⠀⠀⠀⠀⠀Tanam Paksa
⠀⠀⠀⠀⠀⠀⠀⠀oleh
⠀⠀⠀Feroast Company

Written by @mingoeri.
A thread.
⠀⠀Siang itu, matahari bersinar dengan teriknya. Seakan enggan memberi ampun para pekerja di ladang. Panas, haus, lapar, para pekerja rodi sudah lemas kek bayem.......

"Hei! Kalian semua para pribumi! Yang benar kalau kerja. Jangan malas-malasan!" hardik Tuan Raga.
⠀Para pri(b)umi diam, terus bekerja tanpa lelah. Padahal dalam hati menggerutu.

"Dia pikir bekerja seperti ini mengasyikkan? Mending aku menciummmu seharian penuh, Asih. Aku tidak kuat lagi," bisik Manja sangat pelan,

-
tetapi masih terdengar oleh Asih yang menyangkul dua meter darinya. Asih hanya melirik, lalu memberi Manja kiss dari jauh.

"Kak Manja! Jangan teriak-teriak, aku tidak bisa konsen menanam jagung di kebun kita, maksudku kebun Tuan Raga," sahut Yepena dari kebun sebelah.

-
"SSSSSSSSt. Jangan berisik, nanti Tuan bisa dengar," tegurku yang masih telaten memetik kopi.

Akhirnya mereka pun diam. Kembali bekerja dengan perut lapar.

KRUWUWKWUWUK.

"Suara apa itu?!" Tuan Raga yang hampir tertidur ditendanya tiba-tiba terhentak karena suara perut Jae.
Semua pekerja juga terkaget mendengar suaranya yang begitu keras.

"M-m-m-mmaaaf tuan.. Itu suara perut saya.....," ujar Jae takut-takut sambil menunduk dalam. Fak.. lemes banget... kek bayem..

"Saya kira suara traktor! Penjaga, cepat bawa dia pergi dari sini!" titah Tuan Raga.
Heru--sang penjaga dari negeri ginseng--mengangguk, dengan tegas ia menyeret Jae pergi dari ladang.

Tak lama, terdengar bunyi tembakan.

DOR!

"Eh ayam, ayam, aduh mau goreng ayam...."

"SIAPA YANG LATAH DAN MELEDEK AYAM PELIHARAAN KESAYANGANKU?!" Muka Tuan Raga memerah.
"KAMU! Kamu yang berambut pendek! Maju."

Dengan takut-takut, Arin melangkahkan kakinya ke depan. "Sekarang berlutut, lalu minta maaf pada Tuan Yang Lemes Raga. Cepat!" bentak Regina, istri tercinta Tuan Raga.
"Sayang, tak usahlah kamu marah-marah. Nanti make upmu luntur bagaimana?"

Hampir saja ladang gandum berlumur muntahan para pekerja jika mereka tidak menahan rasa mual setengah mati mendengarnya.

"Panas sayang! Aku sudah tidak kuat di sini. Ayo pulang~"
"Iya-iya sebentar ya? Oke mnies. Penjaga?"

"Iya, Tuan?" sahut Jihoon, penjaga yang baru direkrut satu jam yang lalu.

"Bawa wanita ini, lalu kau jadikan pelayan di rumah kita. Sekarang siapkan delman atau onta, kita ke pergi Bulan."

"Baik tuan."
"KGK JELAS LO YANG MULIA LEMES!"

Yeye melempar tomat yang telah busuk ke tenda Tuan Raga. Disusul Yena yang melempar jagung, juga Asih yang melempar kasih tak sampai.

Aku dan Manja hanya saling pandang, untung saja tidak jatuh cinta, huek.

Mendadak suasana jadi sangat ricuh.
Angin berhembus kencang, matahari tertutupi awan gelap. Oh, aku bisa menebak siapa yang akan datang, Han.

"Nohkan.. Si item-putih dateng. Ayo mending balik deh," ajak Manja padaku. Aku hanya mengangguk, memunguti biji kopi yang bersisa di tanah, dan memasukannya kedalam tas.
"Eh tapi, Kak Manja gak mau nonton? Sambil masak deh yuk di sisi layar?" tawarku padanya. "Boleh deh, gue mau rebus jagung punya si Yepena."

Kami menyingkir dari keributan, Asih, Yepena, dan Yeye yang berjuang. Tuan Raga, Regina, dan prajurit-prajuritnya berangsur mundur.
"Gais.."

Hening, tak ada yang berbicara. Hanya suara Han yang baru saja datang yang terdengar.

"Ape?" sahut Asih sambil ngupil.

"Gue tipes tanpa penyemangat.... Oi... Pacar gw... Yeobo... Fak... Lemes... Kek bayem..."
Aku melempar biji kopi padanya, "Woy itu dialognya Kak Joel kenapa di pake?"

"Diem lu gue gak ada pacar. Pengen nongol aja di sini. Masalah?"

"Kok ngegas? Kagak."

"Apa sih ini, udah bubar lo semua. Besok kerja lagi. Kalau enggak gue todong pake kartu unver," ancam Tuan Raga.
"Bye guys, sayonara!" Asih berjalan riang menuju rumahnya.

Aku dan Manja juga melakukan hal yang sama, pertunjukan melempar tomat dan jagung sudah usai. Yeye dan Yepena sudah engap, mereka juga beranjak pulang.

Tuan Raga dan istrinya juga prajurit-prajuritnya otw Bulan.

--
Hanya Han yang tersisa di tengah ladang.

"Fak, ditinggal lagi kan gua. Cabut."

Awan hitam-putih pun pergi bersamanya.
"BARUDAK BARUDAK, ieu urang mawa dahareun yeh!! (trans: Guys guys, gue bawa makanan nih!!)" seru Jae, berlari dari kejauhan menuju ladang.

"Lah anjrit pada kemana...." Jae celingak-celinguk menatap ladang yang kosong tanpa orang.
This thread will be continued by @jaehiyunjung.
You can follow @mingoeri.
Tip: mention @twtextapp on a Twitter thread with the keyword “unroll” to get a link to it.

Latest Threads Unrolled: