A STORY OF BULLYING [A THREAD]
Ini adalah pengalaman saya menjadi korban bullying, bagaimana saya bisa bertahan, dan bagaimana saya membalas para pelaku bullying tersebut, semoga pengalaman saya ini dapat menjadi sedikit motivasi sekaligus memberikan kekuatan bagi korban korban bullying lain di luar sana.
Semenjak kecil saya termasuk anak yg penakut dan cengeng, padahal saya memiliki badan yg lebih besar dibanding anak anak lain seumuran saya. Selama SD hampir setiap hari saya selalu diolok olok, dipukuli, dan diganggu oleh kawan kawan saya di sekolah.
Orangtua saya tidak pernah mengajarkan saya olahraga ataupun beladiri, mereka hanya mau saya fokus belajar sebaik mungkin. Bahkan sering saya dipukuli menggunakan ikat pinggang apabila nilai saya turun.
Saya selalu menduduki peringkat 3 besar secara akademik di angkatan saya dari kelas 1 SD hingga kelas 3 SMP, namun hal tersebut malah menjadikan saya sebagai target bullying anak anak lain. Dan saya tidak pernah melawan mereka, karena saya tahu saya akan kalah bila saya melawan.
Saya juga memiliki kecacatan fisik di kepala saya yg diakibatkan oleh kecelakaan ketika saya masih kecil, bekas luka tersebut menjadi bahan olok olokan oleh kawan kawan saya selama saya SD. Sayapun semakin tumbuh menjadi pribadi yg cengeng dan pengecut.
Setelah menginjak SMP saya berpikir bahwa masa masa saya menjadi korban bullying sudah berakhir, namun ternyata saya salah besar. Situasinya bahkan semakin bertambah parah.
Saya bersekolah di smp boarding school islam yg mengharuskan seluruh murid muridnya tinggal di asrama. Disini saya mengalami bullying mulai dari bangun tidur, di masjid, di kelas, dan di asrama.
Pada saat kelas 1 SMP ada seorang siswa angkatan atas saya yg tidak naik kelas jadi dia harus mengulang kelas 1 dan sekelas dengan saya. Hampir setiap hari saya dipukuli, diludahi, disuruh suruh oleh dia baik di kelas, di masjid, maupun di asrama.
Note : di islamic boarding school, masjid merupakan salah satu tempat penting yg digunakan untuk berbagai kegiatan dimana para santri (siswa) menghabiskan hampir sebagian besar waktunya selain di kelas dan di asrama.
Hingga akhirnya saya sudah tidak tahan lagi, pada saat itu rasanya ingin sekali saya bunuh diri karena sudah tidak tahan dengan semua tekanan yg ada. Saya masih dapat mengingat betapa putus asanya dan pengucutnya diri saya saat itu.
Di asrama pun saya sering mendapat perlakuan kasar dari teman sekamar dan dari senior. Tetapi karena saya tidak pernah melawan, mereka menjadi semakin menjadi jadi. Uang jajan saya dirampas, padahal orang tua saya hidup seadanya dan uang tersebut banyak bagi saya dan keluarga.
Akhirnya saya mencoba untuk melawan, meskipun tidak ada gunanya. Mengadu ke guru / ustadz pun tidak akan memberikan efek apa apa karena di sekolah saya mereka tidak pernah menanggapu bullying sebagai permasalahan yg serius.
Pernah suatu hari saya dipukuli sampai mulut dan hidung saya berdarah ketika sedang berjalan pulang dari masjid ke asrama oleh teman sekelas saya itu, saya ditelanjangi dan disuruh pulang ke asrama dengan hanya memakai celana dalam.
Hingga akhirnya saya sadar, bahwa saya tidak akan menang jika mengandalkan otot. Saya meminjam uang sebesar 100 ribu ke teman satu asrama saya yg merasa simpatik melihat keadaan saya. (15 tahun yg lalu uang 100 ribu cukup besar nilainya).
Sebagian besar uang itu saya pergunakan untuk membayar preman kampung di sekitar sana (FYI, boarding school saya menyatu dengan perkampungan warga sekitar dan hanya dibatasi oleh gerbang kecil saja). Sy meminta mereka untuk memberikan pelajaran kepada teman sekelas saya tersebut.
Suatu malam ketika teman sekelas saya itu pulang dari masjid dia dihampiri oleh gerombolan preman kampung tersebut dan dipukuli hingga babak belur, para guru disana tidak ambil pusing dan hanya menganggap hal tersebut sebagai perkelahian anak anak biasa.
Disini saya cukup puas namun saya tahu bahwa bullying ini belum selesai selama kita masih bersekolah di tempat yg sama, akhirnya saya menggunakan sisa uang yg saya pinjam dari teman saya itu untuk membeli rokok dan saya memasukkan rokok tersebut ke dalam tas teman sekelas saya.
Note : di islamic boarding school, merokok adalah tindakan yg sangat sangat serius dan hukumannya adalah drop out
Saya meminta tolong ke salah satu guru untuk melakukan penggeledahan tas di kelas saya dengan dalih saya melihat salah satu kawan saya ada yg merokok di WC sekolah.
Lalu ditemukanlah rokok di dalam tas teman sekelas saya. Hanya dalam beberapa hari saja dia sudah dikeluarkan dari sekolah saya. Sesaat saya berpikir kalau semua sudah aman dan akan baik baik saja.
Tternyata kenyataan tidak seperti itu, saya tersadar bahwa saya tidak hidup di dunia dongeng dimana orang tertindas selalu menang. Tidak butuh waktu lama sampai ada kawan kawan lain yg menggantikan posisi pembully tersebut, dan saya tetap menjadi object bullying selama masa SMP
Puncaknya adalah saat kelas 3 SMP, kurang lebih 1 bulan sebelum UAN, saya dihajar oleh 6 orang kawan saya yg dipimpin oleh (sebut saja EN) hanya karena ada salah satu anggota geng/kelompoknya dia yg tidak suka melihat saya.
FYI : EN ini termasuk salah satu anak terkuat dan paling preman di angkatan saya, panggilannya pun "kuli", dia sering memukuli anak anak lain sampai babak belur hanya karena dia tidak suka dengan orang tersebut.
Saat itu saya dikeroyok hingga tulang rusuk saya retak dan saya sesak nafas, saya sendiri harus dirawat di RS selama 2 minggu. Dan lagi lagi orangtua saya maupun guru guru hanya menganggap hal ini sebagai perkelahian anak anak biasa
Syukur alhamdulillah saya sudah sembuh sebelum UAN dan dapat mengikuti ujian sehingga saya bisa lulus dari sekolah laknat tersebut dengan NEM 28.7 (dari 3 mata pelajaran)
Saat itu saya bersumpah dalam diri saya sendiri, demi Allah suatu saat saya akan membuat perhitungan dengan EN menggunakan tangan saya sendiri.
Menginjak SMA situasi mulai berubah, saya bersekolah di salah satu SMA negri unggulan di jakarta selatan. Saya bergabung dengan ekskul kyokushin karate, disitu saya mulai bejalar beladiri dan berolahraga.
Saya mulai mengurangi frakuensi belajar akademik secara signifikan dan menggantinya dengan olahraga serta beladiri. Persetan dengan nilai bagus, ga ada gunanya itu semua kalau seandainya kita ga memiliki umur panjang karena tewas dibully.
Bersyukur saat SMA saya memiliki kawan kawan yg baik dan berpikiran dewasa, sehingga saya tidak lagi menjadi korban bullying.
Namun saya tetap menyimpan dendam, saya terus menambah porsi latihan beladiri saya. Saat pendidikan (kuliah) saya bahkan belajar boxing dan jiujitsu secara intense.
Hampir tidak ada satu haripun yg saya lewati tanpa beladiri, olahraga, atau angkat beban. Saya tahu bahwa saya sudah termakan oleh dendam, tapi saya juga tahu bahwa sampai matipun saya tidak akan bisa menghilangkan kebencian ini
Saya tidak sedang memberikan pembenaran atas tindakan saya, namun untuk kalian yg pernah menjadi korban bullying pasti kalian mengerti perasaan saya saat itu.
Hingga akhirnya hari itu tiba, suatu hari di akhir tahun 2017 saya merasa bahwa waktunya sudah siap. Saat itu saya sudah belajar berbagai macam beladiri selama 10 tahun dan sudah mengikuti puluhan kejuaraan boxing, kickboxing, dan grappling.
Saya sendiri saat itu juga sudah bekerja di sebuah perusahaan bonafit dengan gaji mencapai 2 digit.
Namun saya sudah merasa bahwa waktunya sudah tiba, dan saya sudah merasa siap. Beberapa minggu sebelumnya saya mendapat kabar bahwa EN sekarang memiliki usaha pangkas rambut di daerah depok dan baru saja menikah.
Siang itu saya mengajukan surat resign ke atasan saya dengan alasan akan "pergi" Beberapa tahun, dia sempat terheran heran namun tentu saja saya tidak bisa menceritakan dengan jujur ke dia alasannya.
Sepulang dari kantor saya datang ke barbershop milik EN, seperti yang saya duga dia tidak mengenali saya sama sekali. Saya berpura pura mengantri untuk dipotong rambutnya
Ketika pelanggan sebelum saya sudah selesai potong rambut dan sudah pergi saya langsung kearah pintu barbershop dan membalik papan OPEN menjafi CLOSED
Disitu saya bilang ke EN bahwa saya datang untuk membuat perhitungan atas tindakan yg sudah dia lakukan ke saya lebih dari 10 tahun yg lalu, dan seketika wajahnya berubah.
Saat itu hanya ada 3 orang di dalam barbershop, saya, EN, dan satu orang karyawan EN.
Tanpa buang waktu saya langsung memberikan jab , cross, dan hook kiri sekeras sekeras mungkin ke wajah EN. Dia berhasil menahan dua pukulan pertama namun hook kiri saya tetap masuk dan mengenai dagunya, seketika di terhuyung huyung kesamping.
Sebelum terjatuh saya langsung melakukan clinch dan mendaratkan lutut dua kali saya di ulu hatinya, EN pun terjatuh sembari memegangi perutnya.
Saat itu saya melihat karyawan EN mengambil pisau cukur namun saya peringatkan untuk jangan ikut campur, dia langsung meletakan pisau cukurnya dan mundur beberapa langkah.
Saya segera menyingkirkan kursi kursi cukur ke samping supaya saya bisa mendapatkan ruang lebih banyak. Lalu kemudia EN mulai berbicara, dia memohon ampun dan meminta maaf atas perbuatan dia ke saya ketika SMP
Saya bilang ke dia saya akan memaafkan asal dia mau berdiri dan menghadapi saya saat itu. Mungkin karena sudah menyadari tidak ada pilihan lain EN pun kembali berdiri.
Kali ini dia duluan yg berusaha memukul saya, namun dengan mudah saya hindari, saya memberikan beberapa kali low kick ke pahanya disusul beberapa jab dan cross kearah wajahnya lalu hook keras kearah rusuk.
EN pun kembali sempoyongan, saat itu juga saya langsung mengambil kakinya dan melakukan takedown, EN pun terjatuh ke lantai barbershop.
Saya langsung mengambil posisi armbar dan saat itu saya sudah tidak dapat mengontrol diri saya lagi saya langsung mematahkan tangan kanannya dengan armbar.
Seketika EN berteriak kesakitan dan memohon ampun, saat itu saya merasa bahwa perbuatan saya sudah cukup dan saya sudah merasa puas
Saya segera pergi dari tempat itu, ternyata diluar barbershop sudah banyak orang yg menonton perkelahian kami.
Saya segera menuju polda dan menyerahkan diri saya ke polisi, saya bilang bahwa saya baru saja metahkan rusuk dan lengan orang yg sangat saya benci
Saya pun ditahan di polda atas dasar penganiayaan dan dikenai pasal 351.
Setelah berkas saya lengkap saya dipindahkan ke rutan salemba untuk menunggu jadwal persidangan, selama di penjara saya tetap berolahraga dan berlatih beladiri, tidak ada satupun napi lain yg menghina atau berkomentar miring terhadap hobi saya tersebut
Akhirnya sidang saya dilaksanakan, saya mendapatkan vonis 3 tahun penjara karena sudah mematahkan rusuk dan lengan orang yg sudah membully saya habis habisan belasan tahun lalu.
Ketika di persidangan hakim bertanya kepada saya "apakah terdakwa menyesal?"
Saya jawab dengan jujur dan lantang bahwa saya tidak menyesal sedikitpun, ini harus saya lakukan dan akan menjadi pelajaran bagi para pembully lain diluar sana bahwa korban bully kalian tidak akan pernah lupa !!
Saat ini saya sudah bebas karena mendapatkan remisi kelakuan baik selama di penjara. Saya siap untuk menyongsong hari baru dari 0 dan sudah tidak memiliki secuilpun dendam dan penyesalan di dalam diri saya.
Semoga cerita saya ini bisa menjadi pelajaran dan kekuatan untuk para kaum tertindas diluar sana, percayalah bahwa penderitaan kalian tidak akan selamanya terjadi. Revenge will come in the right place at the right time, but you need to be persistence .
Revenge will come in soooo many ways, yg saya lakukan bukan sebuah contoh yg baik karena saya menjadi kehilangan beberapa tahun hidup saya di dalam penjara. So, just be creative.
Dan saya bisa menjanjikan satu hal. Saat kalian sudah mendapatkan balas dendam kalian dengan cara apapun itu, kepuasan yg kalian dapatkan tidak bisa terbayangkan. For me it's worth it !! But again don't be a stupid person like me unless you're ready to spend few years in a prison
Untuk para pembully diluar sana saya sarankan agar kalian segera berhenti, karena KAMI TIDAK AKAN PERNAH MELUPAKAN PERBUATAN KEJI KALIAN SEUMUR HIDUP KAMI !!!
You can follow @bulesemarangg.
Tip: mention @twtextapp on a Twitter thread with the keyword “unroll” to get a link to it.

Latest Threads Unrolled: