DUNIA PASKA COVID-19
=================

Ini thread untuk perbincangan sekitar dunia paska pandemi Covid-19, yg akan sangat berbeda dgn dunia sebelum Covid-19. Pembahasan terutama dari segi ekonomi.
Yang bisa dibahas cuma dunia segera sesudah Covid-19, artinya dalam jangka pendek sampai menengah (5-10 thn mendatang).

Jangka panjang tidak pernah bisa ditebak, biasanya pembahasan spt itu sia2, kalopun tepat itu kebetulan belaka.
Thread ini akan panjang, spt thread ttg Covid-19. Akan diperpanjang terus menerus, menanggapi berita2 dan perkembangan yg muncul.

Yg paling jelas di masa dekat adalah: RESESI EKONOMI. Resesi ekonomi adalah kemunduran ekonomi berkepanjangan sampai 6 bulan.
Jika resesi jadi berkepanjangan terus sampai melebihi 18 bulan kita namakan DEPRESI EKONOMI.

Depresi ekonomi jelas lebih sukar diatasi daripada resesi, krn dlm resesi hubungan2 entity2 ekonomi masih bersisa. Dalam Depresi, terlalu banyak yg bangkrut, booting lagi susah sekali.
Apa yg dikatakan Cao Dewang sdh menjadi bahan pembicaraan dimana2. Negara2 maju tidak ingin lagi komponen2 utama dalam rantai supply semua menumpuk di China.

Hal ini terlihat jelas selama krisis pandemi, dunia semua meminta supply medis dari China. Supply dr tempat lain minim.
Tetapi mengubah rantai supply itu sukar sekali, dan mengakibatkan ketidak-efisienan tinggi. Pada dasarnya, perdagangan internasional didikte oleh keunggulan komparatif masing2 negara.
Keunggulan komparatif dianggap tidak lagi boleh menjadi pedoman perdagangan internasional. Artinya pasar bebas tidak boleh lagi menjadi pegangan, ada satu faktor penting bagi setiap negara, yaitu faktor SECURITY - KEAMANAN.

Itu disebabkan krn keunggulan komparatif China tinggi.
Keunggulan komparatif yg mendikte tempat yg bisa menghasilkan sesuatu dgn bagus dan lebih murah akan mendapat preferensi.

Jika prinsip ini diabaikan diganti dgn faktor Security (dimana itu lebih bersifat persepsi), maka akan melahirkan distorsi pasar, berakibat efisiensi rendah.
Makanya Cao Dewang memprediksi, negara2 maju spt Amerika akan menghadapi tantangan berat untuk memindahkan industri manufacturing kembali ke negaranya.

Pendapat Cao Dewang ini punya bobot tinggi, dia memimpin perusahaan yg memindahkan produksi dr China ke Amerika.
Memindahkan pabrik dari China ke Amerika selain berakibat rendahnya tingkat efisiensi, mahalnya harga produk, juga berarti Amerika melangkah mundur demi security.

Ekonomi Amerika yg tadinya berbasis jasa dan fokus pada produk high-tech, hrs mundur menjadi pabrikan spt thn 60an.
Kekhawatiran akan security bukan hanya menghinggapi negara2 Barat, tetapi juga China. China ada satu kelemahan yg jelas2 mendasar, yaitu FOOD SECURITY.

Selama puluhan tahun, fokus pembangunan di China adalah mengembangkan industrialisasi dan pengembangan teknologi high-tech.
Disamping itu, salah satu target China paling penting adalah PENGENTASAN KEMISKINAN. Kemiskinan di China paling parah ada di daerah pedesaan dengan lokasi yg sukar dijangkau.

Karena itu, salah satu pokok strategi pembangunan China adalah melakukan URBANISASI.
Tujuan Urbanisasi:

= mengumpulkan warga di tempat yg lebih kecil, shg lebih mudah dilayani layanan pemerintah. Edukasi, rumah sakit semuanya jd lebih murah krn masyarakat dikumpul jadi satu.

= menyediakan tenaga kerja untuk industrialisasi.
Tetapi urbanisasi berarti mengorbankan kehidupan pertanian di desa. Semakin banyak urbanisasi, output pertanian semakin tidak mencukupi makan rakyat China.

Akibatnya China harus impor makanan dari seluruh dunia. Amerika adalah salah satu sumber impor terbesar.
Dengan adanya pandemi, memperlihatkan sisi kelemahan itu menjadi berbahaya. Gimana kalau transportasi logistik makanan terganggu? Gimana kalau kapal2 tidak lagi bisa berlayar? Gimana kalau negara eksportir memboikot mengirim makanan?

Ini artinya China punya masalah FOOD SECURITY
Artinya, baik di Amerika, Eropa, Jepang, maupun China, akan terjadi pergeseran strategi pembangunan. Amerika, Eropa dan Jepang akan lebih memfokuskan berusaha untuk membawa industri balik ke negara masing2, toh semua lagi resesi.

China juga akan melakukan restrukturisasi =>
China akan melakukan restrukturisasi internal untuk beradaptasi terhadap strategi baru Amerika, Jepang dan Eropa, sekalian berusaha meningkatkan tingkat food security.

Urbanisasi kemungkinan tidak akan dipercepat, bahkan di rem dulu.
Krisis coronavirus yg gila2an ini, membuktikan bahwa puluhan tahun investasi di bidang biologi ternyata membawa hasil, artinya saat ini China bisa membuat vaksin dgn cepat bersaing dgn Amerika.

Jika saat ini mrk ga bs membuat vaksin, maka akan dipermainkan oleh Trump lebih jauh
Pertanian, medis, vaksin, virus, semuanya berujung pada penguasaan bidang2 biologi modern. Ternyata penguasaan bidang2 ini sangat berpengaruh pada daya tahan mereka.

Bidang2 ini pasti akan mendapat perhatian lebih banyak di masa mendatang.
Artinya, dunia sedang berubah. Baik Amerika, Eropa, Jepang, China, bahkan Russia menemukan diri tetiba tidak secure, merasa harus kembali lagi ke meja perancangan strategi dari dasar.

Gimana dgn negara berkembang? Ya boleh jadi penonton, atau ikutan merepotkan diri.
Menurut hemat saya, tantangan yg dihadapi China jauh lebih menarik daripada tantangan yg dihadapi oleh Amerika.

Kedua tantangan tsb sama2 berat, tetapi beda arah yg membuatnya beda tingkat ketertarikan.
Amerika pada dasarnya mendapat tantangan untuk kembali ke jaman dulu, dimana manufacturing masih merupakan sumber pendapatan utama. Amerika mulai menjahit lagi masker2, dan mrk ingin bisa produksi sendiri sehingga lain kali tidak lagi harus tergantung pihak lain.
Pabrik2 mobil mau dikembalikan ke Amerika, Detroit mau dihidupkan lagi. Pabrik2 assembling elektronik mau dibangun lagi.

Semua ini seperti kembali ke masa lalu.
Sementara, tantangan yg dihadapi China justru menjadi ciri masa depan. Gimana caranya bisa merubah peran dalam supply-chain, gimana caranya bisa tetap bersaing dan relevant, gimana caranya produksi makanan bisa semurah Amerika?
Kenapa makanan di Amerika murah?
1. Geografi, umumnya lahan Amerika datar, sehingga gampang ditanam dan menggunakan mesin2 pertanian besar2an. Ini cocok untuk tanam jagung, kedelai, dsb..

2. Teknologi, dgn GMO dsb.
Kenapa produksi makanan di China tidak bisa semurah Amerika?

1. Geografi. Tanah subur di China sedikit, China kurang air, dan lahannya banyak yg ga datar, berbukit2.

2. Kepemilikan tanah, sistem sosialisme membuat tanah2 dikuasai banyak2 petani, setiap petani petak2 kecil.
Strategi urbanisasi juga digunakan untuk mencontoh Amerika sebenarnya. Dengan mengganti rugi petani, yg kemudian dipindahkan ke kota2, lahan2 bisa dikonsolidasi menjadi lahan besar sehingga bisa digunakan mesin2 mekanik besar shg efisien.
Tetapi itupun tidak bisa menjawab soal kebutuhan air. Dan gimana dengan lahan yg berbukit2? jelas tidak bisa digunakan cara tersebut.

Akhirnya harus menggunakan teknologi dan inovasi untuk meningkatkan efisiensi lahan2 tsb. Ini jadi tantangan menarik.
Tetapi ingat, semua yg dibahas di atas terjadi hanya dalam jangka pendek dan menengah. Kenapa? Krn jelas semuanya tidak efisien, dibandingkan dgn globalisasi pengadaan supply dunia.

Pelan2 akan terjadi konsolidasi, grup2 perdagangan bebas kembali diutilisasi...
Selama krisis Covid-19 Feb/Mar di China, dunia menyaksikan bagaimana teknologi digital berperan dalam melancarkan urusan logistik dan transaksi dalam kondisi warga terkarantina.

Beruntung bhw infrastruktur teknologi tsb sdh mantap di China langsung bisa digunakan selama krisis.
Kebodohan Trump yg terus menggunakan sanksi2 ekonomi pada negara2 tertentu, memblokir transfer uang dsb, malah menjadi promosi untuk sistem alternatif.

Dunia post-COVID akan berbeda, dgn teknologi baru dan cara pandang baru. Kita blm sepenuhnya ngerti arahnya kemana, cuma duga2.
Salah satu feature dunia post-Covid yg didorong China adalah, berusaha untuk tidak melibatkan Amerika sbg sentral karena dikhawatirkan Amerika akan menggunakannya u/ kepentingan geopolitik.

Amerika bisa ikutan, tetapi tidak lagi harus lewat persetujuan & restu Amerika.
Tetapi dunia saat ini masih sarat dgn institusi yg dibangun Amerika paska Perang Dunia II. IMF, Bank Dunia, dsb adalah pilar2 Order dunia yg bertopang pada Amerika.

Sehingga untuk bbrp tahun mendatang seperti masa transisi tanpa kejelasan ujungnya dimana.
Sejarahwan Yuval Noah Harari menulis soal Dunia Paska Covid. Bagus untuk dibaca/dengar.

Lebih menjadi nasehat atau apa yg dianggap Harari sebaiknya dilakukan, daripada analisis apa yg sdh terjadi. https://www.ft.com/content/19d90308-6858-11ea-a3c9-1fe6fedcca75
Harari ingin kerjasama global, setiap org/negara saling percaya satu sama lain.

Aha, itu tentu bagus sekali dan ideal. Sayang sekali itu tidak akan terjadi dalam jangka waktu dekat. Manusia terlalu egoist, terlalu ideologis, untuk bisa menerima satu sama lain.
Saya lebih menekankan sikap realistik. Ga ada satupun manusia, presiden sekalipun bisa merubah semua jadi malaikat. Jadi gimana dgn segala keterbatasan dan keegoisan manusia, kita masih bisa survive dan bisa membuat kerjasama saling menguntungkan walaupun saling curiga?
Selain itu, manusia itu penuh dikekang ideologi, termasuk ideologi agama. Harari ingin semua manusia percaya dgn sains. Ya ideal sekali.

Tapi coba tawarkan itu pada kelompok agama yg radikal, yg bilang kitabnya lebih benar daripada sains. Dan org2 spt itu MILYARAN jumlahnya.
Jadi semua yg ditawarkan dan dimimpikan Harari itu tidak akan jadi kenyataan. Karena umumnya manusia terlalu bodoh untuk mampu bersikap spt apa yg dikehendaki Harari.

Akhirnya kita harus ambil sikap yg kurang optimal, terkadang mmg hrs menghukum, harus memaksa org wkt lockdown.
You can follow @Mentimoen.
Tip: mention @twtextapp on a Twitter thread with the keyword “unroll” to get a link to it.

Latest Threads Unrolled: