SELAMAT SORE NETIJEN YANG BERBAHAGIA..

Untuk menyambut Hari Paskah dan Tri Hari Suci hari ini, mimin mau berkisah sedikit tentang suatu perjanjian yang mendamaikan, ditandatangani 22 tahun yang lampau..

Ini jadi lanjutan dari thread Margaret Thatcher kemarin ya..
22 tahun yang lalu, penanggalan untuk Pekan Suci sama persis dengan tahun ini.. pada tanggal 10 April 1998, pada hari Jumat Agung, Inggris dan Irlandia menandatangani perjanjian untuk mengakhiri era yang disebut The Troubles..

GOOD FRIDAY AGREEMENT ditandatangani kemarin..
Sesudah 30 tahun power struggle antara Inggris dan IRA terjadi di Irlandia Utara, perjanjian damai ini ditandatangani..

Meskipun bukan one-agreement-ends-all, perjanjian ini menjadi instrumental dalam proses stabilisasi Irlandia Utara..
Ini adalah salah satu karya Tony Blair, The Labour yang paling fenomenal..

Di sini, Inggris mengakui adanya dua kelompok masyarakat dengan aspirasi yang berbeda di Irlandia Utara..
Yang pertama, Inggris mengakui bahwa mayoritas masyarakat Irlandia Utara masih ingin menjadi bagian dari Inggris..

Tapi yang kedua, Inggris juga mengakui adanya kelompok yang ingin memisahkan Irlandia Utara dari Inggris dan bergabung dengan Republik Irlandia..
Keduanya diakui sebagai entitas politik, dengan kepentingannya masing2, dan hal ini juga diterima oleh Republik Irlandia..

Republik Irlandia pun mengubah konstitusinya, sehingga, secara implisit, Irlandia Utara merupakan wilayah Inggris..
Namun, hal ini pun masih ada syaratnya, yakni bahwa hal ini bisa berubah jika mayoritas penduduk di Republik Irlandia dan Irlandia Utara masih menginginkan penyatuan..

Jika hal ini terjadi, maka Inggris harus siap kehilangan Irlandia Utara..
Terlepas dari status hukum Irlandia Utara sebagai wilayah, Inggris mengakui hak warga Irlandia Utara untuk menjadi warga Inggris, atau Irlandia, atau keduanya..

Sehingga, seorang warga Irlandia utara, bisa secara legal menjadi warga negara Inggris dan Irlandia secara bersamaan..
Selain itu, “manajemen” Irlandia Utara pun diserahkan kepada Inggris dan Irlandia secara bersama2 lewat institusi2 yang diciptakan lewat perjanjian ini..

Secara umum, ada 3 institusi yang dibentuk lewat perjanjian ini..
Institusi pertama adalah joint legislature.. DPRD Irlandia Utara beranggotakan baik partai2 yang berkompetisi di Irlandia Utara maupun partai2 established yang berkompetisi di Republik Irlandia..
Institusi kedua adalah joint executive.. ini agak ribet, karena yurisdiksinya terbatas pada 12 area kerjasama

6 area didiskusikan dan diimplementasikan masing2 oleh Republik Irlandia dan Irlandia Utara, 6 lagi diimplementasikan badan yg yurisdiksinya adlh seluruh Pulau Irlandia
Institusi ketiga adalah foreign policy.. untuk memastikan kerjasama yang baik antara seluruh pihak, Inggris membentuk suatu “Mini-UN” yang beranggotakan “negara2 bagian” Inggris..

Beranggotakan Wales, Scotland, England, Northern Ireland, dan beberapa crown dependencies lainnya..
Selain aspek politis tersebut, Good Friday Agreement juga ngomongin tentang bagaimana memperlakukan kekuatan IRA sebagai suatu professional army..

Masuk ke bagian selanjutnya, kita ada section tentang decommissioning dan normalisation..
Dalam normalisasi ini, pihak dalam perjanjiannya berubah.. kalo tadi pihaknya adalah Pemerentah Inggris dan Irlandia Utara, sekarang partai2 dan pihak2 lain pun jadi pihak penandatanganan perjanjian..
Dalam kasus IRA dan Ulster Volunteer Force (UVF), mereka masing2 punya partai yang menjadi afiliasinya..

IRA dengan Sinn Fein, dan UVF dengan Progressive Unionist Party..

Kedua partai ini bertanggung jawab untuk melakukan pembubaran dengan damai dan demokratis..
Di sisi lain, Inggris juga sepakat untuk menurunkan presensi militernya ke level “sesuai untuk kondisi masyarakat yang damai”..

Analoginya, berkurang dari presensi saat kondisi DOM Aceh dulu ke kondisi presensi kaya Kodam Jaya sekarang..
Di bagian normalisasi ini juga terdapat satu klausa yang paling kontroversial..

Inggris setuju untuk melepaskan semua napi paramiliter IRA yang dipenjara karena aktivitas terorismenya..

Ini dibuat agar Inggris dan Irlandia punya “gencatan senjata yang setara”..
Awalnya, decommissioning ini ditargetkan selesai tahun 2000.. tapi, decommissioning ini adalah langkah paling susah dari perjanjian ini..

IRA baru bener selesai decommission nya tahun 2005, sedangan UVF baru selesai tahun 2009, dan Ulster Defense Army malah baru mulai tahun itu
Irlandia Utara sendiri sebenernya secara primer adalah konflik etnis dengan aspirasi etnik yang berbeda, terutama antara Irish dengan Ulster Scottish..

Bercermin dari hal ini, Good Friday Agreement juga mengakui dan mengatur tentang equality & Human Rights issue yg pernah timbul
Republik Irlandia bikin Komnas HAM, dan Inggris ngatur ulang undang2nya untuk memasukkan European Convention on Human Rights..

Pelibatan standar yg netral menjadi penting, untuk menjaga produk hukum yg terbit dari sini agar tetap imparsial
Sekarang, sesudah perjanjian ini ditandatangani, Perjanjian Jumat Agung ini juga masih perlu untuk diratifikasi lewat referendum..

Ada dua referendum yg dilaksanakan, yakin untuk Good Friday sendiri oleh warga Irlandia Utara dan amandemen konstitusi oleh warga Republik Irlandia
Hasilnya?

71% warga Irlandia Utara menyetujui isi Good Friday Agreement

94% warga Republik Irlandia menyetujui amandemen konstitusi
Dan sesudah referendum tsb, perjanjian inipun enter into force..

Tapi sejujurnya, perjanjian inipun belum mengakhiri segalanya..
Sampai detik tweet ini dilayangkan, baik Irish dan Ulster di Irlandia Utara masih bersitegang..

Rekonsiliasi penuh belum berjalan, masyarakat akar rumput pun masih terpolarisasi, dan pembedaan yg berjalan hampir ratusan tahun pun progressnya blm seberapa..
Pertimbangan budaya masih menjadi hal yang membuat Loyalist Protestant dengan Irish Catholic masih agak ragu untuk bener2 bergaul di masyarakat..

Pada akhirnya, kedua faksi ini sama2 sangat konservatif dalam hal budaya dan agama, sehingga friksi terus terjadi..
Salah satu kota di Irlandia Utara, Londonderry, misalnya, masih menjadi pengingat nyata akan ketegangan etnis di daerah tersebut

Irish Catholic enggan menyebut Londonderry dan hanya memanggil kota tsb dgn sebutan “Derry”.. mural “perjuangan” Irlandia di sanapun masih bertebaran
Pada akhirnya, Perjanjian ini mampu mengakhiri suatu perang, tetapi belum dapat menjadi instrumen pembangun perdamaian..

Proses Peace Building di Irlandia Utara pun masih sangat panjang..
Selain sekat2 sosial, sekat geografis pun masih ada..

Jangan salah, di Irlandia ada wilayah yg terpisah sungai.. sisi sungai sini untuk Irish Catholic dan sisi sungai sana untuk Loyalist Protestant..
Meski berat, tapi proses ini harus dijalankan.. pada akhirnya, kedua pemerintah pun berharap pada generasi mudanya..

Pendidikan yang inklusif menjadi kunci, terutama untuk pergaulan antar etnis dan agama di Irlandia Utara..
Harapnnya adalah, ke depannya, anak2 ini bisa menjadi bukti harmonisnya hubungan antar etnis dan agama di Irlandia Utara

On that hopeful note, it’s time to end this thread.. klo mau nanya, monggo reply ke kita, dan klo mau cek thread yg lain, monggo cek tab likes ya

Whiskey out
You can follow @tweetmiliter.
Tip: mention @twtextapp on a Twitter thread with the keyword “unroll” to get a link to it.

Latest Threads Unrolled: