Sambil menikmati sore lebaran gw mau ngetweet santai tentang kebebasan dan syariat. Kadang kita bingung dalam menyikapi seakan dua hal ini bertentangan satu sama lain.
Demokrasi memberikan kebebasan yang begitu luas kepada rakyat. Misal, konstitusi membebaskan rakyat memilih menjadi muslim atau nashrani, tapi di sisi lain kita punya tanggung jawab untuk mengajak manusia kepada kebaikan bahkan melarang manusia melakukan kemungkaran.
Dalam banyak kejadian kita sulit menerjemahkan syariat dalam kondisi spt ini. Bisa jadi kesulitan ini akan membawa dampak negatif dalam sosial bangsa kita.
Islam adalah agama logis dan siap menghadapi semua kenyataan apapun yg ada pada umat. Itu sebabnya Muhammad diutus menjadi nabi berasal dari golongan manusia bukan dari Jin atau Malaikat. Knp? Karena Islam diturunkan untuk menjawab problem umat secara nyata bukan sekedar teori.
Salah satu sifat Islam sbg agama penutup dan Muhammad sbg nabi terakhir adalah konsep Islam yang syamil mutakamil. Semua aspek dijangkau, berbeda dg agaama samawi sebelumnya spt yang dibawa Nabi Isa alaihissalam misalnya.
Nabi Isa membawa syariat tapi dalam kondisi dunia saat itu ada di bawah konstitusi Romawi. Kepada bangsa Arab Nabi Muhammad datang membawa konstitusi sekaligus membawa syariat. Ini pesan bagi kita umat Muhammad bahwa tugas kita tidak hanya bicara syariat tapi juga konstitusi.
Tapi bagaimana kita bisa melakukan tugas tersebut saat ini jika kita tidak bisa memahami hubungan konstitusi dan syariat dg baik? Malah seakan kita melihat dua hal tersebut bertentangan satu sama lain.
Kalau begitu kondisi saat ini tidak cocok dg Islam dong? Berarti kita saat ini ga bisa bicara syariat dong pdahal hampir semua negara berasaskan demokrasi. Artinya Islam tidak bisa subur di negara demokrasi? Banyak pertanyaan lain akan muncul.
Kesalahan memahami ini juga akan membuat umat Islam terkucilkan di pojokan gelap demokrasi bahkan berpotensi melanggar syariat itu sendiri. Ini juga yang dijadikan sekularis dan liberalis menyerang kita dg tuduhan sbg muslim pemarah. Kita dicitrakan selalu ingin cari ribut.
Padahal Islam bukan agama perang walau bukan juga agama damai. Islam adalah agama keadilan. Kadang keadilan direbut dg damai kadang harus direbut dg perang. Itu sebabnya dalam Sirah kita tidak hany diceritakan tentang perang tapi juga tentang perundingan.
Dalam bernegara, kita dihadapkan kpd fakta multi agama dan madzhab bahkan ada yang ga tertarik beragama. Tapi kita sudah memilih takdir menjadi warga negara dg menjadikan konstitusi sbg panglima tertinggi dalam berdemokrasi.
Kalau kita gagal paham tentang kebebasan dan syariat maka sulit bagi kita memahami sampai mana batas hak sbg warga negara dan batas kewajiban kita sbg muslim.
Kita lihat hari ini Islam selalu menjadi pihak tertuduh, tidak hanya di Indonesia tapi juga di negara2 lainnya di dunia. Padahal kalau kita lihat fakta, darah umat Islam adalah yang paling banyak mengalir sbg korban. Kehormatan umat Islam paling banyak dinodai. Ini kenapa?
Karena kita kehilangan kepercayaan diri dan dalam satu waktu pemahaman kita tentang syariat (Islam) sangat dangkal. Kita tidak lagi bisa menerjemahkan syariat dg baik dalam kehidupan nyata kita yang begitu rumit.
Di kehidupan ada yang jelas2 kafir, ada muslim tapi liberal, ada muslim tapi syiah ada komunis tapi ngumpet2. Di sisi lain kita hidup di bawah satu atap konstitusi dg hak dan kewajiban yg sama. Akhirnya muncul permusuhan yg kadang tidak muncul ke permukaan tapi nyata adanya.
Ntar gw lanjut lagi insyaAllah. Kita santai aja sambil nikmatin kue lebaran.
You can follow @hasmibakhtiar.
Tip: mention @twtextapp on a Twitter thread with the keyword “unroll” to get a link to it.

Latest Threads Unrolled: