9:00-9:07
Owner Jouska, Amarta Investa dan Mahesa mengakui kalau Amarta Investa & Mahesa itu pada dasarnya sama karena owner dan direkturnya sama.

Lalu kalo sama kenapa harus didirikan? Aneh kan, buang waktu, tenaga, uang & pikiran. Ada agenda apa?
Coba kalian bayangkan kalo punya duit dan bisnis. Kita bikin contoh bisnis gorengan. Bisnis kalian awalnya bernama Laparta. Lalu suatu ketika dapet orderan gorengan sekapal kargo banyaknya dan harus ready 8 bulan kemudian untuk didistribusikan. Akhirnya kalian okein.
Tapi kalo kalian okein kan ga harus ganti nama dan lokasi bisnis kan? Ngapain?

Tapi kalian akhirnya ganti nama jadi Maemsay dan pindah lokasi bisnis. Owner, direktur, produk, proses bisnis, manajemen, semuanya masih sama! Lah buat apa?

Pasti ada agenda terselubung ni.
Perlu diingat, dulu Amarta Investa masih satu tempat sama Jouska. Habis LUCK IPO di 28 Nov 2018 kok Bos AAF mendirikan Mahesa di tgl 7 Februari 2019 (berdasarkan AHU)? Tapi semuanya masih sama kecuali nama dan lokasi bisnis. Dah tau dong kalo bisnis ini berisiko? Kayak tumbal aja
9:10 - 9:22
Bos AAF menguraikan model bisnis Amarta Investa dan Mahesa, yaitu perusahaan kumpulan para broker dan bukan MI.
AAF sendiri dong yah yang ngumpulin para broker. Ini harus diselidiki di awal pembentukan Amarta Investa itu dulu gimana kok tercetus ide beginian.
9:25 - 9:40
Kenapa gue bilang AAF yg ngumpulin broker2nya itu? Karena AAF sendiri tau celahnya yang bisa akses akun saham klien itu cuma ada 2, klien sendiri dan brokernya. Kalo ga tau celahnya, ngapain didirikan, mau dapet duit dari mana?
10:20 - 10:30
Dan benar, broker di bawah perusahaannya AAF ini ada 5 orang dari 5 sekuritas. Dan kliennya sekitar 6ribuan. Dapet fee transaksi banyak dong ya. Buat kalian yg merasa dulu buka akun lewat Jouska dan afiliasinya segeralah berpikir ya guys.
11:00 - 11:10
Bagi klien yang diharuskan membuka akun di sekuritas yang ditunjuk Jouska harusnya bisa menolak dong kalo disuruh buka di salah 1 dari 5 sekuritas di bawah Amarta Investa maupun Mahesa. Itu kan hak klien mau milih pakai sekuritas apa.
Ucapannya AAF ini aneh bin ga logis. Di satu sisi Amarta Investa/Mahesa hrs cari klien sebanyak2nya untuk buka akun di salah 1 dari 5 sekuritas mereka. Di satu sisi AAF bilang gak mereferensikan sekuritas milik perusahaannya sendiri.
Salah 1 dr 2 sisi ini pasti ada yg ga bener.
12:40 - 12:50
AAF menjelaskan bahwa Jouska tidak punya kontrak dengan broker (yaiyalah kedua perusahaannya sendiri ngapain dibikin kontrak) dan Jouska tidak menerima fee transaksi (ya ini juga bener banget. Keuntungannya kan ga masuk Jouska emang, tapi ke ownernya lah, bos AAF).
13:40 - 14:30
Bos AAF ngaku bhw kesalahan fatal dia adalah menjalankan bisnis "perantara".
Hei, kalo dr awal ga mampu ngapain nawarin produk yang Jouska sendiri belum kompeten secara legal?
Katanya independen, yaudah lempar aja ke pihak lain semaunya klien, ngapain jd perantara?
18:30 - 18:55
AAF mengaku dia pemegang saham mayoritas Mahesa & bilang gedung, operational, & manajemen Jouska ma Mahesa beda. Yaiyalah beda orang model bisnisnya beda. Nah terus kalo sama gimana dong, kayak Amarta ma Mahesa?
Dan AAF bilang lalai juga di sini.
19:00 - 19:20
Yang ini dari pernyataan hostnya yg bilang "Mas Aakar ini pemegang saham mayoritas broker yang direferensikan ke klien". Kok AAF gak menyanggah tentang broker yg direferensikan ke klien? Malah bilamg betul2 aja. Kontradiksi dengan yg di menit 11:00-11:10 dan 19:47
21:00 - 21:05
AAF mengakui kalau broker2nya dia punya license, tapi secara badan tidak. Lah dulu gimana bos waktu mendirikan Amarta Investa? Jangan2 dari dulu ga ada licensenya. Kalo ada kan tinggal diulangi aja nyari ijinnya. Kan operasionalnya sama.
27:10 - 28:10
Sekali lagi, AAF menguraikan tentang fundamental saham LUCK. Dan dia tidak menyebutkan transaksi LUCK adalah keputusan sepihak dari Amarta/Mahesa. Justru dari pemikiran AAF sendiri yang masih belain kalo LUCK itu layak dibeli dan dikoleksi.
Jadi, otaknya sapa ni?
29:10 - 30:25
Host nanya siapa yg tanggung jawab, Jouska, Mahesa, atau Amarta?
AAF menjawab yg bertanggung jawab Mahesa tapi AAF bertindak pribadi sbg komisaris.
Ini aneh. Anehnya itu selama ini kenapa Dirutnya Mahesa tidak pernah muncul dan tidak pernah dituntut ama AAF.
Dugaan gue ada 3.
1. Dirutnya yg salah, AAF yg bener. Tapi dirutnya punya kartu trufnya AAF. Makanya AAF ga berani ngekspos Dirutnya dan melindunginya dari media.

2. Dirutnya bener, AAF yg salah. Ya kalo ini wajar yah kalo AAF game ngorek2 dirutnya. Disuruh diem aja pokoknya.
3. Kedua2nya salah. Ini juga bisa cuma tingkat kesalahan AAF lebih tinggi drpd dirutnya. Makanya AAF yg selama ini pasang badan di depan. Daripada kalo Dirutnya terekspos dan membeberkan semuanya utk cuci tangan, kan lebih membahayakan AAF.

Menurut kalian yang mana?
34:55 - 35:05
AAF bilang ganti namanya pas dia di Jakarta krn waktu di Malang tdk punya kepentingan apapun untuk mengganti nama secara legal.
Coba dilogika, dari 2009-2015 jika alasannya ganti nama karena kepercayaannya itu kenapa harus menunggu ada kepentingan?
Harus di JKT dl?
Kalo alasannya karena kepercayaan kan 2009 langsung aja ganti nama secara legal. Dan diakui juga waktu di Malang gak ada kepentingan apapun untuk ganti nama secara legal. Jadi kira2 ketika pindah ke Jakarta kepentingan untuk ganti nama secara legal apa yah?
37:00 - 37:20
AAF mengaku mengikuti kelas sertifikasi tapi tidak pernah ikut ujian. Gimana caranya dapet license kalo sertifikasinya aja gak kelar. Guys, bedakan sertifikasi sama lisensi ya. Sertifikat itu dapetnya sekali aja, lisensi yang harus ada perpanjangannya tiap periode.
Dan notice juga kata "sempet" punya license yang diungkapkan AAF. Ini betul sih, bisa jadi AAF sempet punya sebuah license, tapi apakah diperpanjang? Dan di sini AAF gak mengutarakan detail license apa aja yg dia pegang supaya bisnisnya jalan. Cuma WAPERD doang. Gak nyambung!
39:40 - 39:45
AAF mengaku lalai dalam mengawasi dan menjalankan perusahaannya.
Kalau alasannya bener itu, bikin perusahaan yang ngurusi suit orang kok kayak main2 sih. Ini ownernya loh AAF ini. Lalai di bagian mananya? Abu2 sekali alasannya.
40:50 - 40:55
Ditutup dengan pernyataan AAF yang mau menjadi solusi bagi semua. Terkesan superhero yang one man show sih tapi gak papa. Emang dia kok yang harus tanggung jawab.
You can follow @DetektifFiktif.
Tip: mention @twtextapp on a Twitter thread with the keyword “unroll” to get a link to it.

Latest Threads Unrolled: