Sekali lagi, buat saya lebih baik anak tertunda pelajarannya dan baru masuk sekolah secara fisik setelah situasi (beneran) terkendali, daripada mementingkan prestasi akademis dan memaksakan untuk masuk sekolah dalam waktu dekat (baca: Juli). Silakan aja yang mau. Saya mah ogah.
Bapak saya almarhum baru kuliah S2 di usia 40 tahun, jadi bagi saya, menunda pendidikan dasar setahun jika perlu dalam keadaan seperti ini ya gak apa-apa banget.
Mudah bagi yg belum pernah punya anak untuk ngotot dengan berbagai alasan. Ya nggak apa-apa silakan aja. Yang tau betapa mudahnya batuk pilek menular di sekolah kan kami. Yang repot dan cemas juga kami. Ya keputusan sebagian dari kami ini juga valid aja.
Anak kecil itu sulit untuk taat social distancing. Ya karena memang umurnya, masih perlu main yang kontak fisik dengan teman-teman. Pakai masker juga masih harus diawasi agar disiplin. Belum lagi aturan jangan sering2 pegang muka. Cuci tangan mah seneng.
Jadi silakan panggil saya parnoan, ini kan soal anakku, bukan anak kalian. Judge me, I really don’t bloody care. Trims. *matiin mic*
Ada beberapa yang bertanya rencanaku apa kalo sekolah mewajibkan masuk. Hm, sampai detik ini sekolah anakku belum ada pemberitahuan kapan mesti masuk, tapi aku berharap pihak sekolah ngajak ortu diskusi dulu gimana baiknya. Semoga ada opsi sekolah dari rumah.
Kalau bener2 mesti masuk dan gak ada opsi pelajaran jarak jauh, maka aku akan meminta izin cuti belajar dulu. Nggak apa tinggal kelas sementara, karena kasusnya tinggal kelas kalau begini kan terpaksa, bukan karena anaknya bodoh atau malas. Demikian.
You can follow @miund.
Tip: mention @twtextapp on a Twitter thread with the keyword “unroll” to get a link to it.

Latest Threads Unrolled: