Plato mempunyai banyak pemikiran besar, salah satunya ialah buku berjudul Republic. Dalam buku tersebut, ada sebuah perumpamaan yang menjadi pemikiran mendasar dan fondasi dari Filsafat Plato. Kita akan membahas:

Alegori gua Plato (Allegory of the cave)!

- a thread!
Alegori ini merupakan sebuah dialog dari saudaranya Plato yang bernama Glaucon dan mentornya yang bernama Socrates. Teks lengkap dari alegori ini sudah ada dalam Bahasa Inggris, silakan akses di https://web.stanford.edu/class/ihum40/cave.pdf
Ceritanya, ada sebuah gua yang di dalamnya terdapat beberapa tawanan yang dirantai menghadap ke dinding belakang gua tersebut. Mereka sudah berada disana semenjak kecil dan tak bisa melihat kemana-mana lagi. Sejak kecil mereka hanya melihat dinding belakang gua itu.
Tetapi, mereka bisa melihat bayang-bayang manusia berlalu-lalang lewat refleksi api yang ada di atas gua. Para tawanan tersebut juga dapat mendengar suara bergema yang mereka yakini berasal dari bayangan yang ada.
Pada suatu hari, seorang tawanan dilepaskan dan ia dipaksa keluar. Tawanan ini merasakan sakit pada mata karena sinar cahaya dan itu membuatnya sulit melihat objek-objek yang menjadi sumber dari bayangan yang ia lihat di gua.
Ia akhirnya lebih memilih kembali ke gua karena bayang-bayang yang biasa ia lihat lebih clear dari sinar cahaya yang menyilaukan itu. Kemudian, ada seseorang yang menyeret dengan paksa tawanan ini kembali ke atas.
Ia marah dan merasa kesakitan. Tetapi, lama kelamaan matanya mulai terbiasa dengan cahaya dari matahari. Pertama, ia hanya dapat melihat bayang-bayang. Kemudian ia dapat melihat refleksi orang dan benda di air. Ia kemudian melihat orang dan benda dalam kondisi yang real.
Tawanan ini pun akhirnya menyadari bahwa dunia diluar gua sangatlah superior dibandingkan seluruh pengalamannya selama di gua dan ia ingin membagikan dunia luar ini kepada tawanan lain. Ia kembali ke gua tetapi ia tak dapat melihat apapun.
Dari sinar matahari yang sangat cerah, ia memasuki kegelapan gua. Ketika ia sudah menemui sesama tawanannya, mereka malah marah karena dianggap menganggu. Akhirnya, mereka membunuh satu tawanan yang telah melihat realitas itu.
Alegori ini mengandung banyak simbol yang digunakan untuk menginstruksikan pembacanya tentang natur dari persepsi. Gua merepresentasikan realitas fisik yang superficial, juga ketidakpedulian dan kegelapan yang menyesatkan.
Rantai yang mengikat para tawanan itu direpresentasikan sebagai rantai yang membuat para tawanan terperangkap dalam ketidakpedulian (karena rantai tersebut menghentikan para tawanan untuk belajar dari kebenaran dan realitas).
Bayangan yang ada di dinding gua merepresentasikan realitas superficial, ilusi. Tawanan yang dibebaskan melambangkan mereka yang mengerti bahwa dunia fisik hanyalah bayangan dari kebenaran, dan matahari yang bersinar itu melambangkan kebenaran tertinggi dari ide.
Teks alegori singkat yang hanya berjumlah sekitar 5 halaman ini akhirnya mendasari Filsafat Plato selanjutnya dan sampai saat ini masih sering digunakan dalam diskusi-diskusi yang ada.

Gimana, udah tertarik buat baca buku Sang Filsuf Bijak ini?
You can follow @logos_id.
Tip: mention @twtextapp on a Twitter thread with the keyword “unroll” to get a link to it.

Latest Threads Unrolled: