Takut kehilangan? Takut perpisahan?

Di hari Paskah ini, saya mau cerita sebatas sudut pandang saya tentang Yesus yang melampaui rasa takut.

Seringkali rasa takut yang kita rasa jadi bahan bakar untuk membenci, hingga meluap berbentuk marah.

Maukah kamu baca thread ini? https://abs.twimg.com/emoji/v2/... draggable="false" alt="☕️" title="Hot beverage" aria-label="Emoji: Hot beverage">
Diceritakan Yudas mengkhianati Yesus. Apa tujuan sebenarnya Yudas?

Tujuannya bukan membunuh Yesus. Yudas berpikir, kalau Yesus ditangkap, maka Yesus akan takut mati. Bakal berontak, membenci pemerintah, dan meluapkan marahnya.

Tapi ternyata apa yang terjadi?
Di luar perkiraan Yudas, Yesus mampu melampaui rasa takut mati.

Yudas mewakili kita dalam hal pola pikir akan kematian. Takut mati itu sesuatu yg alami. Kita semua takut mati.

Makin seseorang merasa belum cukup hidup, belum hidup sepenuhnya, maka makin besar rasa takut matinya.
Begitu pula, makin seseorang merasa belum cukup mendapatkan, maka makin besar rasa takut kehilangannya.

Makin seseorang merasa belum cukup hadir sepenuhnya, maka makin besar rasa takut perpisahannya.

Takut berteman baik dengan marah dan masalah. Kita perlu belajar merasa cukup.
Kalau kita cermati, perkiraan Yudas hampir benar. Rencananya hampir berhasil. Yesus sempat takut. Menyepi di taman Getsemani sebelum disalib.

Tapi Yesus emang tak seperti kita. Kita sering dikeroyok rasa takut. Jadi gampang benci & marah. Terus nambah yg dimiliki. Berburu kuasa.
Kita haus kursi kuasa & terus tengkar mempersoalkan pemerintahan dunia. Sedangkan Yesus lebih bicara tentang pemerintahan diri

Kita berebut berdesakan saling jegal untuk masuk kerajaan dunia. Sedangkan Yesus lebih bicara tentang kerajaan Allah

Yesus bicara tentang cinta & kasih
Kalau kita dikuasai benci, Yesus memang akan mengganggu kenyamanan kita. Yesus akan selalu membuat kita gerah.

Kenapa? Sekali lagi, karena Yesus begitu lantang bicara tentang cinta & kasih.

Yesus sempat merasa takut disalib. Tapi perasaan takut itu gagal jadi benci dan amarah.
Yesus memeluk rasa takutnya dgn penuh cinta. Yesus merangkul kematian dgn sarat kasih.

Kenapa Yesus bisa menerima kematian? Karena Yesus udah merasa cukup hidup. Tak punya keinginan apapun. Udah hidup sepenuhnya.

Kematian bukan musuh kehidupan. Kematian itu pelengkap kehidupan.
Iya, emang kita, terutama saya, kualitas jiwanya jauh sekali dgn Yesus. Tapi setidaknya kita belajar melampaui takut. Menerima kehilangan, perpisahan, kematian

Kalau gampang marah & benci, yuk renungkan... kita sedang diperbudak oleh ketakutan macam apa? Peluklah takut dgn cinta
Terima kasih buat teman-teman yang udah baca dan turut membagikan thread ini.

Selamat Paskah. Semoga yang merayakan Paskah tak cuma merayakan Paskah, tapi juga mengalami Paskah.

Semoga semua bisa menerima kenyataan seapaadanya https://abs.twimg.com/emoji/v2/... draggable="false" alt="🙏" title="Folded hands" aria-label="Emoji: Folded hands">
You can follow @AdjieSanPutro.
Tip: mention @twtextapp on a Twitter thread with the keyword “unroll” to get a link to it.

Latest Threads Unrolled: