Aku Penderita Skizofrenia.

—A THREAD
Halo, selamat pagi/siang/malam bagi para pembaca thread ini.
Karena warga Twitter adalah warga yang sopan dan menjunjung tinggi nilai luhur, jadi disini menggunakan kata Aku Kamu saja yaa.
Mohon simak sampe selesai ya, jangan dipotong. Huhu..
Karena aku masih belajar bikin thread, dan maafkan jika banyak kata yang salah maupun cerita yang kurang berurutan.
Lanjut ke pembahasan utama, Skizofrenia.
Skizofrenia apaan sih? Bisa kalian baca dibawah ini.
Awal mula terdiagnosa Skizofrenia itu sekitar 2 tahun lalu.
Awal mulanya jadi aku abis main ke pantai sawarna, dan memutuskan pulang melewati pesisir banten dan ketika masuk daerah Jasinga (perbatasan Bogor-Rangkasbitung) karena emang gelap aku ga sengaja Pipis di daerah makam.
(kejadian diatas diceritain temenku setelah rehabilitasi)
Bulan demi bulan berlalu (sekitar 3bulan), disinilah terjadi hal yang tidak mengenakkan.
Aku nyinden dirumah, melukai umiku, mecahin piring, alat dapur dsb bahkan hingga PBD (Percobaan Bunuh diri).
Warga daerah rumahku percaya, bahwa aku ketempelan. Jadi skip aja ya cerita ini karena aku totally ga inget sama sekali.
Fyi, kejadian diatas full diceritakan oleh umiku+kerabatku setelah rehabilitasi.
Akhirnya 1 hari sebelum bulan puasa tahun 2016 ini pikiranku bener-bener liar, sangat liar
Pokoknya pikiranku itu menganggap semua orang terdekatku ini ingin menghukumku! Entah kenapa ya, toh akupun gaada salah sama mereka.
Selalu minta maaf sana sini.
Ngajak salaman orang gak dikenal sekalipun.
Akhirnya karena keluarga masih berpegang teguh omongan orang terdekat bahwa aku ini ketempelan, dibawalah aku ke RSUD kota yang sekarang aku tinggali.
Pas dibawa ke RSUD, pihak sana langsung menolak dengan alasan tak bisa menerima pasien dengan diagnosa seperti ini.
Lantas pihak RSUD menyuruh rombongan yang bawa aku kesana untuk segera ke sebuah RSJ/RSKD di bilangan Jakarta Timur (IYKWIM)
Diantarlah aku kesana, langsung ke ruang UGD.
Di ruang UGD, aku di ikat semua tangan dan kaki di tempat tidur RS. Tau kan?
Dan juga di Test Urine, lho kenapa? Jadi BPJS gaakan ngecover penderita yang terbukti memakai narkoba (cmiiw).
*difoto sama omku, dan baru dikasih tau ketika selesai rehab (rehabnya beda tempat, bukan di RS ini)
Nunggu beberapa jam hingga hasil lab turun dengan posisi tangan dan kaki terikat.
Skip, dari ruang UGD ke ruang perawatan ini cukup jauh gaess. Menggunakan angkutan elf milik pihak RS tsb.
Sebelum ada yang reply "inikan aib, gaboleh disebarin!"
Lho, kalo dipendem di hati terus yang ada ceritanya basi.
Lagipula aku sekalian latihan merangkai kata, siapa tau bisa menginspirasi orang lain #KeepPositive
Ntar ya dilanjut lagi...
Lanjut yaaa...

Sampailah di ruang perawatan, namanya Durian.
Pikiranku pada saat ini bener-bener kacau, takut dibuang sama keluarga, diasingkan ke tempat kaya gini, dan jadi penghuni RS itu selamanyaaaaa..
Disinilah awal pertemuanku dengan (sebut saja) Pak A, pak A ini baik bgt gaess. Beliau yang nenangin aku bahwa di RS ini pasti bisa pulang. Karena beliau menjalani perawatan sudah yang kedua kalinya.
Entah hari keberapa itu aku lupa, aku bener-bener pengen pulang. Kangen sama umi, ayah dll. Hingga mukul-mukul kaca.
Disinilah bapa satpam mukul kepalaku dengan tongkatnya hingga berbekas sampe saat ini. (masih ada pitaknya :"" )
Entah berapa hari aku ga sadar karena pemukulan saat itu, yang aku inget nasi kotak buat makan aku sampe basi.
Di Ruang ini ada seorang 'preman', makanan dari umiku dimakan habis sama dia. Ga tersisa sedikitpun.
Seminggu kemudian, dipindahlah aku ke ruang lain. Dukuh namanya.
Berada 1 lantai diatas ruang Durian tsb
Selama di ruang ini ya Just So So, Nothing special.
Fyi, selama berada di kedua ruang ini sanak saudara dilarang menjenguk dikarenakan kondisi pasien jika berada di ruang ini bisa dikatakan belum stabil.
Tibalah ruangan yang paling ditunggu karena bisa ketemu keluarga, Belimbing namanya.
Disini lebih besar ruangannya, bisa nampung 30 pasien dan tentunya lebih mewah.
Disini pula aku dipertemukan dengan pasien lain dengan segala macam karakter. (terlalu aib untuk diceritakan)
3 hari kemudian keluargaku jenguk, uhhh bahagianya... Bisa ngerasain masakan umi lagi
Dan diruang ini pula kondisiku makin ga stabil, kenapa? Ya itu, halusinasiku berkata kalo bakal terperangkap disini selamanya ~
Aku sering berontak, bener-bener berontak gedor-gedor pintu RS. Setelah semakin lama berontak aku disuntik apa gitu gatau namanya, asli langsung lemes dan tidur. Hari berikutnya pun sama seperti itu.
Aku dimasukin di ruangan 3x3 lengkap seperti sel tahanan, dan para perawat banyak bgt yang masukin aku kesitu saking berontaknya aku.
Oh tuhan, ingatan ini bisa dihapus gak sih?
Terkadang malu sama diri sendiri, kok pernah sedemikian itu 😭
Oh ya, nama obatku di RS Ini ada 4 jenis.
1. Excimer
2. Resperidon
3. Klozapin
4. Depram (agak lupa yang terakhir ini)
Hmm sepi yaa, lanjut ga?
Nah lanjuttt...

Hari demi hari berganti di ruangan itu,
Nah jadi di ruangan ini ada yang namanya TAK (Terapi Aktivitas Kelompok).
Jadi kaya semacam buat grup gitu, nanti nyanyi, memperkenalkan diri, dsb.
Nah soal mandi, karena diruangan ini laki-laki semua. Jadinya gak ada malu ataupun khawatir lawan jenis ngeliat.
Kamar mandinya gaada pintunya, hanya disekat aja.
Setiap pagi berbaris ngambil peralatan mandi
Begitu pula pakaiannya, selalu berbaris. Jadi ya siapa cepat dia dapat.
Makan, begitu pula makan.
Jadi aku berbaris kaya senam, merentangkan tangan. Hingga berjarak satu tangan.
Trus nanti ada yang mimpin doa, aku pernah beberapa kali ngajuin diri buat mimpin doa. He He
Makannya 2/3x (lupa gais) sehari lauknya siang malem sama.
Nah, usut punya usut. Ternyata aku seharusnya di rawat di ruang Bengkuang atau setara VIP karena BPJS dari kantor ayahku itu kelas 1 (bukan sombong)
Tapi dikarenakan terbatas, jadi hanya bisa nunggu.
Dan ketika harinya tiba, aku dipindah ke ruang Bengkuang ini.
BOOM, 180° perbedaannya.
Ada ruang Gym, LED TV, Keyboard (organ tunggal) , Karambol bahkan kartu remi.
Kamar mandinya pun bagus bangettt, closet duduknya bersih pake banget.
Makannya? Yang biasa pake nasi box ber---
---ganti jadi kaya di hotel gitu. Ada pula dokter gizinya disini.
Nah diruang ini aku ketemu lagi sama Pak A, sempet kaget dong. Kok beliau bisa langsung loncat dari ruangan dukuh ke bengkuang.
Jadi karena beliau emosionalnya stabil dan bagus. Juga karena kuotanya cukup
Aku dapet kenalan baru lagi disini, (kenalan mah banyak dari ruangan sebelumnya, tapi ini yang paling deket gitu)
Sebut aja Bray, dia ini seumuran. Dan tinggal di kota yang sama.
Rumahnya pun gak jauh beda sama aku, beda kecamatan doang. Dunia sempit sekali yaa..
Aku tanya kenapa dia bisa masuk sini, katanya karena putus sama pacarnya.
Sampe dia udah PBD juga (sebelum aku ke RS, aku ada usaha PBD)
Tangannya, tepatnya di daerah nadi tersayat benda tumpul yang digesekkin berulang. Untungnya nadinya masih terselamatkan.
Apa PBD-ku? Menggigit lengan hinggal cowel dan bekasnya masih ada samoe sekarang.
Aku juga ngelakuin ini gatau sebabnya apa, dan baru sadar ketika di rs.
Lho kok di lenganku ada luka gigitan yang dalem banget, dan akhirnya mulai rutin dibersihin pake alkohol.
Aku sama psikiaterku punya perjanjian biar bisa pulang di tengat waktu yang disepakati. Ada 10 macam.
Salah satunya yang paling kuingat adalah, kalo ngomong keinginan cukup sekali dan gaboleh diulang-ulang.
Ditandatangin aku, dokter, dan perawat yang bertugas hehe
Aku bikin perjanjian itu mungkin karena dokternya risih ditanyain terus "dok, aku kapan pulang?". Setiap ketemu beliau, aku pasti nanyain hal yang sama.
Ditambah pula, umiku ga jengukin aku. Makin sering nangis pula disana...
Aku di RS ini full bulan puasa, dan aku ga puasa hehe.
Karena minum obat selalu pagi dan sore, dimana waktu sebelum berbuka.
Didalam perjanjianku sama dokter Psikiatri, tertulis boleh pulang pas malem takbiran.
Yaudah dong, aku seneng banget pokoknya.
Pas diruangan terakhir ini, umi sebenernya jenguk aku. Namun ditolak dan disuruh pulang lagi sama pihak RS karena kondisiku yang belum stabil (katanya). Padahal ya emang sering nangis karena kangen banget sama umi.
Ga disangka, 5 hari sebelum lebaran unu dateng sama adiknya (om ku).
Dan mengajukan 'Pulang Paksa', dimana memulangkan pasien sebelum tanggal yang ditentukan.
Pecah tangisku, asli ga berenti nangis karna ketemu umi. Senenggggg ya Allah pokoknya mah...
Sampailah dirumah, aku kembali seperti aku sebelum masuk ke RS. Lengkap dengan halusinasi liarku yang kemana-mana.
Umi sama ayah makin kebingungan kan, ko gaada perubahan dari RS (kata beliau berbisik)
Ini om ku, yang nganter sampe RS.
Btw, ini di Ruang UGD. Nanti kucari lagi foto lainnya, semoga masib ada...
Akhirnya aku pulkam kan h-4 lebaran.
Masih sama, sering berontak dan halusinasiku sumpah kacau parah.
Paranoid akan semua orang.
Sebelum sampe rumah nenekku, aku mampir ke sebuah klinik rehabilitasi gangguan kejiwaan di daerah jaktim. Gak jauh dari RS aku itu.
Karena udah mau lebaran, jadinya tempat rehab itu ga nerima pasien lagi.
Yaudah tuh, mau gak mau aku mulai di rehab h+10 lebaran
Skip, tibalah h+10 lebaran.
Sampe di rumah rehab.
Bentuknya tuh kaya kosan, trus disetiap pintu kamarnya ada jeruji besi.
Fix aku mumet, takut campur aduk segalanya.
Pikiranku balik lagi seperti yang di RS, takut disitu selamanya.
Sampe pas hari kedua, tepatnya di sore hari aku melakukan PBD lagi.
Pengen loncat dari lantai 2 tempat rehab itu.
Nah para terapis-nya langsung pada nyiapin kasur dibawahnya.
Trus megangin badanku dari belakang pager pembatas.
Untungnya mereka berhasil gagalin.
Entahlah kalo sampe aku memutuskan beneran loncat.
Jadi halusinasiku saat itu adalah cara lain untuk kabur dari tempat itu ya kabur pula dari dunia (mati)
Susah sih ngedeskripsiinnya, ya kalo dari kalian ada yang pengidap skizo juga pasti paham rasanya. (jangan sampe skizo, pikiranmu terbebani nantinya)
Metode di tempat rehab ini beda dari RS, mereka mengedepankan pengobatan syariah+herbal.
Seperti bekam, ruqyah, mentoring, akupunktur, hypnotheraphy.
Pun obatnya herbal, bukan kayak di RS.
Memang 5 hari pertama aku pake obat yang sama persis kayak di RS.
Tujuannya ngilangin ---
--- ketergantungan.
Soalnya obatku ada yang bikin efek ketergantungan. Jadinya mereka pun paham hal itu.
Alhamdulillah, 1 bulan rawat inap di tempat rehab itu.
Aku mulai bisa menjauhi halusinasiku.
Kalo lagi halusinasi, cara terbaiknya yaudah diemin aja. Gausah diikuti.
Kalo paranoid, tinggal istighfar.
Harusnya aku rawat jalan obat 6 bulan.
Karena sekali tebus obat harganya mahal bgt (bisa 2jtan), ya aku cuma rawat jalan sekitar 2-3 bulan.
Trus sampe sekarang masih ada ga halusinasi itu? ADA BANGET!
Kalo lagi bengong ya pikiran pasti kemana-mana, paranoid sama temen sendiri. Takut dimusuhin atau sebagainya.
Padahal mereka ga ngelakuin itu, hanya imajinasi otakku aja.
Oiya lupa ngasih penutup.
Terima kasih ya warga Twitter yang udah mau simak sampai abis.
Semoga ada pelajaran yang bisa dipetik (walaupun kayaknya gaada 😊)
Sekali lagi terima kasih yaa..
Ini gaada yang mau mutualan?
You can follow @terserahnetizen.
Tip: mention @twtextapp on a Twitter thread with the keyword “unroll” to get a link to it.

Latest Threads Unrolled: