"emas di mana pun akan tetap menjadi emas."

awalnya setuju sama kutipan itu, sampe akhirnya ngebaca salah satu kutipannya Annie Dillard.

"seumur hidup, saya adalah lonceng, tapi saya tidak pernah mengetahuinya sampai saya diangkat dan dibunyikan."
sama kayak kasus lonceng di atas, kemungkinan besar kita juga nggak tau kita itu emas atau bukan.

kalo semua orang di lingkungan kita nganggep kita logam nggak berharga, susah mau ngeyakinin diri sendiri kalo kita itu emas.
butuh waktu dan proses yang lama buat jadi emas. kalo lingkungan di sekitar kita bahkan gatau cara memurnikan emas, gimana potensi emas kita bisa keluar?
ya bisa, sih, berusaha untuk memurnikan dan mengeluarkan potensi diri sendiri.

tapi dengan besaran usaha yang sama, bukannya hasil yang didapat akan lebih baik kalau kita ada di lingkungan yang isinya ahli-ahli emas?
yang kupelajari selama ini (dan juga yang masih berusaha aku lakukan sekarang) adalah EKSPLOR SEBANYAK MUNGKIN LINGKUNGAN YANG ADA.

emas butuh proses panjang buat jadi murni. kalo lingkungan kita adem-ayem dan ga ngapa2in, gimana bisa kita berubah dari setumpuk sampah jadi emas?
jadi, cari lingkungan lain.

kalo di sekolah udah gaada saingan, bikin grup ambis. temenan sama anak-anak olim internasional. kenalan sama anak-anak seangkatan di seluruh indonesia.
kalo ngerasa lingkungan sekarang ga mendorong buat berpikir kritis, perluas circle pertemanan. baca buku-buku yang relevan, ikut book club. kenalan sama anak-anak debat atau MUN. ikut volunteer dengan berbagai orang dari berbagai latar belakang.
memperluas lingkungan bukan berarti kita berusaha melarikan diri dari lingkungan kita yang sekarang. bukan juga melepaskan diri dari tanggung jawab yang sekarang.

eksplorasi hanyalah sebuah upaya untuk menyadarkan diri bahwa di luar sana, masih banyak hal untuk dilihat.
You can follow @studykinase.
Tip: mention @twtextapp on a Twitter thread with the keyword “unroll” to get a link to it.

Latest Threads Unrolled: