Gue. Dulu ngebet buanget pengen ke dan tinggal di Amrik

❌ 2005 Daftar AFS
❌ 2009 Global UGRAD
❌ 2012 Fullbright
❌❌❌ 2014 LPDP + 6 Universitas di US

Kayak udah dihalangin sama Allah untuk jangan ke sana.

Akhirnya pertama kali menginjakkan kaki tahun 2017

[Sebuah Cerita] https://twitter.com/ThereseClaire_/status/1266071287002259458
Gue menginjakkan kaki tahun 2017 di San Francisco untuk jadi pembicara di Samsung Tizen Conference. Gue stay di sana sekitar 8 hari. Gue travel dari SF sampai ke Los Angeles untuk jalan-jalan juga. Dan sejak saat itu, minat tinggal di Amerika langsung luntur.
Amrik itu jelek. Yang bikin keliatan bagus itu cuma felem doang + Beverly Hills karena isinya orang kaya semua. Pergilah ke downtown SF. Banyak banget gelandangan di sana. Orang tanpa rumah di sana banyak banget. Mereka tidur di emperan, bangku taman, kolong stasiun subway, dll.
Polisi juga enggak terlalu menertibkan gelandangan, selama mereka enggak dianggap bahaya. Karena sepertinya polisinyapun sadar bahwa mereka menggelandang juga bukan karena kemauan mereka. Banyak banget shelter gelandangan yang membantu ngasih mereka makan saking susahnya hidup.
Shelter bantuan gelandangan itu tiap hari tertentu selalu ngantri panjang buat pembagian makan gratis. Ngelihatnya miris banget. Gue sempet ngelihat ga jauh dari hotel gue ada shelter yang dikelola Masjid. Mereka buka dapur umum gratis tiap hari minggu.
Selama di sana, gue ngerasa ga aman jalan sendirian. Gelandangan itu banyak yang ngeganggu. Apalagi yang berkulit hitam, tanpa bermaksud rasis. Mereka minta-minta frontal ke kita. Tiap ke luar toko pasti ada yang nyamperin "do you have a change", maksudnya minta koin kembalian
Yang paling "berkesan" itu pas sempet gue jalan kaki. Pas di depan SBux, gue dihadang sama seorang gelandangan. Gue udah nolak tapi dia kekeh. Gue langsung belok kabur ke dalam SBux. DIA NGIKUTIN DONG MASUK KE SBUX. Akhirnya ada security yang liat dia masuk lalu dia diusir.
Apalagi mengingat di Amrik itu kepemilikan senjata sangat mudah sekali membuat gue makin parno dan takut kalau pergi ke mana-mana. Ga tau kan kita kalau ada yang bawa senjata trus tau-tau nodong kita. Rasa insecure kayak gitu bikin gue enggan explore kota di sana sendirian.
Lalu pas gue ke LA, bener-bener downtown LA itu kalau weekend udah jadi kota hantu. Gue denger dari orang sana bahkan ngga direkomendasikan untuk jalan di downtown LA pas malam2. Seram katanya. Ya bener aja, gelandangannya lebih banyak lagi dibandingkan SF.
Greater LA yang bagus itu cuma di Beverly Hills, dan sekitaran Pasadena. Karena emang kampungnya orang tajir. Santa Monica juga bagus karena itu pantai tempat turis. Jadi ramai.

Hollywood Boulevard? Sampah banget.

Saking sampahnya gue sampai nggak ambil foto-foto banyak.
Sepanjang Hollywood Boulevard itu isinya musisi jalanan semua. Dan banyak gelandangan juga. Mana kotor pula. Gue ke sana naik subway. Pas ke luar ke jalan raya amboi kecewanya 😪

Gue cuma jalan kaki akhirnya beberapa blok, trus gue nemuin Trader's Joe, gue beli oleh2, trus cabut
Kalo tempat-tempat turisnya memang bagus. Griffith Observatory, Santa Monica Pier, Six Flags Magic Mountain.

Tapi gue kalo jalan itu seneng keliling kotanya, ngelihat seperti apa kehidupan di sana. Dan di LA dan SF itu bikin impression gue jeblog.
Belum lagi transportasi publiknya. Transportasi publik di Amrik itu SUPER JELEK. Tau ga salah satu kegunaan transport publik di sana:

BUAT TIDUR GELANDANGAN.

Gue naik Light Rail dari LA Union Station ke Santa Monica, ada gelandangan yang tidur di situ. Ngambil space kursi.
Di downtown LA transport masal juga terbatas. Jalur MRT cuma satu line bercabang. Ada light rail ke kota sebelahnya tapi ga banyak jalurnya. Makanya LA itu terkenal macet.

Kalo di SF masih mendingan dikit di downtownnya ada tram, dan metro areanya ada BART dan Suburban Rail.
Bener-bener ga banyak gue ambil foto pas jalan-jalan ke sana. Karena ga banyak yang menarik yang bisa difoto. Akhirnya banyakan foto cuma pas jalan-jalan di daerah touristy kayak Golden Gate. Foto Golden Gate di blog gue itu foto gue sendiri. Di LA bener2 ga banyak foto2 😪
California itu memang terkenal yang kesenjangan ekonominya paling drastis. Dia economic boom tertinggi, tapi ga merata.

Di SF itu basically ada dua "kubu", dipisahkan oleh lautan. Inget meme Taj Mahal kan? Nih petanya kira2 gini. Anak IT pasti kenal Palo Alto dan Mountain View
Yaiyalah, itu kampungnya Google, Facebook, Apple, dan semua perusahaan IT gede. Itu semua aslinya daerah elit. Universitas Stanford juga di situ. Perumahan mewah ala suburban, lingkungan bersih teratur, dan kehidupan papan atas deh di SF Bay Area.

Ini foto di Mountain View
Coba deh ke seberangnya. Gue naik BART dari SF ke arah San Jose. Dia melintasi area seberang teluk SF. Isinya perumahan kelas bawah, pabrik, dan segala yang kontras dari kemewahan di semenanjung SF.

Oiya, pabrik Tesla ada di area sini. Kenapa? Ya karena murah dan banyak buruh
Kalo dari yang gue denger, kepolisian di daerah elit lebih ketat dalam ngejaga wilayahnya. Makanya di area elit ga ada gelandangannya. Kalo ada ditangkep polisi.

Situasinya terbalik kalo di daerah minus kayak gini. Polisinya ga peduli dan ngebiarin aja.

Beginilah kapitalisme.
Trus dipikir kerja di Silicon Valley, di Google misalnya, hidup akan indah kayak raja?

Not so fast.

Gue punya temen kerja di Google. Pas 2017 gue ketemu dia. Pas itu dia udah 3/4 tahun di Google. Dan dia saat itu masih tinggal "ngekos" di rumah orang!!!
Biaya hidup di SF Bay itu super tinggi. Apalagi di kawasan elit Silicon Valley itu. Jangan harap bisa nabung banyak juga karena duit udah abis-abisan sewa tempat tinggal. Kalo mau yang lebih murah ya tinggal di luarnya Taj Mahal itu. Tapi lebih jauh, transpor ga memadai, ga aman
Situasinya sedikit mendingan di Seattle. Gue tahun 2018 ke Seattle jadi pembicara di CppCon. Walaupun gelandangan masih ada di seputaran downtown, tapi enggak separah di SF dan LA. Suasana downtown Seattle lebih friendly dan proper menurut gue.
Di Seattle, kesenjangan masih ada walau ga sekontras di SF dan LA. Gue ngelilingin sekitaran Seattle dari ujung utara Everett tempat belanja, sampe ke selatan pabriknya Boeing, dan ke timur arah kampungnya Microsoft di Redmond. Menurut gue di sana lebih friendly dan proper.
Gue lebih suka Seattle dibandingkan SF dan LA. Tapi gue yakin gue ga akan suka kota lainnya lagi. New York, Boston, dan sejenisnya gue ga minat. Kalo gue mau tinggal di Amrik, gue cuma mau di Seattle area. Mungkin karena deket sama Kanada juga jadi kulturnya rada beda 🤔
Gue juga pernah dicritain temen gue yang tinggal di Chicago. Dia bilang dia sering banget ngerasa ga aman. Dia dan keluarganya menerapkan jam malam dan udah harus ada di rumah sebelum jam tertentu demi keamanan.

I mean, how can you live constantly in fear like that???
Karena fakta yang gue lihat sendiri itulah yang bikin gue ga minat lagi tinggal di Amrik. Belum lagi banyam berita negatif seperti kasus penembakan, rasisme aparat, biaya kesehatan selangit, dan kaum-kaum blegug yang ngedukung presidennya saat ini.
Dan yang kaum blegug itu, sempet gue ngobrol random pas naik kereta sama orang 2017 silam. Dia dukung Trump & percaya Amerika akan menjadi hebat lagi. Dia percaya Trump itu titisan Tuhan.

Trus dia nanya gue dari mana. Gue bilang Indonesia. "Oh that's the genocide country" ouch!
Entah dari mana genocidenya. Mungkin kasus 65, kasus 98, timorense, papua, entahlah. Tapi dikenal sama doi sebagai genocide country kayaknya ada yang kurang beres juga sama informasi yang dia terima 😅

Tapi ya dia juga gelandangan sih sepertinya. Atau person in welfare 😅
Perasaan ga aman kayak di sana enggak gue rasain selama gue tinggal di Prancis sini. Apalagi di Finlandia. Prancis sini pengemisnya enggak ada yang ngeganggu, dan ga banyak juga. Ga banyak gelandangan di sini. Paling banyakan tourist scammer di tempat wisata 😅
Yah gitu deh pandangan gue sama Amrik. Jadi akhirnya memang benar bahwa hidup di Amrik itu tidak seindah felem Hollywood. Dan American Dream is BULLSHIT! 😂

Jadi, kalo kalian masih ada yang mikir Amrik itu kece, think again. It is not. At all. It is just their propaganda.
Oh dan satu lagi. Yang bikin gue makin geli dan ogah untuk tinggal di sana adalah karena timeline twitter gue diisi sama beberapa orang sana. Gue follow mereka karena mereka C++ expert. Mereka sering banget retweet ke"abnormal"an Amrik, yang bikin gue makin jijay wkwkwkw
Trus lagi, kemarin habis ngobrol sama prof gue. Prof gue orang Italia, lulusan UCSB. Keren mampus ga tuh. Tapi dia kelar lulus ga lama balik ke Eropa. Kemarin dia bilang dia kesel sama sistem akademis di univ di Amrik yang engga menilai calon mahasiswa dengan holistic
Topiknya ya gara-gara gue ga ditrima di salah satu "ivy-league" nya Eropa cuma gegara grade gue yang dianggap ga mumpuni sama admission committee mereka.

Prof gue bilang kelakuan sistem admission kayak gitu kampungan. Wkwkwkwwkwk

Well, di US semua Uni begitu 😂
Jadi, seperti yang tertulis dalam ayat suci:

فَبِأَيِّ آلاءِ رَبِّكُمَا تُكَذِّبَانِ

Maka nikmat Tuhan manakah yang kamu dustakan (QS Ar-Rahman)

Allah sudah memutuskan sejak lama untuk menghalangi gue ke Amrik karena memang kenyataannya engga seperti yang didramatisasi 😆
Oh satu lagi gue baru inget. Soal Hollywood Boulevard. Jadi pas gue naik Amtrak Coast Starlight dari SF ke LA, gue duduk sampingan sama bapak-bapak senior. Dia bilang sama gue "don't get your hope too high on Hollywood. You'll be disappointed"

Yes indeed 🙃
Makanya, kemarin gue sudah men-debunk soal hacking as in Hollywood movies kan? Sekarang debunking tentang living in the U.S. as in Hollywood movies. Inilah propaganda kapitalis negara yang ngakunya "adidaya" Wkwkwkwkw https://twitter.com/GilangHamidy/status/1258004064534704130
APPENDIX video-video dokumenter yang memperlihatkan sisi Amerika yang tidak seindah Hollywood https://twitter.com/GilangHamidy/status/1266476572137193472
APPENDIX B: Buat para yang butthurt dengan twit gue https://twitter.com/GilangHamidy/status/1266593181937938432
You can follow @GilangHamidy.
Tip: mention @twtextapp on a Twitter thread with the keyword “unroll” to get a link to it.

Latest Threads Unrolled: