Guys.. ak mau cerita sedikit, pas nemenin Agast kmrn di Singaraja. Selain kami bertemu dg circle yg sangat positif, Semesta jg mempertemukan kami dg Bu Endang & Putrinya, Mbak Eka.
Termasuk kemampuan “superhuman” kedua insan ini ❤️❤️💙💙.
Berawal dr pertemuan Agast dg Mbak Eka, seorang guru yoga sekaligus manager spa di sebuah villa cantik di Lovina. Agast yg menderita sakit di bagian pinggang sejak bertahun-tahun lalu, bahkan sekak SMP, akhirnya disarankan utk dipijat oleh Mbak Eka.
Rumah mbak Eka sgt nyaman, berhalaman luas & hijau, terik Singaraja sedikit kurang terasa saat kami tiba di rumah beliau. Ada sebuah ruangan terpisah di halaman rumah, ukuran 4x4 yg nampak teduh. Di sini Mbak Eka membuka layanan spa & pijat, hasil pengalaman belasan tahun di spa.
Kami dikenalkan dg suami, anak-anak dan juga Ibunya, Bu Endang. Semua sangat ramah dan super baik.
Awalnya kami tdk tahu bahwa Bu Endanh ini yg nanti akan menangani Agast secara khusus. Bu Endang ini seorang muslim, keturunan Sukabumi Jawa Barat yg besar di Bali.
Sedangkan Mbak Eka, memutuskan memeluk keyakinan dan memilih jalan Sanatana Dharma.
Mbak Eka, diam2 ternyata ketika sblm menjkah, menggeluti silat. Berdasar cerita Bu Endang (yg juga seorang pendekar silat) Mbak Eka menguasai juga ilmu kebatinan. Bisa matahin besi lho 🤭😂
Oke lanjut. Akhirnya kami diajak masuk ke ruangan Spa Tunjung Biru milik Mbak Eka. Ruangannya sangat nyaman, harum aroma terapi, adem.
Agast langsung dihandle oleh Bu Endang. Ak duduk sambil menunggu dan mendengar cerita Mbak Eka ttg Ibunya, Bu Endang. Azmi?
Dia ikutan dipijat 😂
Mbak Eka ini master di pijat apapun kayanya, mulai refleksi hingga Thai Massage, ini Azmi sampai dilipat2 gini. Tapi memang pijatan Mbak Eka luar biasa.
Ngomong2 soal luar biasa, buah tak jatuh jauh dari pohonnya. Ibunya, Bu Endang, lebih luar biasa.
Penampilan beliau yg sudah senja, kurus, ternyata menyimpan energi yang luar biasa. Agast dibuat teriak dan meringis2, walaupun terlihat hanya disentuh.
Selain energi yg terlihat, Mbak Eka mulai bercerita ttg kemampuan Ibunya yg tak terlihat. Bu Endang bs “melihat” manusia.
Kerendahan hati Bu Endang sangat terasa, beliau selalu merendah dan mengatakan bahwa beliau bukanlah manusia sempurna, bahkan berkali2 bilang “maaf” jk akan menjelaskan sesuatu. Sesi 2 jam pijat berlangsung cepat, tak terasa.
Kata Mbak Eka, Ibunya ini bs “membaca nama”.
Insting beliau pun sangat kuat. Beberapa kali beliau diminta oleh, tak hanya Mbak Eka, namun anak-anak angkat beliau, mulai orang Indonesia hingga bule (iya, Bu Endang banyak dianggap Ibu oleh orang-orang), untuk meberi saran berkaitan dg berbagai pilihan hidup seseorang.
Kami pun penasaran, akhirnya berkonslutasi, bagaimana ak & Agast jika dilihat dari nama, dan bagaimana jika kami berdua disatukan. “Bacaan” Ibu Endang sangat tepat!
Kami berdua pun diberikan saran, sangat berguna utk kami berdua❤️❤️🤗🤗
Sesi memijat Agast berakhir. Saat itu juga Agast bilang “Wii.. udah enakan banget!!” Agast lgsg bs merasakan perubahan di pinggang dan perutnya.
Tapi Bu Endang masih menyarankan agar Agast dipijat satu kali lagi.
Keesokan harinya, di rumah beliau di tepi pantai Lovina..
Di sebuah ruangan dengan balkon menghadap laut Bali yg indah, angin sepoi2. Kami disuguhi makan siang yang lezat. Makan bersama sebelum Agast akhirnya dipijat untuk kedua kalinya dan sembuh. Salit sejak belasan tahun lalu skrg sirna. Dengan tangan ajaib Bu Endang.
Semesta mempertemukan kami dengan dua orang hebat yang rendah hati dan sangat baik ini.
Dari beliau kami belajar untuk selalu bersyukur. Terutama kepada alam.
Pesan Bu Endang:
“Tiap pagi, saat baru bangun, pijakkan kakimu ke Bumi. Sampaikan terimakasihmu kpd Ibu Pertiwi..
...berterimakasihlah karena Beliau masih mengizinkan kita menapak-Nya, menginjaknya, namun sering kita melupakannya”.
Sungguh pesan sederhana namun bermakna luar biasa.❤️❤️🙏🏽🙏🏽
Perpisahan kami diiringi tangis bahagia. Mrk sudah seperti Ibu & Kakak kami.
Mbak Eka.. Bu Endang, kami pasti kembali lagi ke Lovina ❤️❤️
Terimakasih untuk wejangan dan pijatan yg menenangkan dan menyembuhkan. 🤗🤗🙏🏽🙏🏽❤️❤️
Ah iya lupa.
Teknik memijat Mbak Eka & Bu Endang selalu diawali dengan “Nama lengkapnya siapa?”.
Kata beliau, mereka harus kenal dengan namanya, lalu mereka memejamkan mata, menarik nafas panjang, dan mulai berkomunikasi dg “jiwa kita”.
Meminta izin untuk memijat.
🧘‍♂️🧘‍♂️❤️❤️
Typonya banyak banget. Kebiasaan buruk. Maaf ya 🙏🏽🙏🏽
Yang tanya alamat beliau: bisa lgsg kontak Mbak Eka di FB.
Atau di IG: Eka_Karina_13 🙏🏽🤗🙏🏽
You can follow @DedySoelistijan.
Tip: mention @twtextapp on a Twitter thread with the keyword “unroll” to get a link to it.

Latest Threads Unrolled: