“Kayaknya gue bipolar deh”
“loh, kok lo bisa nganggep gitu?”
“Iya nih, gue ngecek di internet. Terus kayaknya gue tuh bipolar disorder deh.”

Adakah ada dari lo yang pernah terlibat dalam percakapan kayak gini?
Di satu sisi, gak bisa dipungkiri bahwa gua dan tim satu persen (yang notabene kebanyakan adalah lulusan psikologi) itu senang karena kesadaran akan gangguan psikologis mulai dikenal oleh masyarakat luas.
Sayangnya, karena hal ini pula terdapat masalah baru yang muncul dalam kehidupan banyak orang. Seperti percakapan yg ada di awal thread ini: Masalah baru itu adalah masalah self-diagnosis, atau mendiagnosis diri sendiri.
Yang terjadi ketika self-diagnose adalah orang2 itu mendiagnosis diri mereka sendiri bahwa mereka itu punya gangguan psikologis, tapi tanpa bantuan profesional, atau bahkan cuman berdasarkan fakta-fakta dari internet yang sumbernya pun belum tentu kredibel.
Rajnish Mago, Psikolog di India, menegaskan bahwa internet seharusnya bukan dijadikan alat untuk melakukan self-diagnosis, tp sebagai alat utk menambah pengertian mengenai penyakit atau gangguan. Jd perlu diingat, internet itu utk nambahin pengetahuan, bukan utk diagnosis.
Emg self-diagnosis itu bahaya, ya? Iya, bahaya bgt! Perlu diingat kalau gangguan psikologis itu adalah suatu hal yang kompleks. Kalau lo self-diagnose, lo bisa aja melakukan misdiagnosis karena lo mengabaikan simtom-simtom lain yang gak keliatan karena lo gak terlatih utk itu.
Terus, lo bisa aja jadi berusaha mengobati diri sendiri dengan cara yang salah, dan malah jd membahayakan diri lo sendiri. Selain itu, dampak yg paling utama adalah labeling ke diri sendiri, ”ah gue negatif” yang akhirnya bisa ngaruh ke performa lo di banyak hal.
Jadi gimana nih supaya lu pada kaga terjebak di self-diagnose?

Pertama, lo harus evaluasi informasi yang lo dapat di internet. Informasi itu ga pernah bisa lo ambil gitu aja. Harus lo saring. Bahkan info dari satu persen aja perlu dikritik.
Gua ingatkan lg ya, gangguan psikologis itu hal yang kompleks. Jd, gak bisa disimplifikasi dengan lihat di internet. Utk awal2, coba lo menjauhi situs2 yg tidak kredibel atau situs yg lo pertanyakan kebenarannya. Lo harus bener2 curiga terutama dgn situs yg ada label “blog” nya.
Lo juga bisa mulai membandingkan informasi2 yang lo dapat dari situs yang kredibel dari yang emang udah terpercaya dan membandingkan dengan situs lainnya untuk mencari informasi apa yang benar dan bisa lo percaya.
Kedua, coba aktif ngobrol sama orang yang tahu tentang hal ini. Kalau lo punya teman yang belajar soal psikologi atau aktif di organisasi kesehatan mental, kesempatan ini bisa lo gunakan untuk bertanya kepada mereka.
Lo juga bisa ikut komunitas, atau datang ke acara2 yang berkaitan dengan hal-hal kayak gini. Misal, dateng ke offline class satu persen. Lo mungkin bisa dapat insight yang lebih dalam dari obrolan serta acara yang lo datengi itu.
Ketiga, pergi ke Psikolog/Psikiater. Ya ini udh opsi paling aman. Kalau lo merasa gejala2 yg lo alami udh mengganggu keseharian lo dan lo sendiri emg punya akses utk bisa menemui psikolog atau tenaga mental profesional, coba datangi serta konsultasilah kpd yg lebih profesional.
Nah, kalau bisa sih lo hindari dulu melabel diri lo sendiri sebelum lo emang didiagnosis sama si psikolog/psikiaternya. Gunakanlah informasi yang lo dapatkan ini secara bijak.
You can follow @satupersen_id.
Tip: mention @twtextapp on a Twitter thread with the keyword “unroll” to get a link to it.

Latest Threads Unrolled: