Jangan ngegas, yaaa
Emang rekomendasi WHO begituuu~ https://twitter.com/CNNIndonesia/status/1311187550703296512
Emang rekomendasi WHO begituuu~ https://twitter.com/CNNIndonesia/status/1311187550703296512
Dan rekomendasi WHO ini sudah dipakai oleh Kemenkes.
Berikut linknya kalo mau baca lebih lengkap. https://www.who.int/news-room/commentaries/detail/criteria-for-releasing-covid-19-patients-from-isolation
Berikut linknya kalo mau baca lebih lengkap. https://www.who.int/news-room/commentaries/detail/criteria-for-releasing-covid-19-patients-from-isolation
Tapi rangorang wes telanjur ngegas wkwkwk~
Hadeh.
Hadeh.
Infeksi virus SARS-CoV-2 dikonfirmasi adanya virus RNA yang terdeteksi oleh pengujian molekuler (RT-PCR). Tapiii~ deteksi virus RNA (oleh RT-PCR) tidak selalu berarti bahwa seseorang mampu menularkan virus ke orang lain.
Ada banyak faktor yang menentukan risiko penularan, di antaranya apakah virus masih replication-competent, apakah pasien memiliki gejala (utamanya yang dapat menyebarkan droplet), dan perilaku serta faktor lingkungan.
Menurut penelitian yg sudah ada, dalam 5-10 hari setelah infeksi SARS-CoV-2, individu yang terinfeksi mulai menghasilkan neutralizing antibody (antibodi penetral) yang diharapkan dapat mengurangi risiko penularan virus.
Dulu kriteria sembuh didefinisikan dng 2x pemeriksaan RT-PCR negatif berturut-turut. Ternyata ada pasien2 yg RT-PCRnya kembali positif pada pemeriksaan kedua/ketiga/seterusnya. Tapi setelah dikultur, ya sebenernya tidak satu pun kultur pasien2 itu menunjukkan pertumbuhan virus.
Jadi apakah penanganan di Wisma Atlet (dan rasanya semua RS rujukan COVID) sudah benar?
Ya bener. Ada teori yang melandasinya.
Ya bener. Ada teori yang melandasinya.
Menurut Kemenkes, rekomendasi follow up swab RT-PCR dilakukan pada kasus konfirmasi COVID-19 derajat berat/kritis.
Jadi... Again.
Apakah Wisma Atlet salah jika contoh kasus di artikel tsb dipulangkan?
Ya enggak.
Wes sesuai WHO dan Kemenkes.
Apakah Wisma Atlet salah jika contoh kasus di artikel tsb dipulangkan?
Ya enggak.
Wes sesuai WHO dan Kemenkes.