Lahir di Indonesia.
Besar di Indonesia.
Bokap orang Indobesia.
Nyokap orang Indonesia.

Tapi pernah dimaki dan disuru balik ke Cina.
Being a triple minority, discrimination is nothing new.

Tapi, banyak juga yang gak rasis dan gak diskriminatif. One racist person doesn't define the whole others who are not.
Some people:

Lahir di Indonesia.
Besar di Indonesia.
Bokap orang Indobesia.
Nyokap orang Indonesia.

TAPI (dulu) KTP-nya bertanda khusus alias ada pertanda keturunan Tionghoa alias WNI-A.
BTW. Di sekitar tahun 1950-an, nenekku termasuk salah satu dari ratusan ribu warga keturunan yang disuruh balik ke Cina. Sudah hampir berangkat tapi tiba-tiba kapalnya tidak diizinkan untuk berlayar.

Beliau lahir, besar, dan meninggal dunia di Indonesia.
My grandparents punya SBKRI.

For those who don't know, SBKRI adalah Surat Bukti Kewarganegaraan Republik Indonesia - khusus WNI keturunan, terutama keturunan Tionghoa. SBKRI diwajibkan untuk membuat KTP, Paspor, dll.

You can easily google it for reference. https://twitter.com/teunahinhin/status/1260016003158695937
Another issue: dilarang menggunakan nama Tionghoa pada kartu identitas.

Referensi:
https://tirto.id/hilangnya-identitas-orang-tionghoa-akibat-asimilasi-paksa-el92

Jadi, sebelum protes atas hal yang tidak terjadi di Indonesia, bagaimana kalau bercermin dulu untuk memperbaiki kekurangan yang ada dan terjadi di Indonesia?
Ini benar. Hampir semua keturunan Tionghoa (meskipun tidak bisa berbahasa Mandarin) punya 2 nama, yaitu nama Indonesia dan nama Mandarin. https://twitter.com/staricheese/status/1260046623133929472
Ada yang diperbolehkan tapi banyak yang harus mengganti karena kalau gak ganti - pengajuan surat resmi tidak akan diproses. Tergantung ketemu dengan siapa.

Another example: saat pengurusan surat, marga ayah saya dihapus tanpa konfirmasi, tetapi marga tante saya tetap ada. https://twitter.com/oppasaranghanda/status/1260039779556581376
Anyway, penting untuk diingat bahwa telah banyak upaya yang dilakukan untuk menghapus sikap rasis dan diskriminatif terhadap suku, agama, ras, ataupun golongan tertentu.

Contoh: yang dilakukan oleh alm. Dr. K. H. Abdurrahman Wahid atau Gus Dur. I'm forever grateful.
We do not forget our roots. We do not forget where we come from.

Suku, bahasa, nama, budaya - itu semua adalah bagian dari diri yang tidak mungkin dihapus ataupun diubah. It is us. https://twitter.com/haymellia/status/1260102914913169411
Di mana bumi dipijak, di sana langit dijunjung. Tetapi, pindah tempat tinggal, merantau ke negeri orang, ataupun pindah kewarganegaraan — tidak berarti harus melupakan budaya, leluhur, bahasa, dan asal usul diri sendiri - bukan?
Saya tidak playing victim. Hanya menceritakan pengalaman rasis yang saya alami sendiri, dan itu dilakukan oleh orang yang saya tidak kenal sama sekali.

Apakah harus berteman dan saling mengenal dulu, baru kita bisa menghormati orang lain? https://twitter.com/ajibata_/status/1260415097094107136
To end this thread: I am a proud Indonesian, and I am also proud of my ethnicity.

Semoga cerita yang ada pada utas saya dan utas berikut ini tidak akan pernah terjadi lagi kepada siapapun.

#MenolakLupa https://twitter.com/logos_id/status/1260398596668764162
You can follow @cathydjaya.
Tip: mention @twtextapp on a Twitter thread with the keyword “unroll” to get a link to it.

Latest Threads Unrolled: