Kemarin ada follower DM, bilang “Ci, hidup berat banget, nggak ada tabungan pun, pengen nikah aja. Menurut Cici gimana?”

DIKATA NIKAH BIKIN KAYA APA GIMANA, MAEMUNAH??

Kalau merasa miskin, nggak punya tabungan apalagi dana darurat, KERJA, bukannya nikah kemudian jadi benalu.

Nikah sama orkay tapi nggak tau gimana cara manage uang, kalau suatu saat pasangan bangkrut atau meninggal, gimana?

Nikah itu bukan jalan keluar masalah, bep, malah nambah masalah kalau yang udah ada aja belum u beresin.

Suka heran sama orang-orang yang berbangga hati dengan hidup bergantung (baca: nyusahin) orang lain.

Tentunya w balas “Memangnya lo pikir kalau udah nikah nggak butuh nabung? Gimana bayar tagihan? Gimana kalau kena potong gaji? Gimana kalau dipecat? Gimana kalau sakit? Gimana bayarin anak sekolah?”

Kemudian ybs bilang “Oh iya juga ya, Ci. Nggak kepikiran. Hehe.”

Gausah mikir biaya hidup setelah nikah, deh. BIAYA NIKAHNYA U HARAP SIAPA YANG BAYAR, MAEMUNAH??

“Nikah itu ibadah. Nanti juga ada rezekinya sendiri. Apalagi nanti kalau udah punya anak.”

Yang kayak gini ujungnya menuh-menuhin laman donasi di kitabisa. Yang nggak nyiapin dana siapa, yang ribet kita.

Yang usia 20-an berlomba-lomba untuk nikah kemudian usia 30-an berlomba-lomba untuk cerai mana suaranya?

Entah karena masalah uang, mertua, selingkuh, sampai pernikahan tanpa seks.

“Tapi kan nikah justru menghindari zina, Ci, masa iya ada yang menolak berhubungan seks sama suami/istrinya sendiri?”

OH BANYAK, KAWAN.

Rant over.