KEBO IWA DAN GAJAH MADA
-
-
A THREAD
Sebelumnya saya mengetahui kisah ini dari teman saya ketika ngopi. Saya tidak tahu cerita ini benar atau tidak. Kalopun benar terjadi mohon tinggalkan komen tentang referensi atau literatur kisah ini, kalopun tidak pernah terjadi kita bisa menganggap ini sebagai kisah rakyat.
Kalo ada versi lain dari kisah ini bisa juga dishare dikomen atau rt.
Gausa tegang sepaneng, santuy aja lurr biar enjoi aman. Kalo ada penyebutan nama dan tempat yang salah juga bisa dikoreksi, diskusi bareng di kolom komen. Langsung aja meluncuurr~~
Kisah patih Kebo Iwa memang sangat melekat dengan kisah dan pinutur rakyat bali, namanya dikaitkan masa pemerintahan Sri Astasura Rata Bumibanten dari kerajaan Bedahulu. Ratu Tribuana Wijaya Tungga Dewi yang memerintah Majapahit juga Mahapatihnya yang tersohor
Mahapatih Gajah Mada.
Ayah Kebo Iwa bernama Ida Arya Karangpuncing. Sudah sekian lama ia dan istrinya tak memiliki keturunan, tentu saja itu membuat hati beliau sangat sedih. Kemudian beliau dan istrinya berinisiatif melakukan persembahyangan di pura untuk memohon anugrah.
Di pura Bedugul mereka memohon kemurahan hati Sang Hyang Widi agar diberikan anugrah berupa keturunan. Begitu besar keinginan mereka ingin untuk memiliki keturunan hingga tak sengaja istrinya berkata "asalkan diberi keturunan, seberapapun banyak anakku makan, maka akan kupenuhi"
Hingga akhirnya doa mereka terkabul, sang istri mulai mengandung dan tiba waktu istri dari Ida Arya Karapuncing melahirkan. Mereka berdua sangat bahagia kemudian memberi nama anak mereka Kebo Waruga. Kebo Waruga tumbuh menjadi semakin besar dan beranjak dewasa.
Dia pun tumbuh menjadi lelaki berbadan tinggi besar. Oleh sebab itu ia dipanggil dengan nama Kebo Iwa. Kebo iwa memiliki porsi makan yang sangat banyak. Ia makan dan terus makan hingga habislah harta kedua orang tuanya. Orang tuanya pun tak sanggup lagi memberinya makan.
Kemudian kedua orang tua kebo iwa dengan berat hati meminta bantuan kepada penduduk desa. Sejak saat itu lah segala kebutuhan makan Kebo Iwa ditanggung oleh desa. Penduduk desa membangun rumah besar dan memasak banyak makanan untuknya. Tapi lama kelamaan penduduk desa pun
tak sanggup mencukupi kebutuhan makan Kebo Iwa. Kebo iwa memiliki jangkauan kaki yang sangat lebar, sehingga memudahkannya untuk bepergian jauh dalam waktu yang singkat. Jika Kebo Iwa ingin minum, ia cukup menusukkan telunjuknya ke dalam tanah hingga terbetuklah sumur kecil
dan mengeluarkan air. Dia juga seorang pemuda yang memiliki sukma suci, memiliki perilaku baik dengan hati yang tulus. Pada tahun Saka 1185 Kebo Iwa mendirikan pasukan Taruna Watu yang anggotanya terdiri dari 33 orang. Karena keahliannya mengkoordinir pasukan tersebut
Kebo Iwa juga mendapat sebutan Kebo Taruna. Anggota Taruna Watu dikerahkan untuk membangun Pura Ndalem Maya pada tahun Saka 1197. Setelah pura tersebut selesai dibangun yakni tahun 1198, Kebo Iwa menjelajahi desa-desa dan terus berjalan menuju Utara ke daerah Badung,
dan mengerjakan beberapa bangunan diantaranya tempat suci yang disebut Candi Raras Maospahit. Di dinding gunung Kawi Kebo Iwa memahat dengan begitu indahnya, karya itu diberikan sebagai penghormatan kepada Raja Udayana yang dimakamkan disana.
Dengan kemampuannya itu, ia sangat terkenal hingga seorang raja yang bernama Sri Astasura Ratna Bumibanten mengutus demang-demangnya yang bernama Arya Kalung Singkal, Arya Tanjung Biru, Arya Tanjung Tutur, Arya Pasung Gerigis, Ida Patih Giri, dan lain-lain untuk menguji Kebo Iwa
Namun tidak ada yang bisa mengalahkan Kebo iwa. Sehingga membuat sri Astasura kagum, dan mengangkatnya menjadi patih andalan.

Bali masuk kedalam wilayah yang menjadi amatan Mahapahit, Gajah Mada pun telah mengirim telik sandi untuk memata-matai.
Para telik sandi memberi informasi mengenai patih yang sajti mandraguna bernama Kebo Iwa yang telah bersumpah setia untuk mengabdi pada rajanya. Gajah Mada memahami bahwa orang yang akan dia hadapi bukanlah orang sembarangan.
Sebagai seorang patih jalnnya roda pemerintahan sudah jelas dijalankan olehnya. Mau tidak mau Patih Kebo Iwa harus terlebuh dahulu dilepaskan dahulu dari kekuasaan. Hal ini harus dilakukan sebelum Majapahit benar-benar mendatangi Bali dengan kekuatan militer.
Untuk membuat Kebo Iwa menjauh dari kekuasaan, tak ada cara lain kecuali dengan menjalankan strategi politik. Berhari-hari Gajah Mada memikirkan caranya, hingga akhirnya gajah mada memutuskan untuk berangkat secara langsung ke Bali.
Rombongan Gajah Mada mendarat di Segoro Rubek, Gili Manuk. Mereka menuju Telukan Bawang meeambas tegalan di desa Garambong serta Bangastulan kemudian naik perahu menuju Toanlangkir terus ke Gianyar dan Samprangan. Kedatangan mereka disambut oleh pasukan Taruna Watu.
Karena mengibarkan bendera persahabatan, rombongan ini diterima dengan baik. Terlebih setelah mengetahui maksud kedatangan mereka adalah untuk menemui Kebo Iwa yang kala itu berada dirumah orang tuanya di Blahbatu. Kebo iwa cukup terkejut mengetahui maksud Gajah Mada yang ingin
menjalain persahabatan dengan Bali dengan cara menikahkan Kebo Iwa dengan putri dari Lemah Tulis Madura. Demi negara Kebo Iwa menerima tawaran itu, rombongan Gajah Mada pun kembali pulang. Disisi lain Kebo Iwa terlebih dahulu menghadap Sri Astasura untuk berpamitan,
lalu melakukan puja bakti disejumlah pura. Barulah kemudian Kebo Iwa melakukan perjalanan ke Majapahit seorang diri. Namun, ditengah samudra terjadi pertanda alam yang buruk. Hujan dan badai, kilah bersahut-sahutan dan perahu layar pun terombang-ambing diterjang ombak tinggi.
Tahu dirinya akan terkena bencana dan ingat kewajibannya sebagai ksatria yang tidak boleh ingkar janji untuk datang ke Majapahit. Kebo Iwa lantas turun dari atas perahu dan berenang menuju tujuannya. Kebo Iwa berhasil sampai ke tepi pantai. Namun pertanda alam itu membuat dia
semakin waspada. Kedatangan Kebo Iwa ditanah Majapahit membuat prajurit terperangah. Rasa kagum bercampur dengan perasaan waswas dan waspada tergambar jelas di wajah mereka saat memandang Kebo Iwa. Mereka takjub dengan ukuran Kebo Iwa yang sangat besar.
Gajah Mada kemudian menyambut Kebo Iwa dan membawanya menghadap Ratu Tribuana Wijaya Tunggadewi. Pada pertemuan itu gajah mada menegaskan kembali niat awalnya untuk menjalin persaudaraan dengan Bali dengan cara menikahkan Kebo Iwa dengan wanuta terhormat asal Madura,
pilihan sang ratu Majapahit. Namun, sebagai persyaratan awal Gajah Mada meminta agar Kebo Iwa membuat terlebih dahulu sumur yang nantinya akan dipersembahlan kepada calon pendampingnya. Selain juga sumur itu nanti akan bermanfaat bagi rakyat banyak.
Kebo Iwa memandang permintaan itu bukanlah suatu hal yang sulit baginya, apalagi hal tersebut sering dia lakukan. Dengan segera Kebo Iwa menyanggupi persyaratan itu bahkan berencana membuat sumur yang sangar besar, agar sumur itu memiliki manfaag yang lebih besar pula.
Kebo Iwa lantas segera memenuhi persyaratan tersebut pada tempat yang telah ditentukan. Hanya dalam waktu singkat, sumur telah terbentuk dan memiliki kedalaman yang cukup. Namun belom sempat lobang yang ia buat menyentuh mata air. Tiba-tiba Gajah Mada memerintahkan para prajurit
untuk segera menutup kembali bebatuan dan tanah disekitar sumur hingga Kebo Iwa tertimbun, Kebo Iwa terperangkap dibawah tanah.
Gajah Mada memandangi sumur itu dengan perasaan sedih. Tapi tetap harus dilakukan bagaimana pun juga, sebagai abdi negara dia harus menempatkan kepentingan negara diatas segala-galanya. Meskipun harus membunuh rasa kemanusiaan yang dimilikinya, disisi lain Kebo Iwa didalam tanah
tidak lah mati. Dia justru tersadar sebagai seorang patih, kemampuan sakti mandraguna saja tidak cukup. Ia tidam memiliki ilmu strategi dan politik. Mereka yang pandai berpolitik akan cenderung menang daripada orang yang sakti mandraguna. Kebo Iwa mengakui kehebatan lawannya
kali ini dalam menyiapkan strategi. Kebo Iwa juga sadar dirinya juga merupakan abdi negara, tidak boleh menyerah begitu saja atas nama kemuliaan negaranya. Maka dengan segala kedigdayaannya, Kebo Iwa menghempaskan bebatuan dan tanah yang menimbun dirinya.
Dia melompat kembali ke sisi sumur, dia berhadapan kembali dengan Gajah Mada. Melihat lawannya hanya tertegun dengan kemunculannya, Kebo Iwa mengambil kesempatan dengan langsunv menyerang Gajah Mada. Pertarungan terjadi hingga debu-debu beterbangan dalam waktu yang cukup lama.
Gajah Mada benar-benar merasaman bagaimana lawannya kali ini benar-benar tangguh seperti yang di informasikan oleh telik sandinya. Gajah Mada mulai berdebar membayangkan citacita junjungannya, Ratu Tribuana Tunggadewi untuk mempersatukan nusantara akan gagal hanya dalam langkah
awal saja. Namun detik itu juga Kebo Iwa yang waskita mendadak menangkap pertanda aneh dari masa depan. Mata batinnya melihat bagaimana orang muda yang dihadapinya memilihi cahaya kebesaran yang tak tertahankan. Sejarah agung akan diukir oleh Gajah Mada.
Dan ketika cahaya kebesaran Gajah Mada itu lenyap, Bali adalah tempat yang kelak akan mewarisi cahaya itu. Dalam pertarungan sengit itu Kebo Iwa mulai bimbang. Dia harus mengalah demi masa depan Bali sendiri ratusan tahun kemudian, bahkan setelah Majapahit runtuh.
Namun sebagai ksatria pantang baginya untuk menyerah kalah dalam pertempuran, hingga kemudian Kebo Iwa mengambil keputusan memilih mati ditangan Gajah Mada. Sebuah keputusan yang sulit namun tetap harus dilakukan agar cahaya itu benarbenar terjadi ratusan tahun kemudian.
Kebo Iwa memberitahukan kelemahan kesaktian yang dimilikinya ialah bubuk kapur. Gajah Mada terhenyak, dia tidak mebduva lawannya akan mengatakan sendiri kelemahannya. Gajah Mada tidak tahu apa yang sebenarnya terjadi padanya.
Namun Kebo Iwa tetap memaksa gajah mada untuk segera melakukannya. Sehingga patih muda itu menghantam batu kapur yang tidak jauh dari pertempuran hingga menjadi serpihan bubuk, segera saja bubuk itu diambilnya, dilemparkan ke tubuh Kebo Iwa yang tetap memberikan perlawanan.
Dia tidak ingin gugur dalam keadaan menyerah, benar saja dalam waktu dingkat serangannya melemah karena mengalami sesak nafas luar biasa. Tahu jika Gajah Mada tidak akan membunuh lawannya yang sudah sekarat. Kebo Iwa memanfaatlan sisa-sisa kekuatannya untuk kembali menyerang
dengan kekuatan penuh sehingga Gajah Mada cukup terkejut dan secara spontan menancapkan keris pada lawannya yang secara tiba-tiba memberikan serangan ke arahnya. Kebo Iwa pun tersungkur. Sebelum menghela nafas terakhir, Kebo Iwa memberi pesan yang terus
terngiang-ngiang ditelinga Gajah Mada. Bahwa semoga pengorbanannya bukan lah sebuah kesia-siaan dan Gajah Mada harus mampu mewujudkan cita-cita besarnya seberapa sulit pun itu dilakukan. Gajah Mada hanya mengangguk hormat setelah menerima pesan itu.
Karena tidak mampu lagi berkata apa-apa lagi hingga Kebo Iwa gugur di Majapahit. Dengan gugurnya Kebo Iwa membuat kerajaan Bedahulu kehilangan salah satu pemimpin terbaiknya. Serangan luar termasuk dari Majapahit yang kemudian benarbenar menginfasi bali, meskipun dihadang oleh
ksatria gagah berani, dalam pertempuran habis-habisan akhirnya takluk juga. Satu hal yang tidak bisa dilewatkan usai kematian kebo iwa adalah bagaimana Gajah Mada menempatkan para pemikir terbaik Majapahit di Bali sekaligus para Wiku dan para Kawi yang handal dibidang sastra
dan seni. Setiap seluk beluk arsitek di Bali tidak bisa lagi dipandang dengan sebatas bangunan. Namun memiliki kedalaman rohani sekaligus memiliki filosofi tinggi. Bali menjadi miniagur Majapahit tempo dulu yang banyak disinggahi para pelancong penjuru dunia.
Namun Bali tetap mampu memegang teguh dan menjaga nilai-nilai para leluhurnya.

TAMAT

thanks for reading, god bless👋🏻💛
You can follow @Sinxconstan.
Tip: mention @twtextapp on a Twitter thread with the keyword “unroll” to get a link to it.

Latest Threads Unrolled: