Jodoh tidak dicari, tetapi "dibuat".
Sebuah utas pendapat. Jangan repot-repot membaca, jika kau merasa menikah tak cocok untukmu. Setiap orang punya jalan berbeda menuju bahagia.
Sebuah utas pendapat. Jangan repot-repot membaca, jika kau merasa menikah tak cocok untukmu. Setiap orang punya jalan berbeda menuju bahagia.
Jodoh sama seperti cinta & kebahagiaan. Mereka tidak dicari dan ditemukan, tetapi dibuat, dibangun, dikelola, ditumbuhkembangkan, atau setidaknya dipertahankan.
Jangan berpikir akan ada cinta, kebahagiaan, atau jodoh, yg begitu ditemukan maka ia akan sempurna untuk selamanya.
Jangan berpikir akan ada cinta, kebahagiaan, atau jodoh, yg begitu ditemukan maka ia akan sempurna untuk selamanya.
Tak ada yang namanya jodoh hingga kau mau belajar menerima kekurangannya.
Tak ada cinta sampai kausadar bahwa yang bisa diberikan seseorang adalah apa yang dia punya, bukan apa yang kaumau.
Tak ada bahagia begitu kau ingin lebih bahagia lagi.
Tak ada cinta sampai kausadar bahwa yang bisa diberikan seseorang adalah apa yang dia punya, bukan apa yang kaumau.
Tak ada bahagia begitu kau ingin lebih bahagia lagi.
Ada yg bilang, jodoh yg baik itu yg punya banyak kesamaan. Benar, karena kalian akan mudah membangun hubungan, bisa melakukan banyak hal bersama-sama.
Ada juga yg berpendapat, jodoh yang baik itu justru yang banyak perbedaan. Benar juga, karena kalian akan saling melengkapi.
Ada juga yg berpendapat, jodoh yang baik itu justru yang banyak perbedaan. Benar juga, karena kalian akan saling melengkapi.
Artinya, semua tipe akan cocok jadi jodoh jika kau mau mencocok-cocokkan. Sebaliknya, semua akan bermasalah jika kau terus mencari celah.
Perempuan itu seperti gading: tak ada yang tak retak. Namun, celah retakannya itu nanti yang paling kaucari. Pun pria, tak ada yang tidak terbengkalai. Karena itu kami punya payudara yang tak terpakai, sesuatu yang serbatanggung, entah ekor, entah belalai.
Yang sebelum menikah telah lama saling mengenal, ada juga yang terjungkal.
Yang menikah setelah perkenalan singkat, ada juga yang sampai berkarat
Yang menikah setelah perkenalan singkat, ada juga yang sampai berkarat
Ini bukan hendak menganjurkanmu mengawini kucing dalam karung. Soal perkawinan, kucing sangat menyebalkan. Berisik, anjir! Ini sekadar mengajakmu mengubah cara berpikir. Tak ada jodohmu di seberang sana yang menunggumu menemukannya.
Jodoh itu harus kau “buat” dan “bangun” dari awal. Orangya bisa siapa saja. Agar calon jodohmu lebih banyak, caranya simpel saja: permudah syaratnya. Tak ada yang mempersulit jodohmu kecuali dirimu sendiri.
Sama persis jika kau sulit berbahagia, permudah syaratmu untuk merasa bahagia. Tidak ada yang menjauhkanmu dari kebahagiaan, kecuali dirimu sendiri.
Pernikahan adalah proses belajar yang tak pernah selesai, bahkan setelah kau cerai :)) Tidak hanya pasangan, kau juga tidak bisa menentukan bagaimana kelak karakter dan sifat anak-anakmu kelak, sekeras apa pun kau berusaha mencoba “membentuk” mereka.
Malah, semakin keras kau berupaya membentuknya menjadi X, semakin besar kemungkinannya dia akan "memberontak" karena ingin menjadi Y.
Menikah adalah kerja tim. Fondasinya kompromi. Nyawa kompromi adalah komunikasi. Pintu komunikasi adalah penghormatan. Bibit penghormatan adalah kepercayaan. Dengan itu semua, jangankan manusia—bagaimana pun sifat dan karakternya—hewan buas pun bisa kau ajak bekerja sama.
Udah. Ikan kakap ikan gabus. Banyak cakap, tak bagus.
Oke. Sekarang putuskan saja siapa yang akan kaubuat menjadi jodohmu. Biar pesta kita.
Oke. Sekarang putuskan saja siapa yang akan kaubuat menjadi jodohmu. Biar pesta kita.