Pertamina Rugi 11 T, Salah Ahok?

Sebuah Utas agar kita paham, agar kebencianmu tidak menutupi nalarmu.

Tuhan menciptakan otak agar jernih berpikir, bukan agar selalu ngotot dalam kebodohan.
Pertama

Pahami bahwa Ahok adalah Komisaris Utama di Pertamina, bukan Direktur Utama.

Eksekusi kebijakan itu ditentukan oleh Dirut, bukan Komut.

Komut lebih berperan sebagai pengawas, pemberi masukan dan tidak bisa menentukan keputusan Strategis.
Kedua, ke inti masalah

Dunia sedang dilanda masalah yang sama, Pandemi Covid-19.

Semua aktivitas jadi terbatas karena PSBB dan lockdown.

Kendaraan banyak parkir, pesawat dikandangkan, kapal berlabuh, alat produkso berhenti dalam jangka waktu lama, motor jadi nganggur.
Ketiga

Karena pandemi, aktivitas sepi membuat permintaan terhadap bahan bakar berkurang.

Permintaan berkurang membuat penjualan berkurang dan otomatis membuat penerimaan kas berkurang.

Sesimpel itu faktor terbesarnya.
Keempat

Penurunan harga minyak juga membuat berbagai perusahaan migas mengalami kerugian.

Harga minyak sempat dibawah 30 Dolar membuat perusahaan minyak harus membayar cost lebih untuk biaya produksi.

Bayangkan jika harga 20 Dolar tapi biaya produksi 25 Dolar, RUGI BRO!
Di Amerika, biaya produksi karena offshore dan unconventional membuat biaya produksi jadi 40 dolar/barel, mirip dengan Pertamina.

Di Arab saudi masih terkendali karena sebagian besar produksi bukan offshore. Ini yang membuat Aramco masih belum merugi.
Kelima, Beban operasional

Tak hanya biaya produksi dan lifting, tetapi kita wajib memperhitungkan beban operasional.

Semakin sedikit permintaan membuat beban operasional utk menyimpan minyak yang belum terjual akan semakin tinggi

Jangan pikir menyimpang minyak = menyimpan batu
Bayangkan kamu punya warung jualan minuman susu segar dan selama pandemi kurang laku.

Kamu pasti akan butuh pendingin agar susu segar yg kamu jual tetap berada dalam kualitas baik atau tidak basi.

Tentu, butuh biaya ekstra. Biaya listrik misalnya pasti akan bertambah.
Keenam, Rugi selisih kurs.

Kerugian lainnya disebabkan oleh adanya selisih kurs sebesar USD 211,83 juta yang mana jumlah tersebut meningkat hampir tiga kali lipat pada periode di tahun 2019 yang hanya mencapai selisih USD 64,59 juta.
Catat

Selama PSBB, konsumsi BBM domestik berkurang hingga 60%.

Hitung sendiri berapa pendapatan pertamina yg hilang.

Kalau masih tidak bisa hitung dan masuk akal, fix isi kepalamu cuma bokep terus.
Kesimpulan

Pertamina mengalami triple shock

1. Penuruhan harga minyak mentah dunia sementara biaya produksi tinggi.

2. Penurunan harga konsumsi domestik

3. Pergerakan nilai tukar Dolar terhadap Rupiah

Jadi, bukan karena Ahok. Setiap masalah ada alasan logis, bukan asal BACOT
Catatan lagi :

Hampir semua raksasa minyak dunia merugi, bukan hanya pertamina saja.

Lihat Shell merugi sampai 269 Triliun, apa karena Ahok?

Makanya perbanyak literasi, pakai nalar yang jernih, jika orang lain bodoh jangan ikut2an bodoh.
Terakhir

Saya masih percaya kepada kedua sosok ini mengurus BUMN dibanding siapapun di negeri ini.

Mereka sudah teruji, yang lain hanya mengemis dipuji, lalu dipecat.

Dan mereka TIDAK JUALAN AGAMA.

#ahok #Pertamina
Dan ini masih dalam kondisi pandemi, walau sudah masuk dalam kondisi New Normal.

Pendapatan pertamina dalam dua quartal kedepan akan rebound karena permintaan pasar terhadap BBM langsung melonjak naik.

Wahai pemikir dangkal, ditunggu BACOTmu bulan depan.
You can follow @Miduk17.
Tip: mention @twtextapp on a Twitter thread with the keyword “unroll” to get a link to it.

Latest Threads Unrolled: