"Dia mengawasi, mendekat dan menakutkan"

- A horror thread
@bacahorror #bacahorror #RumahKentang
Sebuah kisah yang di alami oleh aji dan teman temannya saat berlibur ke suatu villa di daerah dekat dengan ibukota.

Tanpa mereka sadari, ada hal yang membuat makhluk disekitar marah hingga mengganggu tanpa henti.
Inilah kisahnya..

-----------------------------------------
"Ah bosan sekali rasanya libur gini gini aja" gumam aji di teras depan rumahnya

Sudah seminggu kampus libur panjang, kebanyakan orang pasti senang karena dapat beristirahat dan berkumpul dengan keluarganya dirumah.
Namun tidak dengan aji, dia sangat benci dengan hari libur karena tidak ada kegiatan dirumah hingga membuatnya bosan. Aji adalah tipe orang yang paling aktif, dia tidak suka hanya berdiam diri dirumah.
Baginya, melakukan kegiatan diluar lebih menyenangkan karena dapat bertemu dengan teman temannya dan bermain bersama. Mungkin karena aji yang tidak begitu dekat dengan kedua orang tuanya hingga dia menjadi merasa tidak betah.
Aji mengambil handphone dikamarnya lalu kembali duduk diteras depan, dia membuka grup whats*pp dan membaca pesan pesan yang dikirim oleh teman temannya.

Sepintas aji ingat kalau pamannya mempunyai sebuah villa di daerah dekat ibukota
"Teman teman, ada yang mau ikut ke villa pamanku tidak?" Aji mengirim pesan ke grup whats*pp

Tak butuh lama ajakan aji di balas oleh teman temannya, mungkin mereka pun merasakan hal yang sama seperti aji yang bosan berada dirumah.
Akhirnya mereka semua pun setuju dan mempersiapkan barang barang yang dibutuhkan untuk disana dan sepakat untuk berangkat esok hari.

Mereka tidak tahu hal apa yang akan mereka alami, sesuatu yang mengerikan menanti.
Jam sudah menunjukkan pukul 09.00 pagi, aji masih sibuk menyiapkan bajunya.

Sesuai kesepakatan, harusnya pukul 08.00 sudah berkumpul di tempat yang ditentukan. Handphone aji sudah ramai dengan notifikasi pesan dan telepon masuk, tapi aji hiraukan.
"Ini aku otw" ucap aji mengangkat telephone dari salah satu temannya

"Kamu itu janjinya jam berapa kita kumpul tapi baru jalan ji, kita sudah disini semua" balas temannya

"Iya maaf, tadi aku kesiangan" jawab aji
Setelah berpamitan dengan orang tuanya, dengan tergesa gesa aji mengeluarkan mobilnya dan langsung menuju tempat kumpul.

"Ah pasti kena omel lagi aku sampai disana" ucap aji dalam hatinya
Jarak rumah aji menuju titik kumpul memakan waktu 30 menit, akhirnya aji sampai. Aji melihat wajah teman temannya seperti kesal, mungkin karena menunggu aji terlalu lama.

"Maaf ya teman teman aku telat" ucap aji

"Yaudah ayo kita langsung jalan saja" balas salah satu temannya
Sebelum berangkat, aji melihat siapa saja yang ikut.

"Andra, kinan, yuni dan septi. Loh kurang satu ini" gumam aji dalam hatinya

"Yun, melisa tidak jadi ikut?" Tanya aji

"Tidak ji, dia harus keluar kota bersama keluarganya" jawab yuni
Tanpa kehadiran melisa, mereka terhitung menjadi ganjil. Tiba tiba perasaan aji menjadi tidak enak, seperti ada sesuatu yang mengganjal namun aji hiraukan.

"Yaudah ayo berangkat" ajak aji kepada teman temannya
Setelah menempuh jarak yang cukup jauh, sampailah aji dan teman temannya di villa tersebut.

Ini adalah kunjungan ketiga aji ke sini dan villa pamannya tersebut tidak disewakan untuk umum, hanya untuk acara keluarga saja.
Aji membuka gerbang depan, terlihat banyak daun yang berserakan ditanah. Sebelumnya villa ini ada penjaganya namun 2 bulan lalu mengundurkan diri dan hingga saat ini pamannya belum mendapatkan penggantinya.
Setelah gerbang terbuka, aji dan temannya memasukkan mobil menuju halaman depan villa.

"Aji, ini tidak ada yang menjaga villanya?" Tanya yuni yang terlihat seperti ketakutan

"Kata pamanku sih tidak ada yun, sudah mengundurkan diri" jawab aji
Ternyata tidak yuni saja yang merasakan hal tersebut, namun septi juga.

Septi dan aji sama sama mempunyai kepekaan akan kehadiran makhluk halus, hanya saja mereka berdua tidak dapat melihatnya.
"Sudah tidak perlu khawatir yun, aman kok disini" ucap septi yang mencoba menenangkan yuni

Disisi lain, septi merasakan ada aura mistis yang cukup kuat. Mungkin terbentuk akibat tidak ada yang menghuni villa ini di waktu yang cukup lama.
"Teman teman, sebelum nanti masuk kita bereskan barang dan bersihkan halaman depan ya agar nanti kita bisa kumpul disini" ucap aji

"Oke ji, hitung hitung kita sudah menginap gratis disini jadi sekalian aja" ucap andra
Villa kepunyaan paman aji ini cukup besar dengan desain seperti rumah jaman dahulu, banyak ornamen ornamen yang terbuat dari kayu juga.

Halaman depan yang luas dan ada beberapa kebun kecil yang sudah tidak terawat menambah kesan villa ini seram.
Setelah memasukkan barang barang ke dalam villa, aji membagi kamar untuk masing masing.

Sebenarnya di villa ini ada 6 kamar, namun karena yuni tidak berani tidur sendiri dia meminta septi untuk sekamar dengannya.
Sementara aji, andra dan kinan menempati kamar sendiri, padahal kinan termasuk penakut namun sebagai laki laki dia malu untuk mengatakannya dan juga tidak ingin terlihat penakut didepan septi, wanita yang dia sukai sejak lama.
"Teman teman, setelah ini kita kumpul di depan ya untuk bersih bersih. Nanti aku ambilkan alat alatnya di gudang belakang" ucap aji

"Kamu berani sendiri ji?" Tanya kinan yang penasaran

"Berani, memangnya kamu hahaha.." jawab aji sembari meledek kinan
Disaat yang lain membereskan kamarnya masing masing, aji berjalan sendirian ke arah belakang villa.

Gudang yang biasa untuk menaruh alat alat dan barang tidak terpakai memang sengaja dibuat terpisah sendiri oleh pamannya.
Disaat berjalan menuju gudang, aji melihat sekitar villa yang sangat berantakan. Banyak sampah yang berserakan dan daun daun yang sudah mengering juga, sampai terlihat ada bangkai binatang yang sudah tinggal tulang saja.
"Sayang sekali villa paman ini tidak ada yang mengurus, padahal kalau di sewakan lumayan uangnya kan" gumam aji dalam hatinya

Sesampainya didepan gudang, aji tiba tiba berhenti dan terdiam sejenak.
Dia mendengar ada suara benda jatuh dari dalam gudang, hal ini membuat aji ragu untuk membuka pintunya.

Sejenak aji menenangkan dirinya dan berpikir positif, aji membaca baca doa dalam hati nya semoga saja apa yang tadi dia dengar hanya perasaannya saja.
Setelah cukup tenang, aji membuka gembok yang terlihat sudah berkarat. Pintu gudangnya pun terlihat sudah sangat tidak layak, ada beberapa bagian bawahnya yang rusak seperti habis di makan rayap.

Saat pintu terbuka, suasana gelap menyambut penglihatannya.
Aji mencari saklar lampu gudang tersebut namun ternyata lampunya sudah mati, karena dia tidak membawa senter atau korek api akhirnya dia terpaksa kembali ke dalam villa untuk mengambil senter.

Aji sengaja membuka pintu gudang tersebut saat ditinggalkan karena ada bau -
- menyengat dari arah dalam gudang.

Saat sudah berada di dalam villa, aji melihat andra berada di ruang tengah yaitu ruang tv sedang bersantai di atas sofa.

"Dra kamu udah beres beres kamarnya?" Tanya aji ke andra

"Sudah ji, aku kan bawa baju sedikit" jawab andra
"Ooh yaudah, bantu aku cari senter dra karena gudang belakang lampunya mati dan gelap" pinta aji

"Loh memang tidak ada jendelanya digudang itu ji?" Tanya andra yang penasaran

"Tidak ada, itu tempat full kayu semua dra jadi tidak ada cahaya yang masuk ke dalam" jawab aji
"Yaudah deh aku bantu cari" jawab andra dengan sedikit malas

Aji dan andra mencari disetiap lemari yang berada di villa tersebut namun tidak ketemu, sepertinya paman aji tidak menyimpan senter di villa tersebut.
Aji ingat ada pondokan kecil di dekat pintu gerbang, pondokan itu adalah tempat penjaga villa ini.

"Dra coba kamu cari di dapur ya, aku cari di pondokan yang disamping gerbang itu" ucap aji

"Oo oke deh ji" jawab andra
Aji menuju pondokan kecil tersebut, kembali yang terlihat kesan kumuh dan beberapa daun menutupi teras depannya.

Aji tidak melihat gembok di pintunya, kuncinya pun aji tidak tahu. Dia coba buka pintu tersebut dan ternyata memang tidak terkunci sama sekali.
Saat pintu terbuka lebar, aji dikagetkan oleh tikus yang tiba tiba saja berlari ke arah keluar dari dalam.

Karena hal ini saja membuat jantung aji berdetak cukup kencang.
Aji mencari saklar lampu pondok tersebut dan untung saja dapat menyala, terlihat debu mengisi ruang pondok. Bangku dan meja makan tertutupi oleh plastik, sepertinya penjaga sebelumnya sengaja menutupinya agar tidak kotor.
Ditempat ini, kembali terjadi sesuatu yang membuat jantung aji berdetak kencang, gelas yang berada di atas lemari bergeser, aji tidak melihat namun suara pergeseran itu terdengar cukup jelas olehnya.
"Astaga ini masih siang, kenapa sudah mengganggu? Ah mungkin perasaan saya saja" gumam aji dalam hatinya

Dia kembali membaca doa lalu melanjutkan mencari senter disetiap lemari, beruntung aji menemukannya.
Setelah mendapatkan senternya, tanpa pikir panjang aji langsung menuju pintu keluar. Namun disaat berjalan, ada sesuatu yang membuat aji kembali terhenti, dia melihat sebuah foto yang terpajang di tembok pondok tersebut.
"Foto siapa ini ya? Oh mungkin penjaga sebelumnya" gumam aji

Di foto tersebut ada seorang laki laki tersenyum sedang berdiri di depan villa ini, aji mendekatkan wajahnya ke foto tersebut karena ada hal aneh dari arah dalam villa.
Dari jendela sebelah kanan seperti ada sesuatu yang mengintip dan terlihat samar seperti membentuk sebuah mata yang berwarna merah, seketika aji merasa merinding melihatnya.

"Ah mungkin kotoran yang ada dijendela" pikir aji
Karena tidak ingin berpikir yang macam macam, aji langsung keluar dan meninggalkan pondok tersebut lalu menuju langsung ke gudang belakang villa.

Sesampainya disana aji kembali terheran heran karena pintu gudang saat dia meninggalkannya dalam keadaan terbuka.
Namun sekarang dalam keadaan tertutup rapat, lebih herannya lagi pintu tersebut kembali terkunci dengan gembok.

Sekali lagi aji tidak ingin memikirkannya, mungkin saja salah satu temannya yang mengunci gudang tersebut.
Siang ini terik matahari sangat menyengat sekali, daerah yang terkenal akan udaranya yang sejuk seperti hilang begitu saja.

Alat alat yang akan dipakai untuk membersihkan villa sudah terkumpul dihalaman.
"Ayo semuanya kumpul di depan, alatnya udah aku bawa" teriak aji kepada teman temannya

Terlihat ekpresi rasa malas dari wajah mereka, mungkin karena rasa lelah setelah perjalanan pagi tadi.
Waktu sudah menunjukkan pukul 17.00, keadaan dalam villa sedikit demi sedikit terlihat bersih kembali.

Aji dan andra berinisiatif untuk membersihkan halaman depan yang penuh dengan daun kering dan beberapa sampah.
Tak lupa kebun kebun kecil yang tidak terawat tersebut juga dibersihkan dan ditanam kembali dengan tanaman yang masih terlihat bagus.

Namun tiba tiba aji dikejutkan oleh suara dari andra

"ASTAGA !!" Teriak andra yang kaget
Mendengar itu aji langsung menoleh dan bertanya

"Dra kenapa?" Tanya aji yang penasaran

"I...ini ji, liat sini sebentar" pinta andra kepada aji untuk mendekat

Aji mendekat dengan raut wajah yang sedikit penasaran.
"Ya ampun apa itu dra?" Tanya aji yang juga kaget melihatnya

"Aku juga tidak tahu ji, kok serem ya astaga" jawab andra

Dikebun yang sedang di rapihkan oleh andra, dia menemukan kain berwarna putih yang sudah terlihat sangat kotor.
Setelah diusut, kain tersebut sangat persis dengan tali kafan.

Aji dan andra yang melihat hal itu saling bertatap muka, mereka heran mengapa ada tali kafan di kebun seperti ini.
"Ya ampun apa itu dra?" Tanya aji yang juga kaget melihatnya
"Waduh aku juga tidak tahu dra, pernah ada kejadian apapun itu juga aku tidak pernah dengar" jawab aji

Mereka berdua sepakat untuk mencoba menggali tanah tersebut, dengan penuh harap apa yang mereka pikirkan tidak terjadi.
Tanah sudah terbuka cukup dalam namun apa yang dicari oleh aji dan andra tidak juga ketemu, kini mereka hanya menebak nebak kenapa ada tali kafan di kebun ini.

"Sudah ji kita bakar aja kain itu" saran andra kepada aji
"Wah dra jangan sembarangan, masalahnya kita tidak tahu maksud dari ini semua. Mungkin ada sesuatu yang disembunyikan di villa ini dan alasan kenapa tali kafan ini dikubur disekitar villa" jawab aji

"Iya terus kamu tau apa maksudnya?" Tanya andra yang sedikit kesal
Aji tidak dapat menjawabnya, dia pun sedang mencerna apa maksud dari ini semua.

"Sudah sini, biar aku bakar" ucap andra sembari merebut tali kafan yang dipegang aji

Melihat hal itu, aji tampak diam saja, dia pun tidak berusaha merebut kembali.
Andra menuju ke dalam villa dan meminjam korek api kepunyaan kinan, entah mengapa andra terlihat sangat bersemangat untuk membakarnya.

Yuni yang melihat andra tergesa gesa dan memegang tali tersebut bertanya
"Dra megang apa kamu? Kok kaya buru buru begitu?" Tanya yuni yang penasaran

Namun andra tidak menjawab pertanyaan yuni, dia hanya menoleh dan melewatinya begitu saja.
Setelah mendapatkan korek api, andra kembali menuju kebun di halaman depan namun melihat ada aji disitu dia mengalihkan jalannya ke arah belakang villa.

Saat sudah menemukan tempat yang cocok, andra langsung membakarnya.
Kembali, satu kesalahan telah terjadi tanpa, minimnya pengetahuan dan terlalu besarnya ego dapat berakibat fatal dan merugikan semuanya.

Andra melihat tali kafan tersebut terbakar dan muncul aroma kentang yang berasal dari tali kafan tersebut.
"Loh kok kenapa bau kentang?" Gumam andra dalam hati

Namun seakan andra tetap tidak perduli, dia berpikir mungkin hanya perasaannya saja kalau bau tersebut berasal dari tali kafan itu.
Matahari perlahan tenggelam, cahayanya semakin meredup dan berganti dengan gelap.

Aji masih berada dihalaman depan, dia baru saja selesai merapihkan kebun dihalaman tersebut.
Karena lelah, dia duduk disekitar bukit, terlihat pemandangan kota dari arah villa.

Satu persatu cahaya rumah menyala, terlihat seperti kelipan cahaya bintang yang menghiasi langit saat malam.

"Ternyata indah sekali pemandangan dari sini" gumam aji
Disaat aji sedang menikmati pemandang tersebut, dia dikagetkan dengan kedatangan yuni yang secara tiba tiba dari belakang.

"Heii.. sendirian aja kamu disini" ucap yuni sembari menepuk pundak aji
"Ah kamu tuh yun bikin kaget aja, liat deh bagus ya pemandangannya" ucap aji sembari menunjuk ke arah kota

"Iya ji, bagus banget ya. Kenapa tidak dari dulu aja ya kita kesini.." keluh yuni kepada aji

Yuni diam diam menyukai aji, namun saat ini dia mencoba membuang itu
Malam itu yuni merasa senang sekali karena dapat berduaan dengan aji melihat pemandangan kota, angin sejuk berhembus seakan melengkapi momen berdua bersama aji.

Perlahan kepala yuni mendekat ke pundak aji, tak ada rasa risih dari aji melihat hal itu.
Namun tiba tiba yuni mencium bau yang sangat asing, bau tersebut sangat menyengat di hidungnya.

Yuni pun langsung mengangkat kepalanya dan bertanya kepada aji

"Aji.. kamu nyium kan?" Tanya yuni yang penasaran
"Hah.. nyium apa yun maksud kamu?" Jawab aji

"Masa kamu tidak peka sih, ini baunya seperti bau kentang ji" balas yuni

Aji mencoba memfokuskan indra penciumannya dan benar saja terhitup bau kentang yang sangat menyengat.
"Aji... kok aku tiba tiba merinding ya?" Ucap yuni yang mulai ketakutan

Mendengar hal itu aji hanya diam saja, dia pun mulai merasakan seperti ada sesuatu yang mendekat.

Aji tahu ini adalah makhluk halus, sesuatu yang tidak aji harapkan.
"Yun masuk yuk ah, aku mau mandi nih gerah badanku" ajak aji

"Iya ayuk, perasaanku juga sudah mulai tidak enak disini ji" jawab yuni yang merindingnya semakin menjadi

Sebenarnya ini hanyalah alasan aji kepada yuni, dia khawatir kalau nanti ada yang muncul secara -
- tiba tiba didepan mereka.

Maksud aji ini baik, dia tidak ingin teman temannya takut akibat melihat makhluk halus di villa tersebut.

Apalagi yuni, dia memiliki rasa takut yang luar biasa, inilah yang aji jaga jangan sampai yuni melihat hal yang aneh aneh.
Malam itu di isi dengan kegiatan yang biasa saja, mungkin karena semuanya kelelahan setelah membersihkan villa dari siang hari.

Mereka hanya berkumpul di ruang tv sembari mengobrol dan bercanda satu sama lain.
"Kalian tidak ada yang lapar?" Ucap septi tiba tiba

Mendengar itu, yang lain langsung bersahutan bilang lapar. Septi langsung dapur untuk membuatkan makanan untuk dimakan bersama sama.
"Loh yun kok kamu disini? Bantu septi sana di dapur" ucap andra yang melihat yuni sedang asik memainkan handphonenya

"Hih... iya iya, ganggu aja kamu tuh" balas yuni dan bangkit menuju dapur dengan eskpresi cemberutnya
Sembari menunggu makanan datang, kinan mengambil gitar yang dia bawa di kamarnya lalu bernyanyi bersama di ruang tv.

Saat sedang asik bernyanyi, kinan mencium aroma bau kentang, bau yang sama seperti aji dan andra cium sore tadi.
"Yuuunn, seeppp... kalian masak apasih baunya sampai kesini" teriak kinan

Mendengar kinan berteriak seperti itu, aji dan andra langsung menoleh secara bersamaan ke arah kinan.

"Kamu nyium apa kin?" Tanya aji yang penasaran
"Hah?! Emang kamu tidak mencium baunya ji?" Jawab kinan yang heran

"Enggak, bau apaan sih?" Tanya aji yang makin penasaran, namun dalam hatinya aji berharap bukan bau yang sama seperti yang dia cium di halaman depan tadi.
"Bau kentang ji.." jawab kinan

Aji dibuat terheran heran karena dia pun tidak mencium bau tersebut lalu dia menoleh ke arah andra dan bertanya kepadanya

"Dra...kamu cium baunya?" Tanya aji

"Hah...ee...nggak...ji" jawab andra yang terlihat grogi
Mendengar jawaban andra seperti itu, muncul rasa penasaran dari aji, dia merasa ada sesuatu yang disembunyikan oleh andra.

"Dra...kamu kenapa?" Tanya aji

"Gapapa kok ji..." jawab andra sembari memalingkan wajahnya dari aji
Melihat aji yang memaksa andra untuk jujur, kinan pun ikut memaksa andra, dia ikut penasaran ada apa sebenarnya hingga aji seperti itu kepada andra

"Udah dra, jujur saja. Kami rahasiakan kok" ucap kinan sembari menaruh gitar yang dipegangnya
Kinan dan aji sudah mulai tampak serius, andra hanya dapat tertunduk, dia seperti ragu ingin mengatakannya atau tidak.

"Eh...baunya ilang kok ya" ucap kinan tiba tiba

"Hah? Bau apasih?" Yuni memotong pembicaraan kinan
Aji langsung mengambil alih keadaan disana, dia langsung mengalihkan dengan mengajak semuanya untuk makan.

Andra merasa sedikit tenang, dia merasa beruntung dengan kedatangan yuni yang secara tiba tiba.
"Kalau pembicaraan tadi diteruskan, bisa berabe nanti yang cewe cewe ketakutan" gumam aji dalam hatinya

"Ayo dimakan, andra ayo makan, jangan grogi gitu ah santai aja" ucap septi yang sepertinya mengerti keadaan andra saat itu
"Hih apasih kalian ini, ngomongin apasih? Septi, maksudnya andra grogi kenapa sih?" Tanya yuni dengan polosnya

"Ah gapapa yun, udah ah ayo makan nanti keburu dingin tidak enak lagi" jawab septi sembari mengambil makanan didepannya
Aji dan andra hanya bisa terdiam, ada rasa penasaran besar dalam pikiran aji kepada andra, pasti dia menyembunyikan sesuatu.

Tiba tiba terlintas dipikiran aji tentang kejadian sore tadi

"Tali kafan, iya pasti ini ada hubungannya dengan itu" ucap aji dalam hatinya
Setelah semua makan habis, indra berinisiatif untuk mencuci piring bekas makanan, andra terkesan seperti menghindar dari sana.

Aji merasa aneh, tidak seperti biasanya andra punya kemauan untuk mencuci piring.
"Ayo aku bantu dra" ucap aji

Mendengar kata kata itu, andra hanya bisa diam tanpa menjawab sama sekali.

Septi melihat ekspresi aji dan andra yang terlihat aneh, dia tau dan juga merasakan apa yang sebenarnya terjadi di villa tersebut.
Dengan suara berbisik agar yang lain tidak mendengar, aji memaksa andra untuk cerita apa yang sebenarnya terjadi.

Namun andra tetap diam, dia tetap merahasiakan apa yang dia alami sore tadi.
"Yaudah kalo kamu tidak mau jawab dra, kalau ada apa apa disini kamu yang akan bertanggung jawab" ucap aji yang kesal kepada andra

"Nanti ada saatnya aku akan cerita ji" balas andra secara tiba tiba
"Hayooo ketawan bisik bisik ya kalian !!" Secara tiba tiba septi mengagetkan aji dan andra

"Aduh sep jangan kaya gitu deh" protes aji ke septi

"Iya iya maaf...aku tau kalian lg ngomongin sesuatu kan?" Ucap septi

"Hah...enggak kok, kata siapa?" Balas andra
"Halah kalian itu jangan rahasia rahasiaan deh sama aku, bau kentang kan?!!!" Ucap septi dengan suara yang sedikit keras

"Heehh...ssstt pelan pelan sep, nanti yang lain denger!!" Ucap aji yang terlihat sedikit panik
Septi pun menyarankan untuk tidak membicarakannya karena septi khawatir makhluk tersebut datang.

Aji dan andra pun menuruti, mereka berdua langsung bergegas kembali ke kamarnya masing.
Malam ini hampir semuanya tidak ingin tidur larut, kecuali kinan yang belum merasa ngantuk sedikitpun dan dia tetap berada di ruang tv bermain gitar dan menonton acara bola.

Waktu sudah menunjukkan pukul 23.00 malam dan kinan pun masih asik disana.
Suara binatang malam menghiasi heningnya suasana, walaupun kinan menonton bola dia sama sekali tidak berteriak.

Dia tidak mau mengganggu waktu istirahat teman temannya yang sedang tertidur.
Saat sedang asik menonton, kembali bau kentang terhirup oleh indra penciumannya kinan.

Kali ini kinan penasaran darimana bau tersebut berasal, dia bangkit dari sofa dan berjalan mengelilingi semua sudut mencari asal bau tersebut.
Dari kamar mandi sampai teras belakang kinan hampiri namun tidak juga menemukannya, terbesit di pikirannya bagian yang belum dia periksa yaitu kamar teman temannya.

Kinan bergegas menuju kesana, makin dekat bau kentang tersebut makin kuat.
Awalnya kinan membuka kamar aji, dia melihat ke dalam dan tidak menemukan apapun, dia juga melihat aji sudah tidur terlelap dikasurnya.

Perlahan dia tutup pintunya agar tidak membuat aji terbangun.
Kinan beralih ke arah kamar andra yang berada di dekat pintu masuk villa, disinilah kinan mencium aroma bau kentang makin kuat.

Perasaan kinan pun semakin kacau, dia ragu apakah harus melihatnya atau tidak.
Dia diam sejenak, mencoba meyakinkan dirinya dan asal bau tersebut apakah benar berasal dari kamar andra atau bukan.

Setelah yakin, kinan dengan sangat perlahan membuka pintu kamar andra. Jantungnya berdetak kencang, harap harap cemas melanda perasaannya.
Saat pintu sudah terbuka cukup lebar, kinan melihat kamar andra yang gelap dihiasi oleh cahaya bulan melewati jendela kamar.

Posisi kasur andra yang berada dibelakang pintu membuat kinan harus lebih memasukkan kepalanya ke dalam kamar.
Saat itu juga dengan jelas kinan melihat sosok yang sangat mengerikan, sosok yang sangat tidak dia harapkan.

Sesosok pocong sedang berdiri diatas tubuh andra, sosok tersebut seperti sedang memperhatikan andra yang tertidur lelap.
Kinan dengan sangat jelas melihat wajah dari sosok itu yang hitam dan hancur, terdapat 1 bola matanya yang menggantung dan dibagian mata satunya terlihat bolong.

Dengan jarak yang sangat dekat tersebut membuat kinan tidak kuat dan pingsan saat itu juga.
Jam menunjukkan pukul 03.00 pagi, kinan terbangun dari pingsannya dengan kondisi baju yang basah akibat dari keringat. Dia tersadar namun dalam keadaan yang sedikit pusing di kepalanya.
Setelah kesadarannya terkumpul, dia ingat apa yang membuatnya pingsan saat itu lalu bergegas menuju kamarnya meninggalkan kamar andra dalam keadaan pintu terbuka.

Kinan merasa gemetar, itu adalah pertama kalinya melihat sosok makhluk halus selama hidupnya.
Selama berada dikamar, kinan tidak dapat tidur. Pikirannya masih terus terbayang oleh sosok yang tadi dia lihat, dia ingin menuju kamar aji namun ada sedikit rasa tidak enak apabila membangunkan temannya itu.
Dia mencoba menahan rasa takutnya namun akhirnya kalah, tidak perduli aji bangun atau tidak, dia langsung bergegas menuju kamar aji.

Dia masuk dan langsung merebahkan dirinya disamping tubuh aji.
Namun tetap saja dia kesulitan untuk memejamkan matanya, badannya yang selalu bergerak ke kanan dan kekiri membuat aji merasa risih dan terbangun.

"Siapa sih ini, ganggu orang tidur aja" keluh aji yang merasa terganggu
"Ini aku ji, numpang ya malam ini" jawab kinan yang sedang ketakutan

"Ya ampun kin, emang kenapa dikamar kamu?" Tanya aji yang sedikit kesal

"Tidak apa apa ji, maaf ya jadi ganggu tidurnya" ucap kinan yang merasa tidak enak dengan aji
"Yaudah tidur, jangan ganggu" perintah aji kepada kinan

Aji kembali tidur terlelap, namun kinan tetap saja tidak dapat memejamkan matanya.

Dia sudah membaca doa namun hasilnya tetap nihil, bayangan pocong tersebut tidak dapat dia singkirkan.
Kinan terdiam, kali ini pikirannya kosong. Dia tidak tahu harus bagaimana dan kembali dengan tiba tiba bau yang kinan takuti menyeruak di dalam kamar aji.

Kinan sudah paham, ini adalah pertanda ada sesuatu yang akan datang.
Dia menarik selimut dan menutupi seluruh badannya, badannya gemetar sangat hebat dan keringat pun kembali membasahi bajunya.

Aji yang berada disisi kanan kasur masih terlihat terlelap.
Sekuat tenaga kinan membaca doanya, perlahan bau kentang itupun menghilang.

Dia merasa cukup tenang sekarang, dalam pikirnya apabila bau tersebut hilang berarti sosok tersebut telah pergi.
Perlahan kinan membuka selimut yang menutupi wajahnya, terlihat atap kamar yang sedikit rusak akibat rembasan air hujan.

Perasaannya sedikit lega, dia membalikkan badannya ke arah kiri dan ternyata kinan melihat sosok tersebut
Berada di sudut kamar aji, entah mengapa kali ini dia dapat berteriak dengan sangat kencang hingga membangunkan aji yang berada disampingnya.

Aji yang kaget dengan teriakan kinan langsung membuka matanya dan menoleh ke arah kinan
"Kinan... kamu kenapa?! Kinan..." aji mencoba bertanya kepada kinan yang sedang ketakutan

Aji melihat kinan dalam keadaan menangis dan tatapan matanya pun kosong, dia mencoba menyadarkannnya namun tidak ada respon dari kinan.
Tidak lama andra dan yang lainnya menuju kamar aji, mereka semua ikut terbangun akibat suara teriakan kinan.

"Aji, kinan kenapa?!" Tanya septi yang penasaran

"Aku tidak tahu sep, dia tiba tiba saja teriak sampai aku terbangun" ucap aji yang mulai khawatir
Yuni yang melihat kinan seperti itu langsung meneteskan air mata, dia tidak tega melihat kinan yang menangis dengan mata yang terbuka.

"Aji...tolongin kinan ji" pinta yuni yang mendekat ke tubuh kinan

"Ya aku tidak tahu harus bagaimana yun" jawab aji
"Kinan...kinaaaannn...sadar kinaann..." yuni mencoba menyadarkannya dengan menggoyang goyangkan tubuh kinan

Namun tetap saja nihil, kinan tetap saja tidak merespon.

Suasana semakin panik, septi yang dapat merasakan aura pun tidak dapat berbuat apa apa.
Septi merasakan ada aura negatif disekitar kamar namun tidak dapat menentukan letak persisnya, tetapi perasaannya selalu menuju ke atas tubuh kinan.

Yuni makin memperkeruh keadaan, secara tiba tiba dia terjatuh di lantai.
Andra langsung mengangkat tubuh yuni dan membawa ke kamarnya, sementara septi menemani yuni dan mencoba membuatnya sadar kembali.

Keadaan kinan perlahan membaik, dia sudah mulai berkedip dan tangisannya pun ikut terhenti.
Aji mengambil air putih didapur untuk kinan agar dapat tenang kembali

"Kin minum dulu ya, biar kamu agak sedikit tenang" ucap aji

Kinan tidak menjawab satu patah kata, dia menuruti apa yang di pinta oleh aji
Sementara itu andra kembali ke kamar aji untuk melihat kondisi kinan

"Gimana ji, sudah agak tenang si kinan?" Tanya andra

"Sudah dra"

Syukurlah keadaan semuanya kembali pulih, namun yuni masih dalam keadaan pingsan.
Aji menaruh gelasnya dan meminta andra untuk menemani kinan, dia ingin melihat dan membantu menyadarkan yuni yang pingsan.

"Gimana sep?" Tanya aji

"Belum ji, kamu ada minyak kayu putih tidak?" Tanya septi
"Waduh tidak ada sep, mau aku belikan dulu?" Tanya aji

"Kamu tuh gimana ji, gak liat ini jam berapa? Mana ada warung yang buka?" Ucap septi yang kesal kepada aji

Saking paniknya, aji tidak sadar bahwa saat itu sudah pukul 04.00 pagi.
Akhirnya septi usul untuk membiarkan yuni sampai tersadar dengan sendirinya, dia yakin yuni tidak apa apa dan hanya kaget saja melihat keadaan kinan seperti tadi.

Aji hanya menuruti saja, dia pun tidak tahu harus berbuat apa.
"Yaudah kita lanjut tidur dulu aja ya semuanya" pinta aji kepada septi dan andra

Aji melihat kinan, matanya sudah tertutup pertanda dia sudah terlelap dalam tidurnya.
Andra pun kembali ke kamarnya, sementara aji menemani kinan untuk berjaga jaga takut ada hal yang tidak di inginkan.

Malam itu, sebuah teguran awal akibat perlakuan andra melewati batas.
Pukul 10.30

Aji terbangun dari tidurnya, setelah kejadian pagi tadi entah mengapa tubuhnya terasa lelah sekali.

Dia menoleh ke kiri, melihat tubuh kinan yang meringkuk, seakan berlindung dari sesuatu yang mengerikan.
Dia menatap langit, pikirannya mencoba meluruskan kejadian apa saja yang terjadi di villa ini semenjak kedatangan mereka.

Terakhir kali dia datang kesini pada saat aji berumur 13 tahun, waktu yang lama untuk mengulang memori.
Tak pernah aji menyangka kalau ada sesuatu yang menakutkan bersemayam di villa ini, dia ingat dulu tidak ada makhluk yang mengganggu.

"Apakah ini penyebab penjaga tersebut meninggalkan villa?" Terbesit di dalam pikiran aji pertanyaan tersebut.
Untuk saat ini aji enggan meneruskan tebakannya tersebut, dia bangkit secara perlahan agar kinan tetap ternyenyak dalam tidurnya.

Aji tau, mengalami hal seperti tadi pagi adalah hal yang mengerikan, bayang bayang akan selalu menghantui.
"Dok...dok...dok..." aji menggedor pintu kamar andra

"Dra...bangun!!" Ucap aji

Tidak ada jawaban dari dalam kamar, sepertinya dia masih nyaman dengan mimpinya.

Aji tinggalkan lalu menuju kamar yuni dan septi, namun pintunya sudah dalam keadaan terbuka.
"Kemana mereka ya" tanya aja dalam hatinya

Dia menuju halaman depan, benar saja, ternyata yuni dan septi sedang merapihkan kebun kecil yang telah aji selesaikan kemarin sore.
"Kalian ngapain? Kan sudah aku rapihkan kemarin" ucap aji kepada yuni dan septi

"Kamu tuh laki laki, mana bisa merapihkan kebun seperti ini. Kamu liat saja ini pohon pohon kecilnya berantakan" jawab septi

Yuni hanya terdiam, tak ada sepatah kata darinya.
"Yun, kamu tidak apa apa?" Tanya aji

"Oh...tidak apa apa kok ji, cuma aku lagi malas saja bicara" jawab yuni sembari memetik daun yang layu

"Oo begitu...aku kira kamu kenapa. Yaudah aku mandi dulu ya, kalian sudah sarapan?" Tanya aji
"Sudah ji, tadi pagi kita buatkan nasi goreng. Kita juga sisakan untuk kalian kok" jawan septi

"Oke deh...terimakasih ya sep, yun" balas aji

Hari ini tidak ada kegiatan yang pasti karena mereka kesana hanya bersantai santai saja.
Semenjak kejadian pagi tadi, keadaan villa menjadi seperti berubah. Cuaca diwilayah yang dingin namun terasa panas sekali di dalam villa, septi kembali merasakan kehadiran makhluk tersebut, begitu pun juga aji.

Mereka merasa ada sesuatu yang mengawasi.
Namun tidak pasti darimana dan dimana keberadaan makhluk tersebut, perasaan septi tidak menentu, seperti banyak mata yang memantau gerak gerik mereka.

Aji pun merasa di dalam villa ini terasa sesak sekali, seakan banyak penghuninya.
Sore sudah mendekat, kinan belum juga terbangun dari tidurnya, aji dan yang lain merasa aneh mengapa sampai saat ini kinan masih terlelap.

Andra yang sudah terbangun dari siang tadi mencoba membangunkan kinan.
"Kin...bangun...kamu tidur kuat sekali" ucap andra sembari menggoyangkan tubuh kinan

Syukurlah kinan terbangun, namun tatapannya kosong, ada yang berbeda darinya, kinan yang biasa terlihat aktif namun kali ini berubah drastis.
"Kamu mandi dulu sana kin, nanti gabung di ruang tv ya" ucap andra

Kinan hanya menggangguk, dia langsung bangun dan berjalan menuju kamarnya. Aji melihat wajah kinan sedikit berbeda, seperti wajah orang lain.
Tak terasa malam kembali datang, kinan sekarang menjadi sangat pendiam, semenjak dibangunkan oleh andra dan kembali ke kamarnya dia tidak lagi keluar, entah apa yang membuatnya seperti itu.
Aji mencoba untuk menyapanya namun urung karena dilarang oleh septi, mungkin kinan masih syok dan ingin menyendiri.

Untuk saat ini mereka semua membiarkan kinan sendiri, kalau sudah waktunya dia pasti akan kembali seperti biasa.
Tidak ada yang aneh saat mereka berkumpul di ruang tv, tidak ada bau kentang, penampakan pun tidak ada.

Hingga saatnya semua kembali ke kamarnya masing2 untuk tidur karena waktu sudah menunjukkan pukul 12 malam.
Sunyi, suara binatang malam kembali menyelimuti suasana, tidak ada lagi suara tv yang menyala seperti malam sebelumnya.

Andra terlelap dengan cepat, mungkin karena udara yang sejuk membuatnya mudah mengantuk.
Hingga akhirnya andra bermimpi sesuatu yang mengerikan, dia bermimpi berada di dalam villa sendiri. Tak terlihat teman temannya saat itu, dia mencari ke dalam setiap ruangan namun tidak menemukannya.
Andra menuju halaman depan, dia masih berusaha mencari teman temannya, namun tetap saja nihil. Dia berteriak dan tidak ada yang menyahut satupun.

Dia melihat pondok penjaga villa dengan kondisi lampu menyala, terlihat sekilas bayangan seperti orang berjalan
Melihat itu andra mencoba menghampiri, dia pikir mungkin itu salah satu temannya.

Dari jauh, pondok tersebut terlihat seperti rapih dan bersih namun saat dekat terlihat akar yang menjulur di dinding dan sampah berserakan di teras depan.
Andra melangkahkan kakinya, teras yang terbuat dari kayu membuat setiap langkah andra terdengar.

Kondisi pintu rumah sedikit terbuka, tiba tiba terdengar suara benda jatuh dari arah dalam.
Andra berhenti, jantungnya berdetak kencang, entah mengapa aura seramnya cukup kental hingga membuat andra merinding.

Tangannya menghampiri gagang pintu yang terbuat dari kayu, dia dorong secara perlahan.
Sembari membuka pintu, andra mencoba memanggil nama nama temannya

"Ji, yuunn, seepp, hallooo..." ucap andra dengan sedikit bergetar

Tidak ada saut dari dalam, dia sedikit mengintip ke arah dalam namun tidak melihat siapapun.
"Kinan...teman teman ayolah ini tidak lucu, keluarlah" ucap andra yang semakin takut

Tiba tiba dari arah ujung ruang andra melihat sebuah bayangan berwarna hitam menguntip dari belakang dinding.
Tidak ada wajah, rambut atau bentuk apapun itu, hanya bayangan hitam pekat yang terlihat.

Andra memfokuskan penglihatannya ke bayangan tersebut, dia baru pertama kalinya melihat penampakan seperti itu.
"Ji..." andra mencoba memanggil bayangan tersebut

Namun saat dipanggil, bayangan itu langsung menghilang. Andra yang penasaran mencoba mendekati, dengan langkah terburu buru dia kesana.
Namun ternyata tidak ada siapapun, andra yang mulai tersadar bahwa itu adalah penampakan makhluk halus, dia dengan cepat membalikkan badannya dan berjalan menuju pintu keluar.

Belum sampai pintu, andra terhenti, dia mencium bau yang tidak asing.
Bau yang sama saat dia membakar tali kafan sore itu, bau kentang.

Seketika tubuh andra bergetar, badannya tak dapat digerakkan sama sekali seakan bau tersebut menghipnotis tubuhnya untuk diam.
Keringat mengucur, kaos yang dia pakai perlahan basah.

Lalu ada suara yang memanggilnya, suara yang andra kenal, suara salah satu temannya.

"Kinan...iya itu suara kinan!" Ucap andra dalam hatinya
"Andra...draa..." suara kinan terdengar lirih

Andra menoleh secara perlahan, andra pun sebenarnya tidak terlalu yakin kalau suara itu benar suara kinan. Namun jiwa penasaran andra begitu besar hingga memaksa untuk melihat.
Saat menoleh ternyata tidak ada siapapun, andra heran karena dia yakin suara itu berasal dari belakangnya.

Saat kembali menoleh ke depan, dia terkejut, jantungnya seakan berhenti berdetak, badannya bergetar sangat hebat.
Sesosok pocong dengan wajah yang hitam tanpa mata dan bagian dalam mulutnya terlihat oleh andra, sangat jelas hingga membuat andra berteriak sekencang kencangnya.

Tubuhnya tetap tidak dapat bergerak, dia ingin kabur namun usahanya sia sia.
Andra merasakan tubuhnya lemas, tenaganya hilang saat melihat pocong tersebut namun entah mengapa seperti ada yang menahannya.

Hampir 1 menit sosok tersebut berada didepan andra dengan kondisi melayang dan diam.
Sosok tersebut terlihat seolah marah, seperti ada hal yang tidak disukai oleh sosok tersebut dan berniat membalaskan dendamnya.

Tubuh yang transparan membuat andra dapat melihat benda yang berada dibelakang pocong tersebut.
Dengan kondisi seperti itu, andra sudah pasrah, dia tidak tahu harus bagaimana. Dia ingin rasanya pingsan dan memejamkan matanya namun sosok tersebut seperti tidak mengizinkannya.

Sosok itu ingin andra melihatnya, dengan jelas.
Akhirnya pocong tersebut perlahan menghilang, tepat didepan mata andra.

Sesudah pergi, tubuhnya dapat digerakkan, dia terhuyung dan terjatuh diatas lantai pondok tersebut. Penglihatannya memudar lalu menjadi gelap, andra pingsan tidak sadarkan diri.
Didalam pingsan tersebut andra seperti bermimpi kembali dan yang aneh adalah mimpi tersebut sama dengan kejadian sebelum andra pingsan.

Kejadian yang sama, melihat sosok yang sama dan pingsan ditempat yang sama pula.
Dia merasa seperti dipermainkan oleh sosok pocong tersebut, hingga akhirnya dalam satu momen andra tersadar kembali dari pingsannya, ada suara yang memanggil andra.

"Draaa...tolong aku..." andra tidak mengenal suara tersebut, namun terdengar seperti kesakitan.
Saat mendengar suara tersebut andra masih dalam keadaan mata tertutup, dia seakan tidak mempunyai keberanian untuk membuka matanya.

Andra mencoba membaca doa didalam hatinya, namun sulit sekali rasanya, dia merasa tidak mengingat apapun.
Sampai akhirnya ada suara yang membuat andra terdiam kembali, tubuhnya bergetar kencang, dia memaksa memejamkan matanya dengan keras.

"Sreeeekkk...sreekkkk...sreekkkk"

Suara itu berasal dari belakang tubuhnya, seakan mencoba mendekat.
Setelah suara tersebut menghilang, muncul kembali bau yang andra takuti, bau kentang yang kini bercampur dengan bau anyir, saat itu juga andra panik dan langsung membuka matanya.
Namun saat matanya terbuka, dia melihat kain yang lusuh tepat berada di depan wajahnya.

Andra terdiam, pikirannya kacau. Matanya perlahan mengikuti alur kain lusuh tersebut yang menjulur keatas, namun saat mencapai tengah, andra sadar.
Itu bukanlah kain biasa namun sosok pocong yang membuatnya pingsan, kali ini tanpa pikir panjang andra bangkit dan berlari melewati sosok itu.

Dia berlari tanpa henti, tak terasa air matanya jatuh dan membasahi wajahnya.
Andra masuk ke dalam villa dan masuk ke dalam kamarnya, dia tidak tahu kemana teman temannya pergi, dia tidak perduli, dia hanya memikirkan bagaimana caranya lari dari sosok pocong tersebut.
Sesampainya dikamar, andra berlindung dibalik selimutnya.

Dia memejamkan matanya namun kali ini sulit, dia kembali pasrah dan menangis sejadi jadinya.

"Maa...aahh, tolo...oongg akuuu" ucap andra dengan terbata bata
Tiba tiba ada bunyi hentakan dari arah pintu kamarnya

"BRAAAAKKKKKKK..."

Andra mendengar suara itu terkejut, jantungnya makin berdetak sangat kencang. Rasanya dia ingin kembali pingsan namun tidak bisa.
Setelah suara hentakan itu, ada suara tangisan dari arah luar kamar andra.

"Kinan..." ucap andra dalam hatinya

Suara tangisan itu sangat mirip dengan kinan, namun kali ini andra tidak ingin tertipu seperti sebelumnya.
Andra tetap diam dibawah selimut, dia berharap ini semua segera berakhir.

Dia tidak dapat membedakan apakah sedang bermimpi atau nyata, dia mencoba menggigit tangannya dan terasa rasa sakit.
Sosok tersebut membuat mimpi andra seperti kenyataan, hal tersebut hampir membuat andra gila.

Sesaat suasana hening, tidak ada suara sedikitpun dari arah luar kamarnya. Tangis andra pun perlahan terhenti, getaran tubuhnya pun begitu.
Andra ingin membuka selimutnya namun keberaniannya tidaklah cukup, dia tetap bertahan walau rasa panas dirasakan tubuhnya.

Kembali bau kentang dan anyir melewati penciuman andra.
Dia lun makin menguatkan pegangan dan menarik selimutnya kencang kencang, pikirnya agar sosok tersebut tidak dapat menarik selimutnya.

Matanya memejam kembali, dalam pikirnya hanya terbesit kata kata.
"Ayo pingsan...ayo pingsan...aku mohon pingsan..." ucap andra dalam pikirannya

Namun tetap saja dia tidak bisa melakukannya, rasa ingin pingsan yang besar sepertinya tidak dapat membantu.
Andra tidak lagi mencium bau kentang itu, dia mencoba membuka matanya perlahan

"aaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaa" teriak andra sangat keras

Sosok tersebut berada didalam selimut bersama andra dan persis tepat didepan wajahnya berjarak sekitar 20 cm saja.
Bau busuk dan bau darah tercium oleh andra, wajah yang hitam keriput dengan beberapa bagian tulang terlihat oleh andra.

Andra tidak dapat berkedip, mulutnya menganga dan air matanya mengalir membasahi bantal.
Disaat sosok pocong tersebut berada didepannya, andra terbangun.

Dia melihat aji, yuni dan septi berada disekitarnya. Dia merasa beruntung ternyata itu semua hanyalah mimpi semata, namun dia terheran mengapa terasa sangat nyata.
Andra menangis dan memeluk aji yang berada disamping tubuhnya, melihat itu aji bingung ada apa dengan andra.

"Dra...kamu mimpi buruk ya?" Tanya aji

"Terima kasih jiii...terima kasih u..dah bangunin aku...uu" ucap andra yang terbata bata karena menangis
"Iya ji iya, sudah lah kamu laki laki tidak pantas menangis" balas andra

Aji meminta septi untuk mengambilkan segelas air putih di dapur, dengan sigap septi langsung berjalan.

Yuni hanya terdiam, dia sudah paham apa yang terjadi dan kali ini tidak pingsan.
Andra bercerita apa yang dia alami di mimpinya, mendengar itu aji meminta andra untuk jujur apa yang dia lakukan selama di villa tersebut.

Belum bercerita, suara teriakan terdengar dari arah dapur.
Aji, yuni dan andra yang terkejut langsung menghampiri asal suara tersebut, mereka khawatir terjadi apa apa dengan septi.

Saat sampai di dapur, mereka melihat septi dengan posisi terduduk dan menangis.
Yuni langsung memeluk septi dan bertanya apa yang terjadi

Saat septi sedang menuangkan air ke dalam gelas, ada bau kentang yang menyeruak didapur namun septi tetap tenang saat itu.
Dia tau ada yang mengawasinya semenjak keluar dari kamar andra namun dia tidak perdulikan, hingga saat menuangkan air tersebut septi menoleh ke kanan karena ada suara gesekan di dinding arah luar.
Namun saat menoleh, septi melihat sosok pocong yang sedang memperhatikannya dengan tubuh setengah berada diluar, kali ini sosok yang septi lihat berbeda dengan apa yang andra lihat.
Andra yang belum pulih dari ketakutannya bertanya kepada septi seperti apa sosoknya, namun setelah dijelaskan, andra heran mengapa berbeda dengan apa yang ada di mimpinya.
"Sep...kok beda dengan apa yang aku lihat di mimpi tadi ya" ucap andra dengan sedikit gemetar

"Aku tidak tahu dra" ucap septi yang melihat andra namun langsung membuang pandangannya ke arah lain

Septi meminta andra untuk membaca baca doa.
"Kenapa sep? Kenapa aku harus baca baca doa?" Tanya andra yang kebingungan dengan permintaan septi

"Di belakang kamu...ada ituuu" ucap septi sembari menunjuk kearah belakang andra dan satu tangannya menutup wajah
"Ada apa sep? Tolong jangan menakut nakuti" ucap andra yang langsung merinding

Karena penasaran andra ingin menoleh namun dilarang oleh septi, begitu pun dengan aji dan yuni.
Andra perlahan merebahkan tubuhnya, dia duduk tepat berada didepan septi.

Yuni pun begitu, dia langsung memeluk septi dengan keadaan menangis. Mereka berempat saling mendekatkan dirinya
Aji mencoba menenangkan suasana namun rasa takutnya pun perlahan muncul.

Seakan rasa takut teman temannya menular kepadanya, aji pun ikut merasa merinding mendengar perkataan septi.
Disisi lain aji sudah merasakan kehadiran makhluk tersebut namun dia lebih memilih diam, namun bukan berarti dia berani.

"Semuanya kita baca doa ya, semoga kita baik baik saja" pinta aji kepada teman temannya
Mereka berdoa bersama, membungkukkan tubuhnya masing masing.

Bau kentang itu pun tidak juga menghilang namun makin menguat aroma nya, saking kuatnya hingga membuat yuni merasakan mual luar biasa.
Aji meminta yuni untuk menutup hidungnya namun tetap saja bau tersebut tercium.

Septi menaikkan kepalanya, dia mencoba melihat sekitar, awalnya dia berniat ingin tahu apakah sosok tersebut masih berada disana.
Ternyata sudah menghilang, septi sedikit tenang namun masih merasa was was karena dia masih merasakan kehadirannya.

"Ayo kita pindah ke kamar" ajak septi ke yang lain
Tanpa pikir panjang mereka semua langsung bangkit dan berlari ke arah kamar andra yang berada di dekat pintu masuk.

Namun saat melewati depan pintu kamar kinan, aji berhenti, dia merasa khawatir dengan keadaan kinan.
"Kalian duluan, aku jemput kinan dulu ya" ucap aji

"Aji kita pulang aja ayo, aku takut banget ji" pinta yuni yang terlihat ingin menangis

Aji diam sejenak, dia memikirkan permintaan yuni saat itu.
"Kalian ke kamar dulu, nanti kita bicarakan disana" ucap aji

Mendengar perkataan aji, mereka langsung bergegas ke kamar andra, sementara aji langsung masuk ke dalam kamar kinan.
Namun saat pintu terbuka, aji tidak menemukan kinan, dia memeriksa sampai lemari pun tidak ada sama sekali.

Melihat hal itu, aji panik dan langsung menuju kamar andra, dia heran kemana perginya kinan.
Aji berlari, dia buka pintu kamar andra dengan keras hingga mengagetkan teman temannya.

"Kinan hilang!!" Teriak aji

Mereka pun ikut terlihat panik, tanpa banyak bicara semuanya langsung keluar menuju kamar kinan.
Benar saja ternyata kinan tidak ada, aji langsung mengajak teman temannya untuk mencari disetiap ruang dan kamar yang ada di villa tersebut.

Namun hasilnya nihil, kinan tetap saja tidak ketemu.
Disamping pencarian, bau kentang tersebut masih saja tercium, aji dan teman temannya seakan tidak perduli dengan bau tersebut. Rasa panik mereka seakan mengalahkan ketakutannya akan aroma bau kentang dan anyir itu.
"Semuanya ayo kita ke halaman depan" ajak aji kepada teman temannya

Dengan langkah cepat mereka semua menuju halaman, tak lupa aji membawa satu satunya penerang yaitu senter yang dia temukan di dalam pondok.
Kali ini mereka semua harus berpencar untuk mencari kinan, yuni bersama aji dan andra bersama septi.

Awalnya aji meminta andra untuk memeriksa pondok namun langsung ditolak olehnya. Dia seakan trauma setelah mimpi tadi.
Aji mengerti maksud andra, maka dia memintanya untuk memeriksa bagian belakang villa, sementara aji dan yuni memeriksa pondok tersebut.

"Ji kamu lupa kita cuma punya satu senter?" Ucap septi kepada aji yang baru saja ingin berjalan menuju pondok
Mungkin karena panik, aji sampai lupa akan hal tersebut.

Akhirnya aji mengusulkan untuk memeriksa bersama sama, aji berada didepan dan andra dibelakang sementara yuni serta septi berada ditengah mereka.
Perlahan langkah aji memimpin didepan, semuanya saling berpegangan seakan tidak ingin dipisahkan.

Saat berada didepan pondok, andra kembali melihat sesuatu seperti di mimpinya itu, dia melihat sebuah bayangan didalam berjalan melewati jendela.
Entah yang lain sadar atau tidak namun andra diam saja, disamping itu badannya mulai gemetar karena kembali terbayang kejadian di mimpinya.

"Ji, aku takut" ucap yuni yang sudah mulai gemetar
Mendengar perkataan yuni, septi menguatkan genggaman tangannya kepada yuni, dia bermaksud untuk menenangkannya agar tetap kuat.

Kaki aji menginjak teras kayu pondok itu, tiba tiba lampu didalam pondok tersebut meledak hingga membuat aji dan yang lain terkejut.
Melihat hal itu mereka langsung mundur dan kembali ke halaman depan villa, rasa takut luar biasa dirasakan oleh mereka semua.

"Gimana ini ji?" Tanya andra yang terlihat berkeringat

"Aku juga tidak tahu dra, akupun tidak berani" jawab aji
"Biar aku saja yang kesana" ucap septi mengagetkan semuanya

"Yakin kamu sep?" Tanya andra

"Iya, ini semua tidak akan selesai kalau kita hanya begini gini saja dra" balas septi

Aji hanya terdiam seakan, kata kata septi seakan menyindir dia sebagai laki laki.
"Aji sini senternya" pinta septi

Dia langsung menyodorkan senter tersebut ke septi, dia seakan pasrah bila septi berjalan sendiri ke pondok tersebut.

Namun dalam pikirannya ingin sekali menemani septi, tapi ketakutannya seakan berusaha menutupi keinginan itu.
Septi berjalan meninggalkan aji, yuni dan andra.

"Sep tunggu" tiba tiba aji memanggil septi

Kali ini aji tidak perduli apa yang akan terjadi, dia tidak ingin temannya kembali hilang tanpa pengawasannya.
Andra dan yuni hanya terdiam dihalaman melihat septi dan aji berjalan menuju pondok, hawa dingin saat itu cukup menusuk hingga membuat yuni menggigil.

"Jam berapa yun? Kamu bawa handphone kan?" Tanya andra

"Hah...engga dra, handphone aku ada didalam kamar" balas yuni
"Yun...kok kita bodoh sekali" ucap andra

"Maksud kamu?" Tanya yuni yang heran dengan perkataan andra

"Handphone kita kan ada lampunya, kenapa tidak kita pakai untuk bantu mencari dibagian belakang villa?" Ucap andra
"Astaga dra iya, ayo kita ambil" ajak yuni sembari menarik tangan andra

Saat memasuki villa, bau kentang tersebut ternyata masih ada. Seketika andra dan yuni merasakan merinding yang luar biasa.
Dengan langkah kaki yang cepat, andra dan yuni menuju kamarnya sampai sampai andra tersandung sesuatu yang berada dibalik sofa dan terjatuh

Yuni langsung membalikkan badannya saat tahu andra terjatuh
"Kamu tidak apa apa dra?" Tanya yuni

"Tidak apa apa yun, kena apa ya aku tadi?" Jawab andra yang kebingungan

Anehnya tidak ada apapun disitu, tidak ada benda dan posisi sofa pun cukup jauh.
"Sudah jangan dipikirkan, ayo dra lanjut jalan" ucap yuni sembari menarik tangan andra

Walau begitu tetap saja andra memikirkannya, dia masih penasaran apa yang membuatnya tersandung.
Sementara itu aji dan septi sudah berada didalam pondok, bau kentang dan anyir mulai tercium.

"Aji kamu yang benar saja, aku kan cewe kenapa jadi aku yang didepan?" Ucap septi yang kesal
"Loh ini jamannya emansipasi kan, katanya mau kesetaraan yaudah jadi sama aja dong" jawab aji

"Kamu tuh lagi begini masih saja bisa bicara seperti itu, nih pegang senternya. Kamu didepan" balas septi

Dengan wajah sedikit kesal, aji menuruti permintaan septi.
Keadaan dalam pondok sangat gelap, cahaya senter aji mencari keberadaan kinan yang belum juga ketemu.

Septi dan aji sama sama merasakan aura negatif yang sangat kuat hingga membuat septi merasakan mual diperutnya.
Energi tersebut seakan menusuk nusuk, keringat pun mengucur di dahi septi dan punggungnya.

"Ji kamu ngerasain juga kan?" Tanya septi

"Iya sep, aku juga dari tadi merasa mual dan pusing" jawab aji dengan lemas
Saat cahaya senter menyinari sofa yang berada di pondok tersebut, ada sesuatu yang bersembunyi dibalik sofa tersebut.

"Sep itu kaki...kinan, kinaaann!!" Teriak aji

Dia langsung berlari menghampiri kaki tersebut, begitu juga dengan septi mengikuti dari belakang.
Namun saat sampai dan melihat kebalik sofa, aji dan septi terkejut karena apa yang mereka lihat hanya sepotong kaki sampai lutut saja.

Aji dan septi langsung membalikkan badannya dan berlari ke arah luar.
Mereka masih tidak percaya apa yang baru saja dilihatnya, apa salah mereka hingga di ganggu seperti ini.

Aji dan septi berhenti diteras depan pondok dengan nafas terputus putus.
Septi menoleh ke arah halaman depan villa, betapa kagetnya dia karena dengan jelas septi melihat sosok yang selama ini menakuti mereka.

Sosok pocong tersebut sedang berdiri persis ditengah halaman tengah.
Septi hanya dapat terdiam, sosok pocong tersebut seakan sedang memperhatikan ke arah dalam villa.

Tiba tiba muncul suara tertawa dari arah dalam pondok hingga membuat aji dan septi terkejut.
Suara tertawa tersebut seperti ketawa kuntilanak, aji dan septi terdiam.

Mereka seakan terjebak, aji yang tadinya ingin mengajak septi ke halaman depan ditahan olehnya.

"Ji kamu liat disitu" ucap septi sembaru menunjuk ke arah halaman
Aji menoleh, dia pun merasa tidak percaya dengan apa yang dilihatnya.

"Kenapa dia ada disitu sep?" Tanya aji kepada septi

"Aku juga tidak tahu ji, andra dan yuni dimana ya? Mereka kan tadi ada dihalaman depan ji" ucap septi
Mereka berdua didalam kebingungan tidak tahu harus bagaimana.

Sementara itu andra dan yuni yang sudah mendapatkan handphonennya langsung berlari menuju halaman depan namun beberapa dengan pintu keluar andra menarik tangan yuni.
Andra melihat sosok pocong tersebut sedang berdiri dan menatap ke arah mereka, entah kenapa yuni tidak menyadarinya

"Kenapa dra? Ayo cepat aku takut" tanya yuni

"I...itu yun" ucap andra sembari menunjuk ke arah halaman depan
Namun yuni tidak melihat apapun disana, sosok tersebut seperti hanya menampakkan dirinya ke orang tertentu saja.

Dengan cepat andra menarik yuni menuju kamarnya, bersembunyi dari sosok pocong tersebut.
Yuni yang masih terheran apa yang dilihat oleh andra hanya mengikuti saja, sesampainya di dalam kamar, andra langsung menutup pintu dan duduk dibatas kasurnya

"Kamu kenapa sih dra? Aku tidak lihat apa apa loh" ucap yuni

"Sumpah yun...aku lihat pocong itu didepan" balas andra
Disaat andra dan yuni berbincang, terdengar suara benda bergeser dari arah luar kamarnya, mendengar hal itu andra menyuruh yuni untuk tidak mengeluarkan suara

Dengan seksama andra menguping, mencoba menerka darimana arah suara itu.
"Dra...itu suara apa? Aku takut" bisik yuni kepada andra

Andra mencoba mengintip dari selah bawah pintu, wajahnya perlahan menempel ke lantai yang terasa dingin.
Dengan jantung yang berdetak cukup kencang, andra menunggu sesuatu yang melewati depan pintu kamarnya, hingga akhirnya sesuatu yang andra tunggu datang.

Sesosok tubuh sedang merangkak, namun andra tidak mengetahui tubuh siapa itu.
Dengan seksama andra memerhatikan tubuh itu bergeser ke arah luar villa, dari pakaian seperti bukan manusia, putih lusuh dan ada beberapa bagian sperti noda darah.

Yuni yang penasaran pun ikut merebahkan kepalanya untuk melihat.
Namun saat melihat itu, yuni tidak dapat menahan suaranya, dengan sigap andra menutup mulut yuni

"Yuuunn...ssssttttt" bisik andra kepada yuni yang terlihat mulai menangis dan bergetar
Setelah sosok itu menghilang, andra dan yuni kembali ke atas kasurnya, mereka tidak tahu harus kemana dan harus bagaimana.

Mereka seakan terbagi menjadi 2 kelompok yang sama sama terjebak.
Septi dan aji masih terpaku di teras pondok, sebenarnya harapan saat ini adalah mereka berdua yang dapat merasakan dan mempunyai sedikit keberanian.

"Sep...ayo kita pulang" ucap aji secara tiba tiba
"Gila kamu ya ji, bagaimana dengan kinan?" Tanya septi yang kesal

"Kita bisa jemput dia besok siang sep, keadaan sekarang sudah tidak memungkinkan" jawab aji yang sudah mulai lemas
Namun septi tetap saja dengan pendiriannya, dia tidak ingin meninggalkan kinan di villa ini.

Tiba tiba pintu pondok yang terbuka secara mengejutkan tertutup dengan sangat keras.
Aji dan septi yang berada disitu langsung terkejut, tidak mungkin pintu tersebut menutup oleh angin.

Septi menoleh ke arah jendela pondok yang gelap, dia merasakan ada aura negatif didekatnya, begitu juga aji.
"Ji..." ucap septi

"Iya aku tahu sep" jawab aji yang mengerti maksud septi

Aji menggunakan senternya untuk melihat ke arah dalam pondok, namun yang dia lihat membuat jantungnya kembali berdetak kencang.
Sesosok pocong sedang berdiri memperhatikan mereka berdua, kali ini sosok tersebut mempunya bola mata yang menyala berawarna merah.

Kali ini jaraknya sudah terlalu dekat, aji langsung menarik tangan septi dan berlari ke arah dalam villa.
Mereka tidak perduli dengan sosok pocong yang sedang berdiri di halaman depan.

Sesampainya didalam villa, aji berteriak memanggil nama andra dan yuni.

"Draaaa...yuuunnn..." teriak aji
Andra dan yuni yang mendengar suara aji langsung bergegas keluar kamarnya, yuni langsung memeluk tubuh septi sambil menangis.

Aji melihat jam dinding, waktu sudah menunjukkan pukul 03.45 pagi.
Tanpa bicara, aji menuju kamarnya dan mengambil kunci mobil miliknya.

Setelah dapat, aji keluar dan mengajak teman temannya untuk masuk ke dalam mobil, septi yang awalnya melarang, kali ini terlihat mengikutin saja.
Mereka berempat berlari ke arah mobil aji yang berada di ujung halaman, setelah didalam aji mencoba menyalakan mobilnya dengan keadaan panik.

Saat aji berusaha menyalakan mobil, andra yang berada disamping aji melihat ke arah villa.
Dia melihat sosok kinan berdiri ditengah pintu masuk, dia seakan memperhatikan teman temannya yang panik dan ingin pergi dari sana.

"Ji...lihat sana ji. Itu kinan!" Teriak andra

Mendengar andra bicara seperti itu, aji menoleh ke arah villa.
Andra langsung berinisiatif untuk menarik kinan dari sana, dia keluar dari mobil dan berlari ke arah pintu masuk villa.

Namun tinggal beberapa langkah ke arah pintu, tubuh kinan seperti tertarik sesuatu ke arah dalam.
Andra berhenti, dia ragu ingin melanjutkan atau tidak, namun kali ini andra tidak perduli, dia langsung berlari kembali ke arah dalam villa.

Dengan nekat dia berlari kedalam, namun sunyi, tidak ada tubuh kinan di dalam sana.
Aji berjalan perlahan, mengamati sekitar villa. Saat berada diruang tv, tiba tiba pintu depan tertutup dengan sangat keras hingga andra terkejut mendengarnya.

"BRAAAAAKKKKK"

Andra mencoba ke arah pintu namun muncul sosok pocong tersebut.
Kali ini tidak hanya satu, namun ada dua sosok pocong yang melayang di depan pintu masuk itu.

2 sosok dengan bentuk wajah yang berbeda, aroma bau kentang yang kuat disertai aroma anyir membuat andra merasa mual.
Tubuh andra terasa sangat lemas saat itu, dia terduduk dilantai.

Dia pasrah, kali ini andra tidak dapat kemanapun.

Tiba tiba ada yang keluar dari arah dalam kamar andra, itu adalah kinan.
Namun ada yang berbeda dari kinan, ada sesuatu yang berada didalam tubuhnya.

Dia seperti orang yang kesurupan, tatapannya pun kosong tanpa berkedip sedikitpun.

"Kinan..." ucap andra didalam hatinya
"Kamu lancang, kamu membuat kami marah" tiba tiba kinan berbicara

Mendengar itu andra terdiam, awalnya dia tidak paham apa maksud pembicaraan tersebut, namun terlintas didalam pikirannya tentang tali kafan yang dia bakar.
Andra langsung meminta maaf, dengan menangis dia meminta ampun karena telah membakar tali kafan tersebut.

Disamping itu, aji curiga kenapa andra tidak juga kunjung keluar dari arah dalam villa, selain itu aji melihat pintu villa tertutup secara tiba tiba.
Dia langsung berlari ke arah pintu, namun seperti terkunci dari arah dalam. Aji menggedor gedor pintu itu dan berteriak, namun andra seperti tidak mendengarnya.

Aji berlari ke arah belakang villa melewati pintu belakang.
Ternyata terkunci, aji mencari cara untuk masuk ke dalam, dia menuju gudang dan mengambil sebuah besi untuk memecahkan kaca jendela.

Namun saat pintu gudang terbuka, aji terkejut karena ada tubuh kinan yang tertidur didalam sana.
Tanpa pikir panjang aji langsung membawa tubuh kinan ke dalam mobil dengan susah payah, sambil menggendong kinan, aji mencoba memanggil manggil namanya namun tidak ada respon dari kinan.
Saat sampai dimobil, septi dan yuni yang melihat aji membawa kinan langsung membantu.

Yuni menangis, dia pun ikut coba menyadarkan kinan yang terlihat seperti pingsan.
Setelah itu aji kembali ke arah jendela kamar andra, kebetulan kamar tersebut mempunya jendelanya.

Dengan keras aji memecahkan kaca tersebut dan masuk ke dalam dengan susah payah.
Namun saat sudah didalam, aji melihat tubuh andra dalam keadaan tergeletak dilantai.

Kembali aji menggendong dengan susah payah karena tubuh andra yang cukup besar dan berat.
Syukur tidak ada gangguan saat itu, hanya aroma bau kentang yang terasa sangat kuat, aji pun merasakan kehadiran makhluk itu namun tidak menampakkan dirinya.

Setelah badan andra berhasil dibawa ke mobil, aji berlari ke arah pintu gerbang villa.
Lalu kembali ke mobil dan meninggalkan villa tersebut.

Saat berjalan menuju gerbang, aji melihat sosok pocong yang berdiri memperhatikan mereka pergi dari arah jendela pondok, aji langsung membuang pandangannya dan fokus mengendarai mobilnya.
Mereka pergi meninggalkan barang barang penting, mereka tidak perduli dengan itu semua karena untuk saat ini mereka selamat.

Dengan kecepatan tinggi aji mengendarai, dia ingin cepat sampai kerumahnya.
Dengan keadaan mengantuk aji mengendarai, mobil sudah berada di dalam jalan tol menuju kota.

Septi mewanti wanti aji untuk berhati hati karena dia tahu aji terlihat sangat lelah.
Tujuan utama aji sekarang adalah mengantar teman temannya kerumahnya dan yang pertama adalah rumah kinan.

Saat sampai kerumahnya pun dia masih belum sadarkan diri, begitu juga dengan andra.
Awalnya aji ragu, namun dia tidak punya pilihan lain. Dia tidak tahu harus kemana selain diantar kerumahnya, resiko pasti ada namun dia siap menanggungnya.

Sesampainya dirumah kinan, isak tangis menyambut.
Ibunya kinan menangis melihat anaknya kembali dalam keadaan tidak sadarkan diri seperti itu, aji menjelaskan apa yang terjadi secara jelas dan perlahan, untung saja ibu kinan mengerti.

Aji dan yang lain pamit, mengantar andra kerumahnya.
Sama halnya dengan kinan, orang tua andra juga menyambut anaknya dengan isak tangis, ayahnya andra yang mempunyai kelebihan dalam indra penglihatan sepertinya sudah paham apa yang terjadi oleh anaknya.
"Bapak tau apa yang terjadi dengan andra, bapak tidak akan menyalahkan kalian semua" ucap bapak andra kepada aji, septi dan yuni

Setelah dirasa cukup, aji, septi dan yuni berpamitan, sekarang mengantar mereka berdua.
"Kita harus bagaimana ji? Aku merasa tidak enak dengan ibunya kinan, apalagi ayahnya sudah tidak ada" tanya septi ke aji dengan raut wajah yang sedih

"Nanti kita pikirkan ya sep, sekarang kita istirahat dulu" jawab aji sambil mengendarai mobilnya
Septi dan yuni saat ini sudah berada dirumahnya masing masing, begitupun dengan aji.

Selama 3 hari ini tidak komunikasi antar mereka, seakan semuanya syok dengan kejadian saat itu.
Aji ingin sekali rasanya menjenguk kinan dan mencari tahu keadaannya namun keberaniannya untuk menghadapi ibu kinan adalah hal yang sangat sulit, niat tersebut selalu urung begitu saja.
Hingga akhirnya hari ke 4, sebuah panggilan diterima ibu aji, panggilan itu untuk aji yang berasal dari keluarga kinan

"Assalamualaikum, aji..." terdengar suara yang tidak asing

"Waalaikumsalam ibu" jawab aji

Ibu kinan ternyata yang menelponnya.
Aji diminta untuk datang kerumah kinan dikarenakan dia sudah tersadar 2 hari yang lalu, dengan tergesa gesa aji bersiap siap untuk menuju kesana.

Namun tak lupa aji mengajak septi dan yuni juga.
Mereka bertiga saat ini sudah berada dirumah kinan, hal yang lebih mengejutkan adalah disana pun ternyata ada andra juga, namun kondisi mereka berdua sangat mengerikan.

Tatapan kosong, seakan tidak ada jiwa didalam tubuhnya.
Seorang lelaki yang berumur sekitar 45 tahunan berada di sisi mereka, aji, yuni dan septi tidak mengenalnya namun dari cara berpakaiannya seperti orang yang mengerti akan hal hal ghaib.

"Aji, septi, yuni" ucap lelaki itu
"Iya pak..." jawab aji yang kebingungan bagaimana lelaki itu mengetahui namanya

"Saya sofyan, disini saya akan jelaskan apa yang sebenarnya terjadi dengan teman kita kinan dan andra" ucap bapak sofyan
Aji,septi dan yuni semakin penasaran mendengarnya, mereka pun ingin tahu ada apa dengan temannya hingga menjadi seperti itu.

Bapak sofyan menjelaskan kalau dia sudah tahu apa yang terjadi di villa sana dan apa penyebabnya.
Namun bapak sofyan tidak ingin memberi tahu siapa yang menjadi biang keladi atas kejadian itu semua, beliau tidak ingin nantinya semua pihak saling menyalahkan.

Sebuah keputusan yang benar diambil oleh bapak sofyan.
"Kita semua harus kesana" ucap bapak sofyan

Aji, septi dan yuni terkejut mendengarnya, mereka masih dalam keadaan syok dan sekarang harus kembali ke villa itu.
"Apakah yuni dan septi tidak apa apa kalu tidak ikut kesana pak? Biar saya saja yang mewakili mereka" tanya aji

"Oh tidak apa apa...yang penting ada satu orang sebagai pendamping saya nanti disana" jawab bapak sofyan
Setelah bersepakat, keluarga kinan dan keluarga andra beserta aji berangkat kembali ke villa tersebut.

Sebuah kebenaran sebentar lagi akan terungkap, aji sangat penasaran akan hal itu.
Perjalanan kembali ke villa itu sepertinya tidak berjalan dengan mulus, beberapa kali ban mobil aji dan keluarga andra meletus secara tiba tiba hingga hampir membuat kecelakaan.

"Ada yang tidak ingin kita kesana" ucap bapak sofyan
Bapak sofyan menyarankan semuanya untuk tabah dan beristighfar, semoga perjalanan mereka aman dan sampai tujuan.

Perjalanan yang seharusnya menempuh 2 jam menjadi 4 jam lebih karena kejadian ban meletus tersebut.
Akhirnya sampailah mereka didepan villa, mobil aji menjadi yang pertama masuk ke arah halaman.

Pintu gerbang masih terbuka dan anehnya aji merasa villa tersebut kembali seperti semula.
Sampah dan daun yang berserakan mengotori halaman, aji melihat kebun kecil dihalaman juga mengalami hal yang sama, tidak terurus kembali, benar benar seperti pertama kali mereka datang.

Namun aji diam saja, tak ada satu kata pun yang keluar dari mulutnya.
Mobil dipakirkan dihalaman depan bersamaan dengan mobil keluarga kinan dan andra.

Aji dan bapak sofyan melangkah ke arah villa, posisi villa dalam keadaan pintu tertutup. Padahal saat meninggalkan villa tersebut dalam keadaan terbuka.
Aji menoleh kekanan, terlihat mobil andra masih berada ditempatnya.

"Sebentar, biar saya duluan ya" ucap bapak sofyan menghentikan langkah aji

Dia terlihat melakukan gerakan gerakan yang aji tidak tahu, entah apa yang dilakukan oleh bapak sofyan.
Setelah itu bapak sofyan mengajak aji untuk masuk ke dalam, saat pintu dibuka aji kembali terkejut karena dalam villa tersebut benar benar kembali dalam keadaan kotor kembali.

Ini hal yang sangat tidak mungkin, sangat tidak mungkin.
Bapak sofyan meminta aji untuk membawa tubuh kinan dan andra ke dalam villa, namun orang tuanya dilarang untuk ikut.

Menurutnya, yang disini harus yang bersangkutan dengan kejadian disini, beliau tidak ingin yang lain menjadi korban juga.
Setelah semuanya sudah berada di tengah ruang villa, bapak sofyan menutup pintu rapat rapat.

"Aji, tolong kamu jaga tubuh kinan dan andra ya" pinta bapak sofyan

"Baik pak" jawab aji
Bapak sofyan duduk didepan mereka bertiga, tiba tiba aji merasakan kehadiran mereka.

Aji merasakan banyak sekali yang datang, aura mistis sangat kental dan kuat hingga membuat aji merinding hebat, jantungnya pun langsung berdetak sangat cepat.
Dia melihat bapak sofyan melakuak gerakan gerakan, sepertinya beliau sudah memulainya.

Sesaat keadaan hening, tidak ada suara apapun di dalam ruangan itu. Aji pun terdiam, dia mulai merasakan ketakutan yang luar biasa.
Tiba tiba...

"Hhhhhhmmmmmmmmmmmm" sebuah gumam yang seram entah darimana asalnya terdengar diruangan tersebut

Aji terdiam, dia menutup matanya karena tidak ingin melihat sesuatu.
"Tolong jelaskan, kenapa kalian mengambil sukma anak anak ini!" Teriak bapak sofyan secara tiba tiba

Namun sepertinya makhluk tersebut menjawabnya secara batin, hingga aji tidak mengetahui percakapan mereka secara jelas.
"Kembalikan atau saya bakar kalian semua!" Bapak sofyan kembali teriak

Aji bingung, apa yang harus dia lakukan sekarang.

Tiba tiba dia melihat bapak sofyan bangkit dan mengambil posisi kuda kuda.
Aji membuka matanya, ternyata dua sosok makhluk pocong tersebut berada didepan bapak sofyan.

Secara jelas aji melihat sosok itu melayang diatas lantai dan tinggi sekali hingga hampir mengenai atap rumah.
Dia tidak dapat apa apa, aji terdiam, melihat sosok menakutkan tersebut. Wajahnya yang hancur dengan mata yang menyala merah seakan marah dengan kehadiran bapak sofyan.

Karena tidak kuat, aji menutup wajahnya dengan kedua lututnya.
Tiba tiba terdengar suara ledakan disertai cahaya terang, namun tidak membekas apapun didalam ruangan itu.

Aji membuka matanya, dia tidak melihat sosok pocong tersebut namun bapak sofyan terlihat mengeluarkan darah dari hidungnya.
"Bapak tidak apa apa?" Tanya aji yang khawatir

"Tidak apa apa, sekarang kamu pegang tubuh temanmu ya, saya ingin menarik sukma mereka dari alam sana" ucap bapak sofyan

"Baik pak" jawab aji
Bapak sofyan kembali melakuak gerakan dan diam, aji melihat ekspresi wajahnya sangat serius.

Darahnya mengalir melewati dagunya dan menetes ke baju koko yang bapak sofyan pakai.
Tiba tiba tubuh kinan dan andra seperti terhentak, aji pun langsung memegangnya dengan kuat. Tubuh kinan dan andra seakan ingin terjatuh, mereka berdua secara tiba tiba tidak sadarkan diri.
"Sudah, kamu letakkan saja tubuhnya dan panggil kedua orang tuanya ya" perintah bapak sofyan

"Baik pak" jawab aji

Dia langsung bangkit dan memanggil orang tua kinan serta orang tua andra.
"Anak kalian sukmanya sudah kembali namun membutuhkan waktu untuk kembali sadar, silahkan bawa mereka ke mobil" ucap bapak sofyan

Mendengar hal itu, kedua orang tuanya langsung menggendong kinan dan andra ke mobil.
Sementara aji sibuk mengambil semua barang teman temannya di kamar masing masing, baju sampai handphonenya.

Aji memastikan tidak ada yang tertinggal satu pun di villa tersebut.
Setelah yakin tidak ada yang tertinggal, aji menghampiri keluarga kinan dan andra serta bapak sofyan yang sudah menunggunya di halaman depan.

Tak lupa mobil andra dibawa oleh ayahnya kembali.
Aji mengunci pintu depan villa, dia masih tidak percaya dengan apa yang telah terjadi disini.

Mereka yang berniat untuk berlibur harus merasakan hal hal yang mengerikan.
Tak lupa aji mengabari pamannya, dia baru menemukan keberanian untuk bercerita karena sebelumnya masih merasakan ketakutan.

Bapak sofyan sudah bicara kalau villa tersebut sudah bersih, namun tetap saja karena kejadian itu mereka berpikir dua kali untuk kembali.
Semua sudah kembali kerumahnya masing masing, butuh waktu satu minggu untuk membuat kinan dan andra kesadarannya pulih.

Bapak sofyan berpesan untuk kembali berkumpul setelah keadaan membaik.
"Dra...sudah sehat?" Tanya aji via telephone genggamnya

"Sudah ji, tapi badanku masih pada sakit semuanya" jawab andra

"Besok kita semua kumpul ya di cafe dekat rumah kinan" ucap aji

"Oh oke ji, berkabar saja ya" balas andra sembari menutup telephonenya
Tidak lupa aji mengabari kinan, septi dan yuni juga.

Aji semakin penasaran dengan kebenaran besok, sebenarnya aji sudah punya feeling apa penyebab kejadian tersebut namun dia tidak yakin saat itu.
Terik matahari di ibukota sama dengan terik yang berada di wilayah villa, bedanya hawa yang panas mereka semua rasakan saat ini.

Aji tergesa gesa bangun dari tidurnya, seperti biasa dia telat dalam hal berjanji.
Sesampainya di cafe tersebut, semua teman temannya sudah berkumpul begitu juga dengan bapak sofyan.

"Seperti biasa, siapa yang mengajak dia juga yang paling telat" ucap andra yang terlihat kesal melihat aji baru datang
Semuanya langsung tertawa mendengar kata kata andra, aji langsung duduk disamping bapak sofyan.

"Baiklah, kita mulai ya" ucap bapak sofyan
Semuanya langsung terlihat serius, ternyata tidak hanya aji yang penasaran, yang lain juga.

Mereka ingin tahu apa penyebabnya fari semua ini.
Andra terlihat gelisah saat itu, dia seperti yakin bahwa dirinya lah yang menjadi penyebab kejadian tersebut.

"Sebelumnya saya bicara apakah ada ingin memberitahu sesuatu?" Ucap bapak sofyan

Semua terlihat diam dan saling bertatap muka.
"Aku pak" tiba tiba andra bicara

Semuanya pun langsung menoleh ke arah andra, mereka penasaran apa yang ingin dibicarakan olehnya

"Aku ngerasa bersalah dengan kejadian kemarin" ucap andra dengan raut wajah yang sedih
"Maksud kamu dra?" Tanya yuni yang penasaran

"Aku yang jadi penyebab kita mengalami kejadian mengerikan itu yun, aku menemukan tali kafan dikebun kecil dekat halaman depan" jelas andra

"Lalu apa yang kamu lakuin dengan tali itu?" Tanya septi
"Aku membakarnya, aku tidak tahu kenapa melakukan hal itu. Dalam pikiranku terlintas ingin membakarnya sep" ucap andra sembari meneteskan air matanya

"Yasudah, kan sudah terjadi tidak perlu disesali, yang penting sekarang kalian sudah kembali berkumpul" potong bapak sofyan
"Aku minta maaf sama kalian, aku merasa bersalah" ucap andra sembari menangis

Yuni yang melihat andra menangis juga ikut bersedih, tak terasa air matanya menetes.
"Kinan, aku minta maaf karena aku, kamu jadi korbannya" ucap andra

Namun kinan terlihat diam saja, dia seperti tidak percaya ternyata penyebabnya adalah temannya sendiri.

Kinan bangkit dan meninggalkan cafe tersebut dengan motornya.
Tidak ada yang menahan kinan, begitu juga dengan bapak sofyan membiarkannya pergi.

"Sudah biarkan saja dulu, mungkin teman kalian masih butuh waktu untuk menenangkan pikirannya" ucap bapak sofyan

Semuanya pun mengangguk mendengar perkataan bapak sofyan.
Beliau juga menjelaskan apa yang terjadi dengan andra dan kinan, sukma mereka dibawa ke alam pocong tersebut sebagai balasan atas perlakuan andra yang membakar tali kafannya.

Mereka tidak terima karena itu rumahnya.
Bapak sofyan juga menjelaskan mengapa tali kafan tersebut berada di kebun kecil itu, menurutnya ada seseorang yang sengaja menaruh disitu dengan niatan jahat.

Namun bapak sofyan tidak menjelaskan apa niat tersebut.
Mendengar semua penjelasan bapak sofyan, semuanya merasa lega. Mereka tidak lagi merasa takut akan kehadiran sosok pocong tersebut dirumahnya, karena mereka berpikir kalau sosok pocong tersebut akan mengikuti mereka terus.
"Pak bau kentang itu darimana ya?" Tanya yuni yang penasaran

"Itu dari sosok pocong itu, baunya memang seperti kentang dan bau anyir seperti darah. Karena mereka terlalu lama disana, bau tersebut seperti sudah menyatu dengan aura di villa tersebut" jelas bapak sofyan
Setelah yakin tidak ada yang ingin ditanyakan, bapak sofyan pamit dan meninggalkan mereka semua di cafe tersebut.

Kisah yang banyak kita ambil pelajarannya, bagaimana cara kita bersikap dan mengambil keputusan sangat dibutuhkan ditempat yang asing.
Sekian dari thread ini, semoga kalian dapat mengambil pelajarannya.

Mohon maaf apabila ada kesalahan dalam penulisan dan kesalahan dalam penamaan.
Ingat tetap sopan dan jaga diri kita baik baik, didunia ini bukan hanya dunia kita saja namun ada dunia lain yang memiliki kehidupan.

Sekian dan terima kasih banyak 🙏
You can follow @ryannuurfajry.
Tip: mention @twtextapp on a Twitter thread with the keyword “unroll” to get a link to it.

Latest Threads Unrolled: