Analisis kenapa film “Parasite” sangat berarti buatku, sekaligus curhat soal hidupku [A THREAD]
Gw selalu bilang sebuah film bagus kalo film itu reflect myself. Gak hanya relatable, tapi juga efektif ngebuka pikiran aku akan hal-hal yang belum pernah kepikiran sama sekali. Dan disini Parasite membuatku berani buat curhat soal hidupku.
Contoh, di film ini aku ngerasa relate sama karakter Jessica, dimana dia banyak bakat dan kemampuan yang seandainya aja kalo dia privileged, dia bisa jadi orang hebat, dan bisa dibilang paling fitting with upper class people dibanding anggota keluarga yg lain.
*SPOILER* dan seandainya keadaan nggak se-fucked up kayak di ending film, aku yakin si Jessica ini bisa nolong keluarganya buat keluar dia dari kemiskinan. Tapi akhirnya, kenapa endingnya demikian? kenapa harus dia yang mati ?
Berdasarkan salah satu interpretasi orang diatas, kematian Jessica adalah bentuk simbolik dari kisah sayap Icarus. Semakin dia ingin ke “atas” semakin dia dekat dengan matahari, akhirnya ia jatuh karena sayapnya terbakar dan mati.
Seperti yang aku bilang tadi kalau Jessica adalah the closest person to fit the upper class than rest of the family members. Karena itu dia harus mati, Parasite bukan soal menghakimi baik si kaya atau si miskin, tapi lebih tepatnya menyajikan realita apa adanya.
Parasite menyatakan betapa kompleks dan susahnya mengidentifikasi siapa yang salah dan benar dalam keadaan seperti ini. Dalam banyak kasus, banyak golongan tertentu berusaha mencegah orang-orangnya untuk berkembang atau keluar dari golonganya.
Nah dari situ, kita bisa lihat Jessica yang ingin menggapai upper class, harus mati di tangan Geun-Sae seorang lower-class. I know that his motives mostly derived from revenge for his wife’s death, but...
..in reality, skenario orang lower class yang merasa iri dan nggak terima orang lower class lain yang berusaha sukses dan memisahkan dirinya itu banyak dan kerap terjadi. Makin nyesek lagi aku kalo denger dialog Ki-Woo yang bertanya soal kelayakan dia di lingkungan si kaya
And now I want to make little unexpected confession. Semenjak nonton Parasite, aku jadi sadar betapa capeknya aku berusaha fitting in upper class, terutama di lingkungan kuliah. Aku cari rekognisi sana-sini, join organisasi sana-sini, semata-mata biar bisa dilihat fitting.
Istilah yg lebih gampang mungkin aku berusaha social climbing (in a good way of course) biar aku bisa menuhin apa ekspetasi orang-orang di sekitarku, bahkan orang tuaku.
Tapi ketika aku sudah ada di situasi itu, dan aku lihat orang-orang juga udah ngelihat citra aku sebagai orang yang kaya gini. Aku selalu mikir “ngapain sih gw kaya gini, buat apa, dan apa gw layak?”
I always feel disconnected somehow with some people who’s privileged so much I don’t know why. Maybe both of us never been in the same shoes but isn’t everything else the same?
I tried to dress like them, talk like them, behave like them, as if It’s a standard. Them disini refers to temen-temen upper class people yg mostly came from Ibukota. Aku selalu merasa ada gap yang lebar banget, seakan apapun yg aku lakuin gabakal pernah cukup.
Bahkan mungkin jika aku udah sukses nanti, dan sekaya mereka, aku tetap nggak akan merasakan apa yang mereka rasakan karena kembali lagi, I’m born from lower class and will always be in lower class mindset no matter what happen, or no matter how rich I will be.
Dan dari situlah aku juga relate dengan ending film ini. Dimana Ki-Woo bercita-cita untuk membeli rumah itu demi melepaskan ayahnya. Tapi ekseskusi adeganya benar-benar terasa hopeless dan pipe-dream semata.
Disinilah sumber ketakutan terbesar aku dan menurut aku sendiri, Harapan adalah Parasit terbesar dalam hidupku. Harapanlah yang menciptakan ekspektasi dan rencana yang kadang jika tak tercapai, rasa sakitnya bukan main.
Pressure aku saat ini ya bersumber dari ketakutan itu, ekspektasi orang tua aku yang berharap besar ke aku untuk melepaskan mereka dari kemiskinan. Literally everyday my mom said that, even maybe in her prayers. Banyak kata doa ibu adalah paling manjur but...
Damn it Bong Joon Ho, film macam Parasite inilah yang bakal masih bisa bikin aku kepikiran sampe satu dekade kedepan atau sampe kapanpun. Bisa dibilang film yang paling “menakutkan” yang pernah aku lihat.
Anyway whoever read this thread until you reach this, I just want to say thank you for coming across and willing to listen to my story and I’m sorry if it’s not worth your time or disappoint you but well...
reality is often disappointing isn’t it
You can follow @aktivfeast.
Tip: mention @twtextapp on a Twitter thread with the keyword “unroll” to get a link to it.

Latest Threads Unrolled: