“Deep talk doesn’t make him/her stay”.

Memang!
Tapi, setidaknya kamu bisa menjamin dirimu sendiri untuk tetap bersama seseorang yang kamu yakini tepat.

Terlepas dengan keputusannya yang memilih pergi, itu bukan salahmu.
Karena manusia nggak akan bisa menjamin manusia lainnya.
Jangan jadi manusia yang kehilangan harapan. Yang ketika melihat hal baik justru kamu anggap buruk hanya karena perlakuan yang pernah kamu terima dari seseorang.

Dia pergi, selesai.
Dia bertahan, bersyukur.

Jangan buat hidup jadi rumit untuk hal yang bisa kamu putuskan sendiri
“Tapi bang, ngomong mah gampang, pas praktiknya kan sulit”.

Jangan punya logika terbalik.
Justru karena sulit maka dirimu yang harus belajar dan berproses. Kalau semua kemudahan bisa kamu dapati dalam hidup, di saat hal buruk menimpamu, kamu bisa stress, kamu butuh tempaan.
Saat kamu bilang “Nggak semudah itu”.

Maka alam bawah sadarmu yang akan mengaminkan itu, kamu menjadi manusia yang denial, yang nggak percaya dengan kemampuan dirimu sendiri. Dan secara tidak langsung “You underestimate yourself”.
Lantas, mau sampai kapan meratapi seseorang yang memang sudah nggak ada keinginan untuk bertahan?
Mau nangis tanpa henti dan berharap dirinya kembali?

Saya paham kalau kamu bilang, menemukan seseorang yang tepat memang sulit. Namun, kalau ia pergi dengan mudah, maka sebenarnya..
cuma kamu yang menganggap ia penting. Sedangkan ke kamu, ia tidak menganggap demikian.

Jadi, masih mau terus terjebak dengan pikiran “Tapi dia yang pergi, dia yang ninggalin, nggak ada jaminan”?

Kalau masih, maka sebenanrnya dirimu yang bermasalah.
Ia tidak bermasalah saat memutuskan pergi. Maka jangan pernah mempermasalahkan kepergiannya.

Sampai sini, paham?
You can follow @jangandengerin.
Tip: mention @twtextapp on a Twitter thread with the keyword “unroll” to get a link to it.

Latest Threads Unrolled: