LANGKAH SETELAH KOMA
(Repost)
.
.
.

Dalam sekejap, surga berubah menjadi neraka jahanam.
Tanpa tanda-tanda, laut yang kemarin ramah dan hanya selalu memberi tanpa berharap kembali, tiba-tiba meminta balik apa yang pernah diberikannya.

@__MV_llestari__
Gelombang dahsyat bak angkara menghujam, dia menyapu semua yang ada dihadapannya.

Hanya sesaat alam murka dan 167.000 orang tewas dan 37.000 lainnya tak pernah ada kabar lagi, mereka tak pernah ditemukan.

Laut marah dan menumpahkan seluruh isinya di Aceh Desember 2004.
Untuk sesaat kita terpana.

Tak sepatah katapun keluar dari mulut rapat terkunci, hanya sesak didada meratap tanpa suara " Ya Tuhan azab apa yg menimpa?"
Tanpa isyarat apapun tiba-tiba dunia serempak bergerak. Kemanusiaan menarik paksa semua pemahaman ego yg kemarin berserak tak acuh menjadi satu gerakan :

"BANTU..!!".

Telanjang, tanpa sekat ras, kebangsaan, bahkan agama, manusia menemukan jalannya.
Tangis dan rintihan tak berdaya membangunkan kita pada satu bahasa , bahasa universal...., bahasa kemanusiaan itu sendiri.

TNI dan GAM spontan lupa apa itu musuh.

AS dan China untuk sesaat tak saling mengepal tangan demi curiga.
Seolah tersihir, manusia saling bergandeng tangan, menarik siapa yang terjerembab, memanggul mereka yang jatuh.

Tak mungkin sanggup bagi Aceh sendirian mengatasi bencana skala besar itu.

Butuh saudara & teman untuk solider. Warga Aceh seketika langsung lumpuh tak berdaya.
Hope atau harapan, adalah satu-satunya hal baik milik manusia yang bersifat universal yang kini masih dimiliki warga Aceh.

Benar..,tak butuh waktu lama bantuan langsung berdatangan.

Tercatat Rp 72 triliun bantuan asing terkumpul bagi recovery Aceh.
Secara perlahan tapi pasti, Aceh sembuh. Harapan telah membuat mereka mampu bertahan melalui badai itu.

Harapan sama kita butuhkan saat bencana Covid-19 melanda negeri kita.

Bukan seperti tsunami yang datang dalam skala gila dan langsung membuat kita tak berdaya.
Ibarat kanker, Covid-19 menggerogoti tubuh Indonesia sebagai negara secara perlahan, namun skala bencana yang akan ditimbulkannya akan jauh lebih mengerikan.
Bencana ini akan mampu membuat sebuah negara bangkrut dan kemudian runtuh akibat efek samping luar biasa jahat yang kemudian muncul, yakni amuk masa.

Perpecahan anak bangsa akibat negara bangkrut, negara tak mampu memberi makan rakyatnya.
Berbeda dengan tsunami Aceh yang bersifat lokal, Covid-19 melanda semua negara hingga kemewahan mendapatkan batuan dari teman, tak mungkin terjadi.

Sungguh...,saat ini kita sendirian. Kita harus bangkit dengan usaha kita sendiri.
"Harapan tanpa fakta adanya parameter dasar yang jelas, namanya halu tau..!!"

"Sabar boss..,ga usah ngegas napa... ?"

Pernah merasa takut, gamang..,seolah bayang kejatuhan demikian kuat menyekat dada? Itu bukan mengada-ada.
Awan hitam setebal jangkauan lepas mata memandang seolah sedang menutup semua celah terang bagi masuknya cahaya.

Dalam khayalan terliarpun, segila-gilanya pendongeng tak pernah sampai pada pemikiran bahwa minyak berubah menjadi sampah.

Hari ini terjadi...!!!
Minyak adalah cerita tentang jutaan nyawa melayang. Semua perang modern dimasa kini, dimana AS terlibat didalamnya pasti karena alasan minyak.

Demi cairan kental hitam itu, AS akan tega melakukan apapun termasuk membunuh siapapun yang menghalang jalannya.
Ya hanya sampah yang dijual merugi atau minus. Ya hanya sampah yang harus segera disingkirkan karena alasan tak lagi ada ruang bagi penyimpanannya.

Harga barang yang disimpan sudah lebih murah dari sewa ruang penyimpanannya.

Itulah nasib minyak, sang emas hitam di AS.
Ketakutan tak ada masa depan jangan dianggap berlebihan.

Wajar kita takut karena belum pernah ada jejak tertinggal pada jalur seperti ini.

Tak ada bahkan sedikit pengalaman sebagai referensi.
Buta.., siapa tak takut buta?

Ruang khayal kita langsung menyusut bahkan tak bernyali untuk membayangkan rasa positif meski hanya sebesar minimal angan kita.

"Emmm.., jadi kita sudah tak lagi punya harapan gitu?"
Membayangkan AS rontok adalah sesuatu yang mustahil, namun ketika kembali mengingat bagaimana dolar dicetak, ada sesuatu yang gimana.... gitu.
Tahun 1971 Presiden Nixon, memutuskan negara tidak lagi mengkaitkan mata uangnya dengan cadangan emas sesuai kesepakatan Bretton Woods pada tahun 1944.

Sejak saat itu dolar mulai bermetamorfosa bukan sekedar jadi alat tukar namun juga komoditas.
Black Monday 1987, dan krisis 2008 adalah pesan bahwa ada sesuatu yang tak beres disana.

Ribuan orang bangkrut namun AS bergeming.

Apakah dolar akan tinggal menjadi kertas tak berharga lagi kelak, tak ada yang tahu namun mengatakan tak mungkinpun adalah jawaban spekulasi.
Covid-19 membuat sang adi daya mengiba. Tak tahu harus berbuat apa, Trump semakin membuat gaduh. Korban terinfeksi dan tewas telah menjadikan AS juara dunia.

Berbeda apa yang terjadi di China, negeri panda ini mulai menggeliat.
Yang jelas mata uang China tak mungkin tidak menjadi mata uang perdagangan dunia dan mulai mengejar dominasi dolar.

Semua parameter telah dilewati China. Yang jelas underlaying emas atas mata uangnya selalu digembar gemborkan pemerintah China

.
Itu indikator benar atas terbitnya uang.

Mungkin benar bahwa resesi dunia sudah didepan mata. Sekali lagi belum pernah ada parameter membuat penilaian atas peristiwa ini, namun lima tahun Jokowi bekerja tanpa kenal lelah telah menuai hasil positif bagi masa depan Indonesia.
Indonesia dinilai banyak lembaga dunia akan menjadi negara yang sangat siap bergerak ketika bencana ini berlalu.

Penguatan rupiah secara konstan adalah cara pasar berbicara dan bercerita.
Mungkin tidak dalam waktu dekat kita akan dapat dengan mudah mengembalikan posisi seperti beberapa saat yang lalu, namun menilai Indonesia akan kembali hanya sebagai negara berkembang, itu adalah cara berpikir tak masuk akal.

@__MV_llestari__
Dengan China telah bangkit, roda ekonomi kitapun akan mulai bergerak. Ingat, sepertiga sumber daya alam dunia pembelinya adalah China.

90% supply Chain industri di dunia berasal dari China dan itu adalah tolok ukur bagi hidup matinya industri dunia.
Tidak satupun manusia mampu membaca tanda-tanda jaman.

Tak seorangpun dapat membuat prediksi apalagi tahu bahwa pada 2020 dunia benar-benar runtuh akibat bencana virus.

Namun seorang Jokowi terpilih menjadi Presiden Indonesia pasti adalah bagian dari rencanyaNya.
Tak terbayang bila 2014 Jokowi tak terpilih, tak mungkin Indonesia sesiap ini menghadapi bencana luar biasa tersebut.

Lima tahun dia membangun tanpa lelah adalah apa yang membuat Indonesia lebih siap dibanding negara manapun.
Melihat bagaimana reaksi dunia terhadap hasil positif yang kita capai, tidak terlalu berlebihan, bersama Presiden sederhana ini, masa depan akan menjadi milik kita, milik rakyat Indonesia.
.
.
.
Cc. @__MV_llestari__
You can follow @__MV_llestari__.
Tip: mention @twtextapp on a Twitter thread with the keyword “unroll” to get a link to it.

Latest Threads Unrolled: