Teruntuk seluruh dosen pengajar di universitas manapun, kami sebagai mahasiswa memohon dengan sangat dengan penuh kerendahan hati untuk bersama menyadari bahwa apa yang terjadi di negeri ini adalah musibah. Suatu hal diluar kehendak kita sebagai manusia.
Pembelajaran dengan sistem online sudah cukup menyulitkan bagi kami yang terbiasa kuliah offline. Mengapa?
1. Kami dituntut menguasai berbagai platform belajar online menyesuaikan kapasitas dosen (whatsapp group, zoom, hangouts, skype, webex, webinar, gclassroom, dsb).
2. Kuota internet. Tidak semua mahasiswa punya akses wifi, tidak semuanya mampu membeli kuota internet, semestinya hal ini menjadi pertimbangan untuk memaksimalkan kbm. Biasanya 2 jam bagaimana caranya bisa dimaksimalkan dalam waktu yg lebih singkat, bukannya malah lebih lama
3. Kesehatan mata dan telinga. Tidak bisa dipungkiri memandang layar laptop selama berjam jam untuk kuliah dan mengerjakan tugas membuat kami lelah, selain mata yang semakin sering merah dan terasa perih, telinga kami juga dipaksa untuk mendengar dengan headset.
4. Tugas yang membludak. Bapak ibu dosen yang saya hormati, ini adalah kuliah online. Bukan penugasan online. Tidak bisakah bapak ibu mengambil nilai kami dari proses diskusi? Apakah kapasitas kami hanya bisa dinilai dengan paper atau tugas seperti itu?
Kami bukannya mengeluh, kami tau kewajiban mahasiswa adalah belajar. Tetapi kembali lagi situasi yang terjadi ini tidak biasa. Kami sudah cukup terbebani dengan adanya wabah ini. Saya dan mahasiswa rantau lainnya tidak bisa pulang demi mengupayakan social distancing.
Berdiam diri berupaya untuk tidak kemanapun itu sulit nggih bapak dan ibu dosen. Kami hanya bisa jalan-jalan sebentar keluar kos atau beli makan. Dalam keadaan seperti itu saja kami sudah cukup tertekan dan khawatir. Corona mengintai kita semua dimanapun dan kapanpun.
Kami melakukan social distancing juga untuk memutus rantai persebaran COVID-19. Tidak bisa dipungkiri, social distancing amat sangat berat untuk dijalani. Kami terpaksa diam di kamar yang luasnya hanya berapa petak. Hiburan kami amat sangat terbatas.
Kami semua berusaha mengatasi kebosanan, kami berusaha mati-matian menahan diri untuk keluar. Kami disini berjuang menjaga tidak hanya kesehatan fisik tp jg kesehatan mental agar tetap prima di tengah situasi mencekam ini. Jadi tolong sekali untuk berusaha memahami kami.
Dalam 1 mata kuliah diampu tidak hanya oleh 1 dosen. Seandainya setiap 1 dosen memberi tugas, dalam 1 hari sudah bisa dibayangkan berapa tugas yang kami terima? Dalam 1 minggu? Dalam 1 bulan? Bukankah semuanya akan terus menumpuk?
Tolong pertimbangkan posisi kami yang tidak bisa berdiskusi bersama teman di warung kopi sambil ketawa-ketawa untuk meringankan beban tugas seperti biasanya. Situasi ini membuat mahasiswa stress.
Bukankah dengan tidak memberi tugas mahasiswa juga akan mengurangi beban kerja dosen untuk mengoreksi tugas kami? Mari sama-sama mendukung satu sama lain untuk tetap sehat secara fisik dan mental di tengah COVID-19 ini. Best regards.
You can follow @GaluhAyuRS.
Tip: mention @twtextapp on a Twitter thread with the keyword “unroll” to get a link to it.

Latest Threads Unrolled: