Bagaimana kita dapat menentukan mana yang benar dan mana yang salah? Bagaimana seseorang harusnya bertindak? Apa yang benar-benar dapat dikatakan sebagai benar? Daripada pusing benerin internet ind*home, mending kita ngobrolin:

Pengantar Etika!

- a thread!
Etika, atau biasa juga dikenal sebagai filsafat moral, melibatkan pemahaman tentang apa yang membuat perilaku seseorang dapat dikatakan benar/salah. Etika tidak hanya berputar pada kode etik moral dan praktik tindakan tertentu, tetapi juga filsafat hidup dari manusia.
Etika sendiri setidaknya dapat dibagi lagi menjadi 4 bagian besar:

1. Etika normatif
2. Meta-etika
3. Etika deskriptif
4. Etika terapan
Etika normatif mencoba memahami tindakan etis dengan menciptakan seperangkat norma/aturan yang mengatur tindakan dan perilaku manusia. Etika ini melihat bagaimana seseorang harus menilai sesuatu, tindakan apa yang benar/salah, mana yang baik/buruk.
Dalam etika normatif ini, terdapat 3 tipe teori. Pertama ialah konsekuensialisme yang menyatakan bahwa moralitas suatu tindakan didasarkan pada hasil dari tindakan tersebut. Jika hasilnya baik, maka suatu tindakan dapat dianggap benar secara moral, vice-versa.
Dalam konsekuensialisme, para filsuf memeriksa apa yang membuat konsekuensi menjadi suatu konsekuensi yang baik, bagaimana seseorang dapat menilai konsekuensi dan siapa yang harus melakukan penilaian. Contoh konsekuensialisme antara lain: hedonisme, utilitarianisme, dan egoisme.
Tipe teori kedua dalam etika normatif ialah deontologi. Alih-alih melihat konsekuensi dari tindakan, deontologi melihat bagaimana tindakan itu sendiri bisa benar dan salah. Seseorang harus mempertimbangkan faktor-faktor seperti hak orang lain saat membuat suatu keputusan.
Contoh deontologi ialah teori natural rightsnya Locke & Hobbes (manusia memiliki hak universal dan alami) serta teori divine command (Tuhan memerintahkan tindakan yang benar secara moral & bahwa tindakan itu benar secara moral jika dilakukan sebagai tugas atau kewajiban).
Satu lagi, categorical imperativesnya Kant juga termasuk dalamnya, yang menyatakan bahwa seseorang harus bertindak berdasarkan kewajiban, benar & salah didasarkan pada motif individu, bukan konsekuensinya.
Tipe teori ketiga dan yang terakhir dalam etika normatif ialah virtue ethics (etika kebajikan), dimana para filsuf melihat pada karakter yang melekat di setiap individu.
Virtue/kebajikan ini didefinisikan sebagai perilaku & kebiasaan yang memungkinkan seseorang untuk memiliki kehidupan yang baik atau mencapai keadaan sejahtera. Untuk memiliki kehidupan yang baik, seseorang harus mempraktikkan kebajikan ini sepanjang hidupnya.
Contoh etika kebajikan termasuk eudaimonia, yang diciptakan oleh Aristoteles dan menyatakan bahwa suatu tindakan dianggap "benar" bila mengarah pada kesejahteraan dan dapat dicapai melalui praktik kebajikan sehari-hari.
Selanjutnya, kita move on dari etika normatif ke meta-etika! Meta-etika ini memeriksa penilaian etis dan secara khusus mencoba untuk memahami pernyataan, sikap, penilaian, dan properti etis. Meta-etika memeriksa sifat dan arti masalah.
Ada dua jenis pandangan dalam meta-etika, yakni realisme moral dan antirealisme moral. Realisme moral adalah keyakinan bahwa ada nilai2 moral yang objektif. Oleh karena itu, menurut sudut pandang meta-etika ini, pernyataan evaluatif sebenarnya adalah klaim faktual, (1/2)
(2/2) dan apakah klaim ini benar atau salah terlepas dari keyakinan dan perasaan seseorang. Ini dikenal sebagai pandangan kognitivis, di mana proposisi yang valid disampaikan sebagai kalimat etis, yang bisa benar atau salah.
Sebaliknya, menurut antirealisme moral, tidak ada yang namanya nilai moral objektif. Ada 3 jenis antirealisme moral yang menyatakan:

1. Pernyataan etis sebenarnya adalah klaim subjektif
2. Pernyataan etis bukanlah klaim asli
3. Pernyataan etis adalah klaim obyektif yang salah
Nah, kita udah ngobrolin tentang etika normatif dan meta-etika, ada yang inget 2 sisanya apa?

Etika deskriptif dan etika terapan!

Etika deskriptif ini bebas dari nilai apa pun dan memandang etika melalui pengamatan terhadap pilihan aktual yang dibuat.
Etika deskriptif melihat keyakinan yang dimiliki seseorang terkait moralitas, dan terdapat implikasi bahwa teori perilaku atau nilai itu nyata. Tujuan dari etika deskriptif bukanlah untuk memeriksa seberapa masuk akal suatu norma moral, atau untuk memberikan petunjuk apa pun.
Sebaliknya, etika deskriptif membandingkan sistem etika dan membandingkan aturan perilaku seseorang yang menjelaskan tindakan aktual dengan etika yang diyakini seseorang. Karena alasan inilah deskriptif etika sering digunakan oleh antropolog, sejarawan, dan psikolog.
Terakhir ialah etika terapan yang berupaya membawa teori etika ke dalam situasi kehidupan nyata dan sering digunakan dalam pembuatan kebijakan publik. Etika terapan dapat digunakan untuk mengeksplorasi pertanyaan-pertanyaan seperti apa itu HAM & apakah aborsi itu tidak bermoral.
Ada banyak jenis etika terapan, termasuk etika kedokteran, etika hukum, dan etika media (masalah etika yang berkaitan dengan hiburan, jurnalisme, dan pemasaran).

Kita akan membahasnya lebih detail sehingga kita dapat memahaminya lebih mudah ya!
Sumber dan referensi lanjutan:

1. Philosophy 101 (Paul Kleinman)
2. https://iep.utm.edu/ethics/ 

Konten oleh @NathPribady
You can follow @logos_id.
Tip: mention @twtextapp on a Twitter thread with the keyword “unroll” to get a link to it.

Latest Threads Unrolled: