I've found this pattern-game mindblowing:
Coba deh kamu inget-inget semua mantanmu. Ya pasti semuanya berbeda karakter, tapi coba cari 1 kesamaan dari mereka semua. Pasti ada hal yg WAJIB ada di setiap pasanganmu.
Apakah itu?
Coba deh kamu inget-inget semua mantanmu. Ya pasti semuanya berbeda karakter, tapi coba cari 1 kesamaan dari mereka semua. Pasti ada hal yg WAJIB ada di setiap pasanganmu.
Apakah itu?
Dari situ keliatan sebuah pola.
Mungkin secara sadar, kita pikir kesamaan itu adalah apa yg paling kita butuhkan dari seseorang.
Tapi sebenarnya, secara bawah sadar, itu adalah pola tentang hal yg paling gak bisa kita toleransi dari seseorang..
Mungkin secara sadar, kita pikir kesamaan itu adalah apa yg paling kita butuhkan dari seseorang.
Tapi sebenarnya, secara bawah sadar, itu adalah pola tentang hal yg paling gak bisa kita toleransi dari seseorang..
Bahasa umumnya adalah "tipe" atau "preferensi". Tapi itu adalah seleksi secara sadar, dan seringkali ada pengecualian di lapangan.
Yg saya penasaran itu adalah seleksi bawah sadarnya. Pola yg sifatnya absolut, de jure.
Yg saya penasaran itu adalah seleksi bawah sadarnya. Pola yg sifatnya absolut, de jure.
Sederhananya gini:
Tipe (sadar) adalah spek yg kita inginkan dari pasangan/calon pasangan.
Pola (bawah sadar) adalah spek yg kita butuhkan & wajib ada dari pasangan/calon pasangan.
Pada akhirnya tipe bisa kalah sama pola.
Tipe (sadar) adalah spek yg kita inginkan dari pasangan/calon pasangan.
Pola (bawah sadar) adalah spek yg kita butuhkan & wajib ada dari pasangan/calon pasangan.
Pada akhirnya tipe bisa kalah sama pola.
Contoh: Tipe saya itu cewek chinese, chubby, ekspresif. Selalu tertarik sama spek tsb.
Tapi ketika saya jajarin semua mantan di kepala, ternyata beberapa kali saya pacaran sama cewek pribumi. Bahkan ada yg kurus/bersifat kaku.
Berarti ada penilaian lain yg jauh lebih 'saklek'.
Tapi ketika saya jajarin semua mantan di kepala, ternyata beberapa kali saya pacaran sama cewek pribumi. Bahkan ada yg kurus/bersifat kaku.
Berarti ada penilaian lain yg jauh lebih 'saklek'.
Intermezzo.
Kata 'saklek' itu adalah kata serapan dari Bahasa Belanda = 'zakelijk', yg artinya mutlak, sesuai aturan
.
Kata 'saklek' itu adalah kata serapan dari Bahasa Belanda = 'zakelijk', yg artinya mutlak, sesuai aturan

Ternyata si kesamaan yg repetitif dari mereka semua, terlepas dari fisik, etnis, inteligensia, dll, adalah kecerdasan lidah.
It is her "refined palate" that turns me on.. Selera makan memang berbeda-beda, tp saya hanya bisa menyerahkan jiwa & raga ke cewek yg punya kualitas itu.
It is her "refined palate" that turns me on.. Selera makan memang berbeda-beda, tp saya hanya bisa menyerahkan jiwa & raga ke cewek yg punya kualitas itu.
Sejauh-jauhnya saya berpetualang, dari pacar pertama sampai yg terakhir, saya selalu jatuh ke cewek yg picky eater, paham sejarah makanan yg dia makan, peka sama rasa & kesegaran bahan makanan.
Dan ini baru saya sadari pas di hubungan yg terakhir. They're all the same..
Dan ini baru saya sadari pas di hubungan yg terakhir. They're all the same..
Secara bawah sadar, ternyata kita hanya mengulang kualitas yg sama ke orang yg berbeda.
Yg diulang itu adalah hal yg paling kita anggap bernilai. Harus ada, dan gak bisa kita toleransi kalo gak ada.
Yg diulang itu adalah hal yg paling kita anggap bernilai. Harus ada, dan gak bisa kita toleransi kalo gak ada.
Buat yg bilang kesamaannya adalah yg penting dia cowok/cewek, trust me, sekalipun orientasi seksualmu kelak berubah (who knows?), polanya bakal tetep sama.
Kamu bakal cari kualitas yg sama, terlepas dari jenis kelaminnya.
Kamu bakal cari kualitas yg sama, terlepas dari jenis kelaminnya.
Utas ini sekaligus menjawab pertanyaan:
"Kok gue dapetnya yg posesif parah mulu ya?"
"Kok gue beda agama mulu ya?"
"Kok dapetnya istri/suami orang mulu ya?"
Kalo udah sama lebih dari sekali, itu udah bukan faktor eksternal lagi. Tapi repetisi yg kita ciptakan :)
"Kok gue dapetnya yg posesif parah mulu ya?"
"Kok gue beda agama mulu ya?"
"Kok dapetnya istri/suami orang mulu ya?"
Kalo udah sama lebih dari sekali, itu udah bukan faktor eksternal lagi. Tapi repetisi yg kita ciptakan :)
Udah ah, selamat makan siang!

Jawabannya: SANGAT BISA.
Tapi syaratnya kita harus tau dulu polanya apa. Kalo itu pola yg buruk/toxic, bisa di-replace. Kalo itu adalah pola yg konstruktif, bisa dilanjutkan atau ditambahkan. https://twitter.com/fixviloslov/status/1280414461426192384?s=19
Tapi syaratnya kita harus tau dulu polanya apa. Kalo itu pola yg buruk/toxic, bisa di-replace. Kalo itu adalah pola yg konstruktif, bisa dilanjutkan atau ditambahkan. https://twitter.com/fixviloslov/status/1280414461426192384?s=19
Perlu diingat. Dalam utas ini saya gak lagi bicara "kamu harus pilih pola ketimbang tipe" ya. Kalo bisa pola & tipe selaras kenapa enggak?
Saya cuma mengajak buat cepetan sadar akan pattern-mu. Biar segera tau polanya toxic atau enggak.
Saya cuma mengajak buat cepetan sadar akan pattern-mu. Biar segera tau polanya toxic atau enggak.
Nah ini sesalah satu pentingnya mengetahui pola berhubungan. Kita jadi lebih efisien dalam mencari pasangan.
Jadi gak dikibulin melulu, karena kita jelas paham apa yg kita butuhkan
https://twitter.com/punyanyaestu/status/1280420019860410370?s=19
Jadi gak dikibulin melulu, karena kita jelas paham apa yg kita butuhkan

Penutup:
Jangan pernah remehkan pola berhubunganmu. Kamu perlu rekam jejak ini untuk evaluasi hubungan & menemukan sumber masalah romansamu.
Ingat. Semua druglords & serial killers pada akhirnya berhasil ditangkap karena pola mereka sendiri.
-FIN-
Jangan pernah remehkan pola berhubunganmu. Kamu perlu rekam jejak ini untuk evaluasi hubungan & menemukan sumber masalah romansamu.
Ingat. Semua druglords & serial killers pada akhirnya berhasil ditangkap karena pola mereka sendiri.
-FIN-