<SELF LOVE>
A Thread
Jadi self love sering banyak disuarakan akhir2 ini. Nah love itu artinya luas dan dalem banget. Di dalam love itu ada gentle, caring, kind, compasion, dll. Dan dalam dunia psikologi, self love itu sebutannya compasion. Dimana kita bisa memberikan rasa peduli dan kasih sayang.
Yang tentunya self compasion ini kita tujukan pada diri sendiri. Dan masalahnya sekarang banyak orang yg memberikan compasion ini lebih banyak ke orang lain dari pada ke diri sendiri. Pertanyaannya, gimana kita bisa tau compasion yg dibutuhkan orang lain kalo kita ga rasain sndri
Self compasion itu punya 3 komponen yg punya lawannya masing2.
1. Self Kindness vs. Self Judgement

Kindness sendiri artinya kita ramah, peduli, dan memahami. Yg sering terjadi, saat kita punya masalah, kita malah mengkritisi diri kita. Yg berujung dengan anggapan “aduh gue ga bisa. Gue bego bgt. Gini doang masa ga bisa, dsb”
Di bandingkan kita mencoba untuk bersikap ramah kepada diri kita sendiri. Kita bilang ke diri kita “Gapapa ko. Its okay. Kesalahan itu manusiawi” kita bersikap hangat dan empati kepada diri kita.
2. Common Humanity vs. Isolation

Saat kita punya masalah, kegagalan, atau hal2 yg sulit. Kita lupa untuk menyadari bahwa masalah tsb adalah bagian dari hidup. Orang sering beranggapan bahwa “masalah = hidup. Hidup = masalah”
Sehingga kita juga beranggapan bahwa “hanya gue yg menghadapi masalah kaya gini di dunia ini”. Kita mengisolasi hidup kita. Kita gamau terbuka dengan orang lain dan pengalaman orang lain. Yang padahal orang banyak juga mengalami hal yg sama.
“Apapun yg gue lakuin pasti salah. Hidup gue adalah masalah. Masalah adalah hidup gue” hal2 yg seperti ini justru akan mengunci diri kita bahwa memang hakekatnya masalah itu merupakan BAGIAN dari hidup kita. Bukan masalah adalah hidup kita. Dgn bgtu kita sadar dan mau berproses.
3. Mindfulness vs. Over Identification

Mindfulness ini merupakan sebuah tahap dimana kita bisa “living in the moment”. Kita ada “here and now”. Banyak orang yg hidup disaat ini dengan penyesalan di masa lalu atau kekhawatiran di masa depan. Yg mmbuat kita gak ada di present.
Dan stage akhir dari mindfulness ini kita akan “NON JUDGEMENTAL”. Kita akan melihat sesuatu sebagai hal itu. Gak ditambah dan gak dikurangin. Nah sedangkan saat kita over identification kita akan berandai2 akan sesuatu. Yg justru membawa kekhawatiran tadi.
Dan malah akan membawa kita ke reaksi emosi yg negatif. Misalnya ada mobil nyenggol kendaraan kita. Saat kita over identification kita akan lngsung buka jendelanya sambil marah dan bilang “ga punya mata ya lu. Liat kemana sih?! Gak skolah ya lu?!” Dsb
Yg jelas2 dia punya mata. Gimana dia bisa bawa mobil kan kalau ga punya?.

Atau kita juga try to be positive. Yg malah jadinya memaksakan diri. “Oh mungkin bapak yg bawa mobil lagi kebelet. Atau dia mau melahirkan”dsb

Yg sebetulnya itu tuh GAK PERLU.
Sedangkan saat kita mindful. Kita tidak akan menilai sesuatu dengan menambah atau mengurangi.

Saat kita di senggol mobil. “Oh tadi di senggol mobil”

Thats it. Udah gitu aja. Kita melihat sesuatu sebagai hal itu.
Nah ada beberapa hal yg kita anggep itu Self Compasion padahal BUKAN.
Self Compasion itu bukan Self Pity.

Saat kita self pity kita akan menjadi drama queen. “Aduh gue emang ga bisa. Aduh gue ga bisa ngerjain sendirian. Dll” self pity ini cenderung membuat kita egosentris, yg memisahkan diri kita dgn orang lain dan balik lg beranggapan”gue sndiri”
Self Compasion itu bukan Self Indulgence.

Indulgence artinya malas2an, memanjakan diri. Misalnya “sial gue di revisi lagi. Gue harus istirahat dlu. Nnton korea 3 hari 3 malam”

No. Its not Self Compasion.
Kita harus inget bahwa saat kita Compassionate itu berarti kita mau diri kita bahagia dan sehat DI JANGKA WAKTU YANG PANJANG.
Banyak kasus, bahwa memanjakan diri justru membawa yg justru berdampak buruk pada well being kita. Seperti taking drugs, over eating, being a couch potato, dll. Daripada memberikan diri kita hal2 yg membuat kita sehat dan lasting happiness.
Walaupun itu membawa kita kepada “displeasure”. Seperti berhenti merokok, olahraga, makan makanan yg bergizi, dll. Its okay walaupun kita harus mengambil resiko. Yg membuat kita BERTUMBUH.
Bertumbuh untuk apa? Karna kita peduli. We care to our future. Nah itu lah Self Compasion. Kita rela melakukan sesuatu yg beresiko untuk pertumbuhan diri kita di masa depan.
Kenapa Self Compasion itu penting?

Sering kali, kita melihat dunia itu berelasi dengan bagaimana kita melihat diri kita sendiri.
Kita harus bedain love dengan genuine love dan unconditional love.

Saat kita sudah memiliki cinta tanpa syarat pada diri kita. Kita akan menerima diri kita tanpa syarat. Dan kita juga akan mencintai orang lain tanpa syarat.
Kita lupa mengganggap diri kita sendiri ada. Kita mencari compasion itu dari orang lain karena kita juga lupa untuk menciptakan itu pada diri kita sendiri.

Yg ujung2nya kecewa thdp orang lain lagi saat kita tidak mampu memberikan cinta pada diri kita.
Instead of mercilessly judging and criticizing yourself, self compassion means you are kind and understanding when confronted with personal feelings. After all, who ever said you supposed to be perfect?
You can follow @thasiasabatini.
Tip: mention @twtextapp on a Twitter thread with the keyword “unroll” to get a link to it.

Latest Threads Unrolled: