HAI GUYS
AKU MAU SHARE PENGALAMAN MENGHADAPI COVID-19 YG KATA BEBERAPA ORG HOAX ELIT GLOBAL DAN BIASA AJA KALO KENA/TIDAK BERBAHAYA
TAPI MEREKA MEMBAWA ISTRI+ANAKKU PULANG KE SURGA TEPAT 1 TAHUN USIA PERNIKAHAN KAMI !!!!!!!!!
Disclaimer: aku hanya cerita pengalaman ku biar kalian bs belajar dr apa yg kami alami. Bukan bermaksud menakut-nakuti dan tendensi kepihak manapun.
Lebih baik kalian belajar dari pengalaman kami drpd belajar sendiri
Aku dikenal orang yang cukup lebay menghadapi pandemi ini semenjak muncul di negara asalnya, bahkan saat masuk Indonesia. Selalu pakai masker, bawa HS dan selalu semprot sana sini. Belajar banyak jurnal tntg covid untuk sanitasi mobil, rumah& aseptis diri yg efektif
Kami tinggal di salah satu kota industri di Jatim, hanya berdua dirumah. Sy kerja di industri, istri dirumah. Bulan Januari 2020 kami bersyukur sekali istri hamil kembali setelah bulan Oktober keguguran anak pertama kami.
Meskipun tidak mengelak ketakutan kami dg pandemi yg melanda bumi ini. Kami benar2 menjaga diri dan sekitar kami. Berdoa agar dilalukan dr pandemi ini. Yang dibayanganku, ini virus seperti flu, siapa sih yg tidak pernah kena flu? Kalaupun kena, masak kami tidak kuat?
Di perusahaan&lingkungan pun aku terkenal orang yg disiplin menjalankan protokol kesehatan (bahkan tampak lebay). Membatasi sekali pergi keluar dan orang ke rumah
Langsung saja sy ceritakan bagaimana gejala klinis itu muncul dan bagaimana efeknya pada kami.
8 Juli 20 saya mulai tidak enak badan, namun sy tetap bekerja. Gejala nampak seperti tipes (Sy hampir tiap tahun opname krn tipes) demam disore-malam hari. Sy minum obat sj namun tidak membaik
10 Juli 20 sore hari sy semakin meriang, sy ke dokter dan diagnosa sama tipes. Diberi obat&vitamin lanjut istirahat dirumah. Malam harinya demam sampai 40°C tp badan merasa kedinginan
11 Juli 20 Istri yg sedang hamil 7 bulan putri kami agak demam, namun hanya minum obat dr dokter kandungannya
12 Juli 20 hal yg sy takutkan, yaitu sy harus ke RS krn semakin tidak membaik. Akhirnya ke RS yg tidak rujukan covid agar lebih aman. Istri jg tambah demam, bahkan mau di opname jg tp oleh dokter diminta istirahat di rumah dulu.
Sy di rapid test NON Reaktif
13 Juli 20 istri semakin demam, akhirnya opname juga. Jadi kami meskipun 2 kamar, minta dijadikan satu kamar agar berdekatan. Oiya, Ibu mertua kami yg menemani kami.
Istri di rapid Test NON Reaktif.
14 Juli 20 Ibu mertua plg.
Oiya dokter Sp. PD kami berbeda. Diagnosa awal sama, yaitu tipes
Namun kami di photo thorax jg. Hasilnya: Punya agi ada pneumonia dibagian bawah cukup tebal (info dr ku krn bakteri Salmonella tsb)
Punya Ib ada sedikit pneumonia dibagian kiri bawah saja
15 Juli 20
Dokter PD sy yakin sekali kl sy hanya tipes dan gastritis. Tebal bakteri Salmonella thypii di hatiku juga terlalu banyak (10mm -> max info dokter 2mm)
Dokter istri curiga kami kena covid.
Kami di rapid non reaktif
16 Juli 20
Dokter PD istri menyarankan kami dirujuk ke RS rujukan covid untuk di isolasi krn menduga istri kena covid dan jarang suami istri sakit bersamaan.
Namun dokter PD sy menolak, beliau yakin sy tidak kena covid.
Hasil rapid kami Non reaktif kembali
Sy mencari 2nd opinion. Sy kontak dokter kandungan yg merawat istri selama ini, beliau jg yakin istri tipes. Akhirnya kami berpisah, istri dirawat di oleh dokter kandungannya dan sy masih di RS awal ini.
Istri di rapid non reaktif disana
17 Juli 20
Istri ditangani 2 dokter. Sp. PD dan Sp. OG
Dokter PD curiga covid, namun mnrt dokter sp. OG tidak.
Akhirnya istri uji eclia (rapid test serologi) hasilnya non reaktif
18 Juli 20
Sy feeling tidak enak
Sy memaksa untuk di swab meskipun tidak disetujui dokter.
Akhirnya diambil sample swab covid
Sy jg mnt istri untuk di swab tapi dokter disana masih tidak memberi rujukan.
Keadaan saya masih demam tinggi dimalam hari sedangkan istri mulai sesak
19 Juli 20
Keadaan sy semakin baik, sedangkan istri sudah harus pakai oksigen karena saturasi oksigen dalam darah turun :( dan masih demam cukup tinggi 38.6°C
Istri mulai batuk2 juga. Sy juga batuk2 mulai masuk RS sampai hari ke 4
20 Juli 20
Istri semakin melemah, sy sudah boleh pulang. Lgsg menuju RS menemani istri.
Tiap istri batuk, perut harus ditekan agar tidak sakit :(
Istri mulai stress dan drop
RS cr RS rujukan yg ada ventilator nya. Se jatim tidak ada :(
21 Juli 20
Istri diambil sample swab.
Saturasi dibawah 90, oksigen satu tabung habis 1 jam.
Akhirnya dpt RS Rujukan yg ada ventilator nya
Di RS rujukan istri dicek lengkap semua.
Gas dalam darah, photo thorax dll nya.
Dan ternyata hasil rapid nya IgMnya reaktif (menunjukkan ada infeksi covid), photo thorax menunjukkan pneumonia nya bertambah spt punyaku. Hasil lab2nya mengarah ke covid.
Istri dirawat di ICU Isolasi. Kami berpisah, hanya bs komunikasi via VC WA. Disitu hanya bs berdoa hasil swab negatif dan bs dipindah ke ICU biasa agar sy bs ketemu lgsg. Sy cari banyak minuman2 meningkatkan daya tahan tubuh, stemcell, dll buanyak sekali bt sy & istri.
22 Juli 20
Kondisi semakin baik. NGT dilepas, istri energinya dr susu. Anak kami selalu lincah :)
Oksigen yg diberi juga sudah mulai diturunkan.
23 Juli 20
Hasil analisa gas darah nya semakin baik, hampir mendekati normal. Saturasi juga semakin baik. Dia bs kontak sodara2 dan teman2nya juga lo.
Aku seneng bangettt :)
Ak bersyukur dpt ijin dr perusahaan untuk rawat istri sampai sembuh meskipun lama. Terharu banget deh.
Oiya, krn hasil rapid istri reaktif, karyawan di perusahaan lgsg di rapid semua. Terlebih yg satu bagian sm sy di lokalisir ruang kerjanya dan di rapid lagi seminggu setelahnya. Puji Tuhan semua non reaktif dan sehat2
Sy menemani istri tidur dimobil, kadang di OYO sm mertua. Oiya, sy semenjak di RS tidak bs makan&bau bumbu-> lgsg mual. Jd hanya makan pisang saja.
Mertua plg jd sy sendirian. Standby dekat ruang isolasi. Berusaha terbaik bt dia.
Malamnya sy dapat kabar bahwa hasil swab istri positif covid. Hancur hatiku mengetahui itu. Berselang setelah itu hasil swab ku juga positif ternyata. Tambah ambyar dg kondisi saat itu.
Sy masih rahasiakan dr istri hasil tesebut. Dan sy juga agk khawatir dg kondisiku
sy lgsg belanja banyak imboost, redokson, b complex, minuman2 anti corona, obat herbal anti corona dll. Sampai2 sekali minum obat bs 11 butir.
24 Juli 20
Istri mulai melemah. Sangat susah tidur, apalagi malam. Bs mencium bau2. Tidak bs makan, hanya minum itu pun harus dibantu suster. Oksigen mulai perlu banyak untuk mempertahankan saturasi dalam darah. Putriku? Sehat dan selalu lincah dia. Oiya, sy mulai kost didktnya
Karena istri semakin merasa dia tidak layak di ruang isolasi, akhirnya dg berat hati sy blg ke dia kl dia positif, sedangkan hasil ku belum keluar. Istri tgl 22&23 Juli diambil swab lagi. Hasilnya juga positif. Sy bener2 menjaga diri dan menerapkan protokol kesehatan dg ketat
Sy cuma di kost, keluar kl ke ruang isolasi lihat istri bentar lewat CCTV. Makan selalu bungkus dan lgsg dibuang sendok+bungkus nya.
Sy tidak mau org lain merasakan yg kami rasakan.
25 Juli 20
Istri semakin melemah. Saya? Sudah tidak mikir kesehatan/kondisiku. Pikiran hanya fokus ke mereka. Meski nafas ini terasa pendek, apapun tk lakuin secepatnya untuk support mereka.
Dia mulai sering merasakan nyeri di dada.Saat oksigen mulai habis, saturasi bs sampai 75
Nafasnya sudah sangat amat susah. Ibarat orang tenggelam, sudah ambil nafas tp ndak ada yg masuk. Dia sudah kesusahan nafas 4 hari. Aku sangat bangga dg perjuangan nya. Mungkin kl ak yg diposisi dia, sudah menyerah sejak awal
Anak kami detak jantung nya selalu baik. dan gerakannya bs dirasakan istri dan bidan. Lincah dia itu. Anak kesayangan papi ancene. Dokter SpOGnya masih ijin bawa alat USG untuk masuk ke ruang isolasi
Istri semakin kesakitan, semakin susah komunikasi, pengen rasa nya ikut masuk dan memegang tangannya sbg support nyataku sebagai suami
26 Juli 20
Kondisi istri semakin melemah. Sangat turun:(
Komunikasi sangat susah, sampai terakhir dia bs VC selama 4 jam yg bs tak dengarin suara kesusahan nafasnya. Ak cuma bs nyanyi2, berdoa, semangat i dia, cerita2 dg hati yg hancur
Sore hari, sy dihubungi perawatan bahwa kondisi istri semakin memburuk. Analisa dokter anastesi harus di Intubasi. Dg hancur hati aku memberi persetujuan untuk itu. Rencana jam 18.00 Intubasi dilakukan
Jam 18.00 sy kesana dan istri persiapan di Intubasi. Sy diminta kesana lagi jam 20.30 untuk melihat kondisi istri yg sdg di Intubasi. Jam 20.30 kesana ternyata berdasarkan observasi masih bisa untuk tidak di Intubasi. Puji Tuhan
21:40 sy dihubungi istri sdg kritis, sy lgsg disana sktr 21:42
Sy lihat dia sedang diberi tindakan
Lalu sy lihat jg lewat CCTV anak sy di cek detak jantungnya
Ternyata, jam 21:46 mereka sudah pulang ke Surga meninggalkan aku sendirian
Hancurrr sekali hati dan pikiran ini
Sangat hancur, kecewa, marah, sedih dll
Tp ntah kenapa Tuhan minta sy untuk tetap bersyukur.
Mereka sudah berjuang dg hebatnya.
Sangat banyak kesakitan yg mereka rasakan
Sudah waktunya mereka pulang dg damai ke surga
27 Juli 2020
Hari yg seharusnya sbg hari bahagia kami, karena seharusnya hari kontrol putri kami usia 8 bulan, lalu belanja kebutuhan2 baby, lalu dinner 1st anniversary kami
Ternyata harus sy lewati sendirian dg memulangkan ke peristirahatan terakhir mereka
Karena sy juga positif covid, semua harus dilakukan sendiri tnp keluarga dan sahabat scr langsung.
Hanya 4 Orang tua kami yg sy ijin kan melihat dr jauh sy menguburkan anak dan istri sy.
Dengan hancur hati sy lakukan dibantu dinkes ber apd lengkap.
Sy berdoa dan mengucap syukur
Selepas semua usai, sy lgsg dijemput ambulans dg dinkes ber apd lengkap untuk sy dikarantina di rumah Karantina.
Puji Tuhan disana sy lebih terawat dan bs lebih meluapkan kesedihan
29 Juli 20
Sy di swab kembali
30 Juli 20
Hasilnya keluar dan puji Tuhan sudah negatif
Sy lgsg pulang ke rumah. Dirumah sendiri, tidak ada siapapun, terlebih tidak ada istri yg biasanya selalu ada dirumah bersama saya.
Saya lanjut isolasi mandiri 14 hr dirumah
Aturan yg ada, selepas isolasi mandiri sy sudah dinyatakan bebas covid dan sehat melalui dinkes. Namun perusahaan mau sy dipastikan benar2 bebas covid sebelum masuk kerja.
13 Agt 20
Sy rapid test dan photo thorax
Ternyata hasil rapid test reaktif semua baik IgG maupun IgM.
Hasil photo thorax, pneumonia di paru belum/tidak hilang. Bahkan jika dibanding hasil photo thorax 14 Juli 20 lebih banyak pneumonia nya :(
14 Agt 20
Coba rapid di Lab lain, hasilnya masih reaktif
18 Agt 20 akhirnya swab kembali
22 Agt 20 hasilnya keluar
dan ternyata
Masih POSITIF COVID
Mulai stress dan pusing.
Oiya selepas sy plg dr rumah karantina, sy sterilisasi sendiri rumah sy.
Semua baju sy cuci kembali dg H2O2.
Semua sudut rumah, mobil, dan barang sy pastikan terkena alkohol 75% + H2O2 0.5%. Hal tersebut agar sy tidak terinfeksi lg dr lingkungan
Sy juga konsumsi jamu2an, minuman peningkatan daya tahan tubuh, minyak kayu putih, propolis, madu, imboost, b complex, redokson, kumur pakai mouthwash, dll
28 Agt 20 sy swab kembali
Doakan hasilnya negatif ya :)
Agar sy bs kembali kerja dg aman dan nyamab
Oiya, bagaimana efek sejauh ini?
Yg saya rasakan skr sy lebih mudah capek/kl bahasa org2 itu nafas pendek jika beraktivitas, terlebih aktivitas yg berat.
Sy skr harus melatih diri sedikit2 sambil berharap bisa kembali seperti sedia kala.
Oiya saya mau share pentingnya terapkan protokol kesehatan
Ibu Mertua kami sangat kontak erat dg kami,kami ketat pakai masker medis kondisi apapun dan selalu semprot2 HS
Puji Tuhan saat sy tau kami positif swab covid, beliau lgsg rapid hasil non reaktif. Lalu swab 2x negatif lgsg
Sy yakin beliau tidak terpapar kami.
Jadi, please pakai masker dg benar, bukan hanya untuk diri sendiri, tapi untuk orang-orang disekitar kita. Untuk orang-orang yg kalian kasihi.
You can follow @agismangat.
Tip: mention @twtextapp on a Twitter thread with the keyword “unroll” to get a link to it.

Latest Threads Unrolled: