2) seperti yg sudah saya prediksi, rencana pembukaan Bali pada 11 September mendatang sangatlah tidak memungkinkan, ada beberapa factor yg kita lupakan karena keinginan utk segera bisa menggerakkan roda Pariwisata Indonesia, khususnya Bali sbg barometer dunia.
@Kemenparekraf
3) ada 3 factor yg seharusnya dipahami untuk dilakukan dalam mempersiapkan diri kembali ke kancah Pariwisata International, al:
A. Destinastion Reconsolidation & Restruction
Meliputi restrukturisasi Destinasi, sbg antisipasi perubahan travel behavior wisatawan post COVID-19.
4)
B. Mempersiapkan destinasi wisata serta fasilitas public sesuai dgn SOP @Kemenparekraf dlm implementasi standar Protocol Kesehatan New Normal, mengatur pembatasan pengunjung di obyek2 wisata; edukasi masyarakat & sosialisasi; reguler control utk memastikan protokol diterapkan.
5) utk memberikan kepastian kepada industri Perjalanan Wisata dlm menentukan obyek2 wisata yg siap dipasarkan kembali, dan mengembalikan trust Destinasi ke calon wisatawan/ pasar.
Kondisi saat ini masih jauh dari harapan dan pergerakan daerah yg lamban sangat berpengaruh dlm
6) dlm membangun kembali market trust.
Konsistensi destinasi jg perlu diperhatikan, ketika kita declare membuka destinasi tdk bisa lagi melakukan buka tutup yg justru mengurangi trust market thd destinasi tersebut. Hal yg sangat penting utk dipertimbangkan dlm membuka destinasi.
7) Central Regulation & Inter-Department Reconsolidation
Hal mendasar yg menurut saya perlu dipertimbangkan utk menggerakkan kembali roda Pariwisata kita; political will dari semua instansi terkait utk bisa bersepakat & bersama2 menentukan arah kebijakan Pariwisata kita ke depan.
8) pada prinsipnya Kemenparekraf pelaksana Pemasaran Pariwisata kita, yg sepenuhnya bergantung pd instansi terkait; Kelautan, Perhubungan, Kemenlu, Kemenkumham, Keuangan, Kehutanan, Pendidikan & Budaya, Kesehatan dan TNI/POLRI. Seyogyanya ada supporting common policy & regulation
9) sbg pijakan utk bisa bergerak cepat tanpa lagi ada perbedaan visi dan kepentingan antar department.
Semangat Pak @wishnutama
Diakui atau tidak sektor Pariwisata penyumbang devisa terbesar ke 2 yg sgt significan posisinya dalam upaya melakukan recovery economy kita ke depan.
10) Bahasa Pak LBP "konsolidasi" mengandung makna yg dalam dan perlu kerja cepat dlm konsolidasi menyeluruh ini, kalau kita tdk mau tertinggal oleh negara tetangga.
Yg dipahami bahwa kita tidak sendirian dlm pemulihan Pariwisata kita, negara tetangga jg lakukan hal yg sama.
11) B. Market Reconsolidation
Sudah banyak webinar di inisiasi oleh teman2 Team Marketing Kemenparekraf mengenai update pasar dan potensi pasar. Secara explisit kita paham prilaku wisatawan akan berubah, needs and wants nya jg berubah, mengarah pd Destinastion's healthy & safety.
12) Pasar berubah, travellers travel behavior berubah; kesiapan destinasi dibutuhkan.
Adalah tugas berat bagi team Marketing Kemenparekraf dan pelaku industri Perjalanan Wisata utk memberikan assurance kepada pasar dlm melakukan market trust building tanpa kesiapan destinasi
13) yg dibutuhkan dlm tahapan market Reconsolidation. Sosialisasi CHSE Protocol Implementation di destinasi mungkin hal yg bisa dilakukan utk memulihkan kepercayaan pasar kepada Indonesia sambil kita berbenah dlm menyiapkan destinasi hingga benar2 siap untuk dibuka pada saatnya.
14) dibutuhkan pula keseragaman informasi ttg perkembangan Covid-19 cases di Indonesia, utk di share oleh pelaku industri Perjalanan kpd partner bisnisnya di semua negara, selain oleh Kemenparekraf via Vito, @Menlu_RI via Kedubes dan Konjen serta @kemkominfo via media social.
15) Kebijakan VOA serta Visa Free untuk Negara2 Asean seyogyanya mulai juga dipersiapkan dengan memilih dan memilah negara2 yg bersedia membuka bordernya dan sepakat mengadakan travel bubble dgn Indonesia. Tanpa kesepakatan ini berat utk membuka diri bagi wisman ke Indonesia.
16) Market Recovery
Market Recovery baru akan benar2 bisa dijalankan bila baik destinasi dan pasar berhasil direstructure dan rekonsolidasi. Untuk itu kesiapan destinasi dari semua aspek yg ditunjang dengan kebijakan yg tepat sangat dibutuhkan. Saatnya kerja bersama
Team work
17) we need a great team work untuk bisa bangkit bersama sama.

Persoalan yg kita hadapi saat ini bukan lagi masalah Kapan dibuka tapi "kapan kita siap buka"; Bukan kita mau tapi "apakah negara tetangga mau" membuka border dgn kita?

Diplomasi tingkat tinggi memang dibutuhkan...
18) Seperti yg saya pernah sarankan ke temen di team marketing Kemenparekraf, bila secara Nasional kita blm diterima melakukan kesepakatan Travel Bubble oleh negara tetangga, mungkinkah kita mengajukan secara regional, konsekwensi hanya daerah dgn status Green Zone yg diajukan.
19) Bila disepakati, faktor direct flight ke daerah yg diterima jg mesti dipertimbangkan disamping kesiapan Destinasinya. Rumit yah?
Tapi mungkin ini bisa menjadi terobosan alternative dan pintu masuk mencapai kesepakatan Travel Bubble dgn negara2 tetangga. Layak dipertimbangkan
20) Kita punya senjata sbg pasar besar untuk regional Destinastion di Asia, yg mana banyak negara2 tetangga yg sebelumnya menikmati pasarbkita, mereka butuh ini, diakui atau tidak.
Bila kekeh menutup diri dgn Indonesia kerugian besar ada di mereka.
Kuat kuatan ae kt Orang Jawa 😊
21) Langkah Kemenparekraf dgn fokus menggerakkan wisdom sdh tepat. Kita punya pasar yg besar, dgn tagar #DiIndonesiaAja kita beharap pasar domestik segera bisa membantu menggerakkan industri Pariwisata kita.
"Indonesia for Indonesia" mesti digaungkan.
22) Menggerakkan pasar domestik pun masih menghadapi banyak kendala terkait regulasi daerah yg masih menghambat pergerakan orang. Banyak orang yg malas berwisata keluar daerahnya karena ketatnya persyaratan & biaya tinggi, misalnya persyaratan keharusan memiliki Suket rapid test
23) keharusan memiliki suket rapid/PCR test; harga tiket pesawat yg jg tinggi mempengaruhi

Bila pasar domestik yg akan digenjot menggerakkan Pariwisata Indonesia, seyogyanya dipertimbangkan utk meringankan persyaratan serta subsidi tepat sasaran demi menekan travelling cost.
24) Jalan msh panjang, rintangan msh banyak, butuh kerja keras & cepat utk mengejar ketinggalan kita dgn negara tetangga.
Thailand telah bergerak dgn sosialisasi langsung ke market, kita msh berkutat dgn kesiapan Destinasi?

Jadi, kapan kita siap buka & diterima tetangga? 🙏
Utas ini saya buat sbg masukan utk Bapak2 pengambil kebijaksanaan.

Mohon maaf bila ada kata yg kurang berkenan🙏

Sbg pelaku industri Perjalanan Wisata, saya paham kompleknya masalah Pariwisata dunia saat ini.

Saatnya kerja bersama
Dirgahayu NKRI 75
đŸ‡źđŸ‡©đŸ‡źđŸ‡©
Jalan2
#DiIndonesiaAja
@threadreaderapp unroll this thread please
You can follow @trisnobali55.
Tip: mention @twtextapp on a Twitter thread with the keyword “unroll” to get a link to it.

Latest Threads Unrolled: