatif2 spt ini berat diimplementasikan di Indonesia. Sistem kepartaian kita sangat berbeda. Dan karena fakta ini saya di PSI. Sebab, kita sadar bahwa hanya ada satu cara mengubah politik dari dalam: punya fraksi sendiri. Harus mendirikan parpol sesuai nilai kita
Satu-satunya cara menjadi kekuatan yg dipertimbangkan adalah dengan memiliki perwakilan di DPR RI, punya fraksi, punya sikap. Meski nggak instan mengubah produk legislasi DPR, tapi setidaknya suara kita tak tenggelam duluan. Sebab kita punya nilai yang sama dg fraksi.
Sayangnya mendirikan parpol di Indonesia pun berat. Ini syarat untuk ikut Pemilu ⬇️ https://twitter.com/tsamaradki/status/1313325325024202752
Kalau sudah berhasil ikut Pemilu pun sudah disiapkan parliamentary threshold 4%. Jadi kalau kamu terpilih sbg anggota DPR RI, tapi parpol kamu nggak lolos 4%, ya kamu nggak lolos. Suara rakyat terbuang. Terus jatah kursi yg kamu menangkan ke mana? Ke partai besar lagi yg lolos 4%
sistem kepartaian kita memang sudah disiapkan untuk MEMPERTAHANKAN status quo. Itu realitas politik yang kita hadapi. Menurutku ide @Afutami itu bagus & aku salut sm gerakan kayak JD. tp approachku disini realistis. Pendirian parpol yg sesuai nilai cara paling konkrit.
You can follow @TsamaraDKI.
Tip: mention @twtextapp on a Twitter thread with the keyword “unroll” to get a link to it.

Latest Threads Unrolled: