Salah satu kitab yg pernah diajarkan abah saya terus membekas dan merubah saya menjadi orang yang enggan menilai orang lain mutlak buruk meski kelakuannya kadang menabrak norma itu Thawasin milik konon mushonifnya Al Hallaj, kisah tentang ketauhidan + cinta murni Azazil tepatnya
Abah cerita juh sebelum Adam As diciptakan sang khalik, Azazil sudah memasrahkan seluruh jiwa raganya dan membuktikan kecintaannya pada Allah dengan merawat ketaatan serta ketauhidan yang konon bahkan oleh malaikat pun tidak mampu ditandingi.
Intinya tiada hari tanpa ibadah kepada Allah. Dan ibadahnya pun penuh cinta, tak seperti kita yang boro² kok derajad khauf, wong sholatnya masih takut dimarahin abah or malu sama temennya. Nah azazil benar-benar hanya dipersembahkan untuk Allah.
Banyak ayat yang mencerminkan romantika ini, salah satunyq baqarah 30-37, sayangnya selama ini pemaknaannya banyak negatifnya; secara general umat manusia sepakat bahwa iblis pongah, enggan bersujud kepada Nabi Adam, lalu dicap sebagai pendurhaka. Tapi coba ditelisik lebih jauh.
Begitu besar ketaatan yang dia miliki, setelah Adam diciptakan, Allah l memerintahkan iblis untuk sujud kepada Adam. Meski bermakna penghormatan, iblis tidak rela. Iblis menolak bersujud karena ketetapan hati yg sudah lama dia pegang; hanya Allah-lah dzat yang pantas ia sembah
Iblis sangat memegang prinsipnya dengan terang²qn menolak perintah Allah. Perintah yg seharusnya tak ditolaknya sekaligus perintah tak pernah diterima batinnya. Perintah yg sama sekali tidak terbayangkan beratnya; perintah sang kekasih untuk bersujud kepada mahluk, zat selain Dia
Al-Hallaj (w. 301 H) dalam kitabnya yang bernama Thawasin mengapresiasi dan takjub atas apa yang diperbuat iblis dengan berkata, “ma kana fi ahlis sama’i muwahhidun mitsla iblis!” (tidak ada ahli (penduduk) langit yang memiliki tauhid murni kepada Allah seperti iblis).
Tauhid murni yang dimiliki Iblis tak lain adalah representasi ketaatannya yang begitu dalam kepada Allah.

Interupsi iblis “ana khairun minhu, khalaqtani min nar wa khalaqtahu min thin”, sebenarnya legitimasi agar penolakannya dapat dimaklumi oleh Allah, sang kekasih.
Meskipun pada akhirnya dicap durhaka dan diusir dari surga, akan tetapi di sisi lain Allah masih mengabulkan permintaan iblis untuk hidup hingga hari kiamat.

Seakan-akan ada tanda tersirat bahwa ketauhidan yang murni mesti abadi dan iblis harus hidup hingga kiamat.
Kapan² dilanjut lagi, happy jumah mubarak !

@threadreaderapp can u unroll for me ? 😉
@threadreaderapp can u unroll for me ? 😉
You can follow @yoursashimi.
Tip: mention @twtextapp on a Twitter thread with the keyword “unroll” to get a link to it.

Latest Threads Unrolled: