Untuk yang sedang merasa sempit... dan tetap membiayai ortu, semoga kisah tentang Salman al-Farisi ini bisa menginspirasi.

Sesuai namanya, al-Farisi berasal dari Persia (sekarang wilayah Iran). Beliau masuk Islam sejak muda & hijrah ke Madinah.

Setelah penaklukkan Mekkah, Salman minta izin untuk pulang kampung ke Persia. Ingin mengajak ibunya menemui Rasulullah, dan berharap ibunya dapat hidayah.

Karena ibunya sudah sepuh, tak sanggup berjalan sendiri, Salman pun menggendong ibunya dari Persia sampai ke Madinah. Demi bisa mempertemukan ibunya dengan Rasulullah saw.

Sesampainya di Madinah, Salman tidak bertemu Rasulullah, karena sudah berangkat ke Mekkah untuk haji wada.

Tak putus asa, ingin tetap mempertemukan ibunya dengan Rasulullah, Salman kembali menggendong ibunya dari Madinah menuju Mekkah.

Madinah - Mekkah dengan bus itu sekitar 5-6 jam. Entah berapa lama waktu yang diperlukan untuk berjalan sambil menggendong ibunya.

Sesampainya di Mekkah, akhirnya Salman dan ibunya pun bertemu Rasulullah setelah perjalanan panjang.

Fathu Mekkah terjadi bulan Ramadhan, Haji Wada di bulan Dzulhijjah. Berarti Salman pulang kampung, sampai kembali ke Mekkah kira-kira 2 bulan perjalanan.

Salman menanyakan pada Rasulullah, apakah yang telah diperbuatnya (gendong ibunya, pertemukan dengan Rasulullah, buka jalan hidayah, naik haji) bisa membalas jasa ibunya selama ini?

Jawab Rasulullah, tidak.
Bahkan setetes air susunya pun tidak bisa dibalas dengan kebaikan anak.

Salman gendong ibunya sekitar 1 bulan, sementara ibunya gendong Salman 9 bln dalam kandungan & masa bayinya.

Jangan dibandingkan, jangan dihitung. Nggak bakal sanggup.

Dibayar pakai uang pun tak akan sanggup kita sebagai anak balas jasa pada orang tua.

Lalu bagaimana kita bisa "balas" kebaikan mereka?

Sederhana, teruskan kebaikan itu pada anak-anak kita. Jadi bukan dibalas, tapi diteruskan pada generasi selanjutnya.

Maka pahala kebaikan akan juga mengalir bagi orang tua kita.