Halo! reply yang ada di utas ini cukup menarik.

Sbg orang yg gemar mengatakan bahwa "no need to judge people by what they read", aku cuma mau bilang, nggak semua orang punya bacaan yg 1 selera dgmu.

Ingat bahwa every book has its reader https://twitter.com/tubirfess/status/1283774653639487488
Masing2 penerbit pny pasar pembacanya.

Ada yg pasarnya pembaca kayak kamu, ada yg tidak.

Apakah orang2 yg selera bacaannya ga kayak kamu ga dikasih akses bacaan? ya engga dong

Supaya mereka suka baca, ya dikasih asupan bacaan yg sesuai dg selera mereka...(c)
(c)...aku ga pernah bosen buat bilang kalo semua bentuk bacaan bisa jd pintu masuk buat seseorang supaya suka baca buku.

kalo dari twit yg aku kutip di atas, aku menangkap bahwa ada yg merendahkan satu platform menulis dg mengatakan bahwa naskah yg berasal dari sana adl klise...
tapi pada sadar ga sih, kalo bisa aja bermula dari platform itu, seseorang akhirnya craving for more reading material?

dia jd nyari bacaan2 & bertumbuh bersama buku. dari yg mulanya hanya naskah platform kemudian mengeksplorasi karya sastra dunia

itu mungkin aja terjadi, lho
apakah aku tersinggung krn reply di utas itu (since I am now working for publisher)? engga. ya krn mereka bisa aja emg belum tau kalo mengotak-kotakkan "kelas" bacaan bikin orang ga nyaman dg aktivitas membaca buku yg mereka lakukan.
You can follow @hzboy.
Tip: mention @twtextapp on a Twitter thread with the keyword “unroll” to get a link to it.

Latest Threads Unrolled: