-THREAD-
Pengalamanku selama jadi relawan COVID-19
Apa yang aku tulis disini semoga bisa menjadi pengetahuan dan pencerahan buat kalian.
Sebelumnya kenalin namaku Nazrul (Biasa dipanggil Arul) seorang perawat yg berasal dari Bandung, sebelumnya aku kerja di salah satu klinik di Jakarta sampai akhirnya aku membulatkan tekad dari hati untuk daftar menjadi relawan COVID-19 ini.
Hari ini adalah hari yang ke sekian entah hari ke berapa aku buat nolongin korban suspect COVID-19, entah berapa lama lagi wabah ini berakhir, aku Cuma bisa doain kalian sehat sehat aja dan jangan keman mana, dirumah aja supaya wabah ini cepat selesai.
Pengalaman aku sebagai relawan tepatnya sebagai perawat / perujuk pasien hanya satu hal, “Mereka ini manusia, bukan segelintir semut di toples berisi gula” kenapa setiap aku bertugas dengan pakaian APD disekitar kalian, kalian selalu parno?
Korban COVID ini juga punya keluarga, punya kehidupan layaknya kita. Tapi kenapa kalian se-jijik itu? Kalian boleh takut hanya saja mohon jangan berlebihan, kalau aku tiba tiba datang menjemput pasien, kami juga sama manusia punya rasa takut.
Sebenernya ketakutan ini ada di diri kalian juga, tidak ada salahnya kan aku membantu? Kalian dengan seenaknya makin membuat rasa takut dan anxiety kalian dengan selalu merekam video saat kami bertugas, bahkan saat kami sedang dijalan.
Padahal sebelum kami pulang kami pun ada serangkaian tes untuk memastikan bahwa kami layak untuk pulang atau tidak, jika tidak layak, beberapa temenku juga ada yang masih bekerja & ikut di karantina. Untuk yang bersih atau clean diperbolehkan pulang.
Untuk kalian pemuja media yang dikit dikit Video, mohon maaf aku risih dengan semua ini, niat awal kami yang mulia di tengah wabah pandemi ini mendadak down disaat kalian selalu memposting hal hal pemicu ketakutan. Jadi seorang perawat itu gak mudah!
Sekarang kalian dengan mudahnya post video sana sini, bete dirumah, nongkrong begitu aja, dan masih takut dengan kehadiran aku disaat aku jemput pasien? Betapa lucunya kelakuan kalian. Ayolah kami tak butuh pujian, kami hanya butuh kerjasama dari kalian.
Aku jadi inget waktu jemput pasien, warga sekitar mendadak ketakutan. Hey kami gak butuh ditakutin seperti pencabut nyawa! Kami butuh kerjasama kalian juga! Kalian bisa kok ikut bantu, hanya saja saat bantu kami, kalian menggunakan sarana pengganti APD. Setelah itu mandi & cuci.
Kami ini seakan dipermainkan oleh kalian, media selalu membawa ketakutan, sedangkan kami bahkan tidur pun susah, kami pun sama digaji, namun tidak se-enak kalian yang bisa WFH diem dirumah namun tetep digaji utuh. Korban makin banyak dan kenapa kalian makin menyebalkan?
Bukan maksudku mengeluh dengan keadaan ini, hanya saja tolong bantu kami, untuk yang takut cukup diam dirumah, untuk yang penasaran stop post video yang buat makin takut, kapan wabah ini selesai kalau kalian masih penasaran video sana sini. Biarkan kami bertugas dengan tenang.
Yang bahkan orang gila tiduran dijalan pun kalian curigai, orang pingsan karena epilepsi pun tidak kalian sentuh, dimana rasa manusiawi kalian? Mereka juga manusia. Pemerintah udah nyaranin kita selalu cuci tangan dan pakai masker. Kan bisa bantu mereka setelah itu bersih diri?
Aku selalu tertawa liat kalian memuji kami di media, tapi kalian sendiri masih melakukan hal yang menurut kami tidak membantu sama sekali. Kami tidak haus pujian, kami hanya ingin dianggap sebagai manusia juga. Bahkan pasien pun sama. kami hanya ingin kalian diam dirumah!
Mungkin segitu aja bacotanku, doakan aku baik baik saja karena menolong butuh keberanian dan tekad yang luarbiasa dan niat yang bener bener matang, bukan semena karena uang, karena sebesar besarnya gaji tetap bakal habis sama kebutuhan. Ini masalah hati dan rasa ingin menolong.
Mohon bantosana kang @agnihidayat supaya bisa di share RT sebanyak banyaknya. Buat kalian tetap sehat, tetap pakai masker kemana mana, cuci tangan jangan lupa. Hatur Nuhun!
You can follow @NazrulMahendra.
Tip: mention @twtextapp on a Twitter thread with the keyword “unroll” to get a link to it.

Latest Threads Unrolled: