DIDI KEMPOT...., KENAPA TIDAK??
.
.
.
_Sobat Ambyar_
.
.
.

Ketika menyaksikan seorang ayah menangis disamping tubuh lemah tak berdaya anaknya yang sedang dalam sakratul maut, siapakah aku?
Mungkin aku justru terjebak pada pikiran ribet tentang suka dan tidak sukaku pada sang ayah. Sebagian dari aku yang lain, mungkin akan fokus pada anak yang sakit.

Demikianlah seorang Jokowi sebagai presiden dan pemimpin ratusan juta rakyat yang saat ini sedang berduka.
Seorang Din Samsyuddin memilih jalan panjang mencari letak kesalahan presiden Jokowi. Dia sedang sibuk mengumpulkan banyak teman menggugat dasar tindakan yang diambil oleh Jokowi dalam menerapkan keadaan darurat PSBB.
Berbeda dengan Din yang langsung menyerang Jokowi, SBY dengan latar belakang pernah menjadi Presiden, dia masuk dengan nasehat dan himbauan. (Untuk rakyatnya, dia ciptakan lagu)

https://nasional.tempo.co/amp/1330232/sby-luncurkan-lagu-seputar-wabah-covid-19-gandeng-musisi-beken#click=https://t.co/X99E9IoNle
Kemendesakan dari sebuah keadaan bukan prioritas keduanya. Keduanya sibuk mencari salah dari seorang Jokowi.

Bahwa sekarang rakyat butuh bantuan, mereka abai. Bahwa tak ada obat bagi perut yang kosong selain makan, mereka tutup mata.
Mereka punya cara berbeda dalam melihat sebuah peristiwa. Mereka adalah para politikus yang kebiasaannya adalah meminta, bukan memberi kepada rakyat.

Rakyat hanyalah angka bagi kegiatan 5 tahunan. Urgensinya berbeda.
Lain lagi dengan Somad, meski tampaknya tak terlalu dekat dengan Jokowi, Ustad ini justru tak melihat sosok Jokowi. Urgensinya adalah umat yang terdampak.
Sebuah gerakan demi kemanusiaan digagas bersama antara UAS, Ustaz Hanan Attaki, Felix Siauw, dan Adi Hidayat. Mereka mengajak masyarakat Indonesia, khususnya para pengikutnya, utk turut meringankan beban pasien virus Corona maupun keluarga yg terkena dampak dari wabah tersebut.
Sebuah gerakan yang langsung terarah pada si sakit, bukan mengkritisi pembuat kebijakan.

Pada skala yang lebih mengagumkan adalah apa yang sudah dilakukan oleh seorang Didi Kempot. Tak terdidik dengan pentingnya image yang harus menempel pada dirinya, dia justru bergerak cepat.
Hanya perlu beberapa jam saja donasi langsung terkumpul Rp, 5 M lebih.

Tak hanya donasi dia kumpulkan, bahkan pesan moral tentang betapa pentingnya isu kemanusiaan telah ditebar disana. Pesan agar peduli dengan orang lain dengan cara tidak mudikpun efekti dilakukan disana.
Seorang Didi Kempot mampu membuat satu terjemahan berbeda tentang apa itu hidup dan bagaimana seharusnya menjadi manusia.

Sama seperti saya dan anda, kita sama-sama dianugerahi kebaikan yang Didi kempot miliki, namun kapan kita mau berbuat seperti dia, itu adalah masalah kita.
Saat tetangga kita berduka, apa yang harus kita lakukan harusnya yang menjadi pertanyaan bukan bertanya kenapa.

Membayangkan Din Samsudin menyanyikan lagu karya SBY dengan iringan gitar sang pencipta lagu demi donasi kemanusiaan sepertinya....😃

Kenapa tidak?
KOMPAS TV..., ada job bagus ini..!!

@KompasTV
@Rosianna766Hi
@llestari_808
.
.
.
You can follow @__MV_llestari__.
Tip: mention @twtextapp on a Twitter thread with the keyword “unroll” to get a link to it.

Latest Threads Unrolled: