Sedikit cerita pengalaman seputar menanam, saya mulai dengan cabai
Sudah tiga kali saya menanam cabai di kebun sejak bulan November tahun lalu, dan ini kedua kalinya menanam dari biji. Tanaman pertama saya beli sudah dalam bentuk bibit yang masih kecil dengan empat helai daun di toko pertanian. Namun, ternyata pada waktu "panen kecil" ...
Cabai yang saya kira rawit merah yg pedese ra ngutek itu ternyata "cabai rawit biasa" entah nama jenisnya apa, yang umumnya buat lalapan makan gorengan, tentunya kalau dipakai untuk nyambel rasanya gak begitu memuaskan. Pada titik kekecewaan itu saya mencabut beberapa tanaman ...
Bukan hanya karena alasan itu, sebelumnya beberapa tanaman memang terkena virus yg menyebabkan bercak kuning pada daun, dan diserang hama lalat buah yg menyebabkan cabai busuk, dan jatuh sebelum berubah merah. Mau tidak mau tanamannya harus diganti.
Masa tanam gelombang kedua saya mencoba menanam kembali, perbedaannya kali ini saya mencoba menanam dari biji. Cabai yg saya ambil bijinya berasal dari dapur, Saya memilih cabai paling yang pedas dengan cara menggigitnya, terkesan tak ada otak, dan memang tak ada otak.
Dari situ saya menemukan perbedaan karakteristik cabai yg saya tanam sebelumnya dan cabai yg barusan tadi saya gigit, terutama bentuknya, cabai yg pedas tadi bentuknya lebih bantet dan lebih pendek daripada cabai lalapan gorengan yg pertama saya tanam. Dan dari situ pula saya ...
sedikit lebih mengenal jenis-jenis cabai dan rasanya, kedengaran berlebihan, tapi memang kenyataannya saya baru belajar, sebelumnya saya masa bodoh, pokoknya rasa cabai ya pedes aja.
Cabai yang tadi saya pilih, saya ambil bijinya dan langsung saya semai di "ceting", dengan media tanam: campuran tanah, jerami bakar, dan pupuk kandang masing-masing perbandingannya 1:1. Di percobaan tanam kali ini saya hampir putus asa ...
karena tak ada satu pun bibit yang kelihatan batang hidungnya, alias tak nongol juga. Akhirnya saya membiarkan saja, dan pada hari yang kesekian (saya tidak menghitungnya), akhirnya muncul juga secercah harapan yang selama ini kutunggu ...
Dengan imutnya mereka berjemur di bawah sinar matahari pagi di suatu pagi yg cerah, bagai tak punya rasa bersalah, yg telah menyebabkan kebimbangan hati pemuda tujuh belas tahun ini menunggu biji yang ia tanam beberapa minggu lalu, setidaknya kau termaafkan karena keterlambatanmu
Singkat cerita setelah 30 hari mereka sudah siap dipindahkan ke media yg lebih besar
Berbeda dengan percobaan tanam ketiga kali ini, biji yg akan saya tanam, saya keringkan terlebih dahulu selama dua hari sebelum disemai. Hasilnya pun berbeda jauh dengan percobaan sebelumnya. Hanya dengan waktu sekitar sembilan hari, tunas pertama sudah muncul
Saya belum paham apa yang menyebabkan perbedaan kecepatan tumbuh sebuah biji yang dikeringkan terlebih dahulu dengan yang tidak. Barangkali ada kawan-kawan yang tahu dan mau menjelaskan, saya sangat berterima kasih.
Dari kegiatan menanam ini saya mempelajari banyak hal baru, dan menemukan wadah untuk mempraktikkan apa yg saya pelajari di sekolah, dan pengetahuan dari berbagai sumber yg saya dapat. Menyenangkan sekaligus menjengkelkan.
Menanam tanamanmu sendiri di rumah juga dapat menghemat biaya keperluan dapur, misalnya saja kalau sewaktu-waktu ingin membuat mie rebus dengan tambahan irisan cabai+sawi, kamu bisa mengambil sendiri sayurmu di kebun. Singkat, dan hemat
Atau tiba-tiba pengen bikin tumis kacang panjang, butuh daun onclang untuk sop, tomat sebagai pelengkap nasi goreng. Bisa banget
Menanam jahe untuk persediaan musim berikutnya, atau tiba-tiba pengen tumis kangkung, padahal kangkungnya belum siap panen. Ya gak apa, taneman sendiri, silakan dipetik hehehee
Atau bisa juga memperindah halaman dengan si kuning bunga matahari, lumayan buat daya tarik adek-adek sekitar rumah
Bahkan juga bisa dijadikan media pembelajaran ke adik seputar tanaman, tentang tanaman dikotil dan monokotil, akar serabut dan akar tunggang, fotosintesis, dan ekosistem di sekelilingnya.
Dengan menanam, kamu juga punya alasan untuk beraktivitas di pagi hari dengan menyirami tanaman, mengurangi frekuensi rebahan juga hahaha. Dan bisa juga dijadikan aktivitas ngabuburit selama bulan ramadan ini
Dan terimakasih kepada @rarasekar @benlaksana telah menginspirasi saya dalam menanam lewat #rarabenhomegarden-nya.
Juga mas @PetaniRasional dan @PetaniKritis yang sering membagikan info seputar tanaman
Terakhir, terimakasih telah membuang waktu untuk membaca tulisan ini, akan senang sekali bila mungkin kawan-kawan juga ingin berbagi cerita.
You can follow @firgiawanrist.
Tip: mention @twtextapp on a Twitter thread with the keyword “unroll” to get a link to it.

Latest Threads Unrolled: